OJOL: Membantu Atau Arogan ?

Woops. Sudah lama nggak nulis di sini. Kesibukan kampus memaksa waktu buat memenuhi kebutuhan kampus terus. Yah langsung ke intinya aja, kayak apa yang ada di judul post gue kali ini. Ini bukan fanfict, cuma keluh kesah yang di mana keseharian gue sebagai biker. Jadi gini, beberapa hari ini gue ngerasain kejadian kurang enak sama ojol, dan kejadian ini nggak cuman sekali dua kali sampai akhirnya gue memutuskan buat nulis di sini karena gue udah gerah banget sama kelakuan mereka (dibaca: ojol). Ya, mereka juga ngebantu. Sangat ngebantu. Gue 80% belanja online lebih milih diantar sama ojol ketimbang kurir biasa karena berbagai alasan, contohnya: cepat, lebih aman, lebih jelas tracking nya, dll. Tapi di satu sisi keresahan gue sebagai seorang biker ada juga, yaitu ojol yang arogan. Contohnya? Banyak. Diantaranya:
- Nelpon di tengah jalan (biasanya diselipin di dalam helm)
- Kalau ketemu temen di tengah jalan suka ngobrol seenaknya
- Rata-rata pengendara ga dilengkapi sama surat-surat (berdasarkan pengalaman)
- Arogan merasa punya banyak bekingan

Nah point yang terakhir ini yang bikin gue gondok sebagai biker. Udah sering banget gue hampir ribut sama ojol, salah satunya ngelawan arus, ketika gue tegur baik-baik malah galakan dia, ngomel-ngomel, teriak-teriak biar semua temen ojolnya liat. Kejadian ini sering banget gue alami di Cipulir, ya nggak cuman ojol sih motor biasa pun juga banyak yang ngelawan arus di sana. Yang kedua nerobos lampu merah, ini kejadian gue alami barusan banget pas gue pulang dari kampus. Jadi ini lokasi kejadian ada di lampu merah perempatan Panglima Polim, di situ posisi gue udah lampu hijau dan udah banyak kendaraan yang jalan, pas giliran gue jalan ada ojol nerobos, sontak gue geber dengan maksud mengingatkan, dan kalian tau apa yang ojol itu lakukan? Dia malah makin ngegas sambil melotot ngeliatin gue, gue yang sempat kesal berhenti sebentar buat bermaksud muter balik dan ngejar itu ojol, cuman karena gue mikir "Dia arogan, bekingan temen ojolnya banyak. Biarpun gue yang posisi benar tetep aja gue kalah jumlah" dan akhirnya gue putuskan untuk lanjut jalan. Gue paham keadaan orang di jalanan itu beda-beda, mungkin tarikannya seret, mungkin dicancel terus, mungkin diomel-omelin cust suruh buru-buru, mungkin juga di rumah lagi ada masalah. Gue paham, dan emangnya gue ga ada masalah juga? Kalau memang lagi ada masalah selesaikan, bukan lari. Kalau lo lari dari masalah lihat siapa yang jadi korban? Banyak pihak. Tolonglah untuk para PT-PT ojol di luar sana (gue ga mau nyebutin salah satu pihak, intinya ini untuk semua) saring lagi kalau mau cari driver, jangan asal bisa ngegas terus lo terima jadi driver. Kalau begitu mah bocah-bocah piyik juga bisa jadi driver ojol. Dan gue juga percaya kok di luar sana masih banyak ojol yang baik, sopan, nggak arogan di jalan. arena gue juga sering nemuin. Contohnya ketika gue lagi mau nyebrang dan ga ada satu orangpun yang kasih gue jalan abang ojol lah yang bantu nyebrangin, dan gue pernah ketemu ojol yang mungut sampah dari mobil di jalanan, bahkan di kampus gue waktu itu ada satu ojol masuk kampus mungkin habis nganter barang, itu dia bantu ngasih makan kucing-kucing stray di kampus gue, dia bawa whiskas cair 1 kantong plastik gede, ada kali isinya 10 whiskas. Jadi tolonglah untuk driver-driver ojol yang arogan ini apa susahnya sih taati rambu lalu lintas? Kalau cust minta buru-buru ya nggak nerobos lampu merah atau ngelawan arus juga kali, hoki ketemunya gue coba kalau mobil. Kelar lo. Terus untuk para cust juga nih pahamin kondisi di jalanan, ojol itu pake kendaraan sama pada umumnya roda 2 sama roda 4, bukannya pesawat terbang. Kalau mau cepet naik karpet terbangnya Aladdin aja. Segitu aja keluh kesah gue, gue berharap nggak nemuin lagi deh driver ojol yang arogan macem ini di jalan. Wassalam.

R.I.P Humanity

Selamat malam, pagi, siang, sore sob. It’s been a long day~ Halah malah jadi nyanyi. Udah lama banget gue nggak ngisi blog. Ya mungkin buat kalian yang bias abaca blog gue yang berisi cerpen atau fanfict kali ini gue lagi pengen banget nulis sebuah artikel. Mungkin beberapa dari kalian nanya “Judulnya kok horror banget ya? Serem banget sih.” (lebay). Yap tapi emang yang gue rasain sekarang ya itu. Humanity atau rasa kemanusiaan itu udah nggak ada. Ada tapi beberapa? Nope. Fix habis alias ludes alias entek aliasn tewas. Why? Oke let’s get started.

17 September 2016
          Ini adalah bencana terbesar yang menimpa salah satu fauna kesayangan Nabi Muhammad SAW. Yap, kucing. Pada tanggal 17 September 2016 gue dapet kabar dari group KPKJ (Komunitas Pecinta Kucing Jakarta) kalau di Semarang, Jawa Tengah itu ada kejadian yang bisa dibilang kiamat kecil untuk kucing. Kronologis singkatnya waktu itu (entah sore, malam, pagi, atau siang) ada seekor kucing yang mungkin dia kelaparan. Si kucing ini masuk lah ke halaman rumah di kawasan Semarang. Kebetulan di halaman rumah tersebut si pemilik rumah sedang menjemur burung peliharaannya. Ya seperti yang gue bilang di atas, mungkin si kucing sudah sangat kelaparan dimakannya lah burung tersebut. Si pemilik yang memergoki kucing tersebut sedang mengunyah burung peliharaannya langsung tanpa piker panjang menangkap kucing tersebut lalu memotong

Jangan Cintai Aku Apa Adanya

“Akhirnya bisa istirahat juga.”

“Iya ya sob, nggak capek apa itu kakak mentor ngomong mulu.”

“Hahaha ya maklum lah namanya juga masih penerimaan mahasiswa baru. Eh mba, kak, aduh siapa sih..” Kata Aji sambil memungut sapu tangan yang terjatuh, lalu ia pun mengejar wanita itu.

“Kak, mba. Ini sapu tangannya jatuh tadi disana.” Kata Aji sambil memberi sapu tangan wanita itu.

“Eh iya aduh makasih ya. Lho kamu mahasiswa baru juga?” Tanya wanita itu.

“Iya, saya mahasiswa baru juga disini, lho kamu juga ya?” Kata Aji.

“Iya aku juga mahasiwi baru disini, jangan panggil kak atau mba lagi ya.” Katanya meledek sembari tersenyum kecil.

“Hehe ya kan tadi saya nggak tahu kirain kakak mentor. Oh iya saya Aji Pangestu. Biasa dipanggil Aji.” Kata Aji sambil mengulurkan tangannya.

“Iya nggak apa-apa kok, aku Sinka Juliani. Biasa dipanggil Sinka.” Jawab Sinka sambil mengulurkan tangannya juga untuk berjabat tangan.

The Flower We Saw That Day

“Sudah belum!?”

“Belum!!”

“Sudah belum!?”

            Seketika tak ada jawaban lagi. Sinka pun mulai melanjutkan permainannya.

“Siap atau tidak aku datang!!”

            Sinka Juliani, seorang anak berumur 7 tahun yang cantik. Ia memiliki 5 sahabat sejati, Christi, Jinan, Albertus, Bimo, dan Reno. Mereka selalu bermain bersama di hutan dekat rumah mereka. Hutan tersebut memang tidak terlalu berbahaya karena hutan tersebut pun pernah ditinggali oleh sepasang suami istri. Ketika sepasang suami istri itu memutuskan untuk pindah akhirnya Sinka, Christi, Jinan, Albertus, Bimo, dan juga Reno memutuskan untuk menjadikan bekas rumah tersebut sebagai markas rahasia mereka untuk bermain bersama.

The Ring

“Gimana tugas lo hari ini?” Tanya Naomi.

“Yah kayak biasa, deh kak sibuk bener. Banyak kasus yang masih numpuk. Lo sendiri gimana, kak?” Jawab dan tanya kembali Sinka sambil merebahkan tubuhnya dikasur.

“Lumayan, sih hari ini komanadan ngasih keringanan jadi beberapa kasus gue dioper ke team sebelah.” Jawab Naomi.

“Wah jangan-jangan kasus elo lagi yang gue tanganin.” Kata Sinka.

“Yaa gue mah mana tau, gue kan tinggal enaknya aja haha udah sana tidur besok lo ada kasus yang sama kayak gue kan?” Tanya Naomi.

“Huh. Iya, nih soal cincin. Gue, sih rada nggak percaya mitos apalagi mitos soal cincin nggak jelas ini.” Kata Sinka.

“Yaah yaudahlah terima aja, gue juga nggak percaya hal-hal kayak gini kali. Udah yuk istirahat biar besok fresh.” Kata Naomi sambil mematikan lampu kamar.

            Sinka Juliani dan Shinta Naomi. Kakak beradik yang bekerja menjadi detective handal di salah satu markas besar kepolisian Indonesia. Mereka berdua ini memang dikenal sangat handal dalam memecahkan beberapa kasus yang lumayan rumit yang bahkan polisi pun tidak dapat memecahkannya. Walaupun mereka perempuan dan masih terbilang sangat muda, yang dimana Sinka baru berumur 19 tahun dan Naomi masih berusia 20 tahun. Namun keahlian mereka dalam memecahkan kasus-kasus sangatlah luar biasa.

Merah Putih

“Ceileh jiwa kebangsaannya berkobar banget nih ye hahaha.” Ledek Sinka.

“Yaiyalah kita kan sebagai wanita gak bisa ikut lomba yang berat jadi harus ikut jadi panitianya aja hehe.” Jawab Della.

“Ah elu jiwa kebangsaannya muncul kalau H-7 Dirgahayu Indonesia doang kemarin-kearin kemana aja lu hahaha.” Ledek Lidya.

“Ah udah-udah daripada lo berdua gangguin gue sama Della mending bantuin aja deh yuk, masih banyak data warga sini yang belum diinput, nih.” Jawab Sisil.

            Sinka Juliani, Della Delila, Priscillia Sari Dewi, dan Lidya Maulida Djuhandar. Yap merekalah empat sahabat sejak duduk di bangku SMA dan sekarang mereka sedang melanjutkan studi nya di sebuah perguruan tinggi negeri di daerah Jakarta.

            Mereka kuliah di jurusan Sistem Informasi, ya seperti yang kita ketahui bahwa yang kuliah di jurusan tersebut kebanyakan yang lelaki menjadi seorang hacker dan yang wanita sangat kecil kemungkinan menjadi hacker, namun tidak dengan keempat wanita ini mereka sagat terobsesi dengan yang namanya “hacker” dan mereka memilih jurusan ini karena memang mereka ingin menjadi hacker. Dan selama ini tidak sia-sia perjalanan mereka ingin menjadi hacker, karena mereka sudah pernah berhasil membobol beberapa situs terlarang luar negeri, dan tidak sedikit juga website yang mereka hack selama beberapa minggu, bahkan ada sebuah web yang mereka hack sampai beberapa bulan.