“Grace lo
beresin buku buku yang disana ya, gue sama Yukka beresin yang didepan.”
“Oke oke
nanti ketemu di perpus nya aja ya.”
Martha Graciela atau yang lebih
akrab dipanggil dengan panggilan Grace. Wanita remaja yang sekarang duduk di
kelas 1 SMA ini mempunyai sifat yang sangat dewasa, terbukti ia tinggal di
Jakarta sendirian tanpa didampingi keluarganya. Ia tinggal di kost-kostan
didaerah Jakarta Selatan. Dengan keadaannya yang sekarang sedang sekolah di SMA
Negeri itu sangat membantu keuangannya, ia bisa menyisihkan uang jajannya untuk
membayar kost-kostan meskipun Ibunya setiap sebulan sekali selalu mengirimi
uang untuk keperluannya.
Pagi itu perpustakaan baru saja
dibuka di SMA dimana Grace bersekolah, Grace ikut membantu memindahkan
buku-buku dari gudang ke perpustakaan karena posisinya yang sekarang ini wakil
ketua Osis. Ya, Grace tidak hanya cantik namun juga sangat pintar dan juga
rajin maka dari itu ia diangkat sebagai wakil ketua Osis di sekolahnya.
“*bruk*”
Sayangnya saat Grace mengangkat kardus yang berisi buku-buku, kardus itu jebol.
“Yailah pake
jebol lagi.” Gumam Grace. Saat Grace membereskan buku-buku tersebut Grace
menemukan sebuah buku yang kelihatannya seperti buku diary, karena ia sangat
ingin tau apa isi buku tersebut akhirnya buku tersebut diambilnya dan
diletakkan di tasnya.
Jam sudah menunjukan pukul 15.00
saatnya Grace pulang, diperjalanan pulang Grace sambil membaca buku diary yang
ia temukan tadi.
“Ini diary
apa ya? Diary kok isinya resep-resep kopi begini?” Tanya Grace bingung didalam
hati.
Saat Grace sedang fokus pada buku
diary tersebut tiba-tiba ada sebuah bus yang melaju lumayan kencang dan
mengarah kearah Grace yang sedang menyebrang di zebra cross. Beruntungnya bus
itu sempat menginjak rem dan Grace tidak tertabrak.
“Aaaahhhh!!!”
Teriak Grace yang terlihat sangat panik sambil menutup matanya. Saat Grace
membuka mata, ia melihat laki-laki tampan yang menolongnya berdiri. Laki-laki
itu hanya menjulurkan tangan, dan membantu Grace berdiri setelah itu ia
langsung pergi. Grace pun kembali berjalan pulang ke kost-annya.
“Grace dari
mana aja lo jam segini baru balik?” Tanya teman sekamar kostnya.
“Iya nih Rel
tadi biasa lah sibuk sama urusan Osis.” Jawab Grace sambil meletakkan tas nya
dikasur.
“Lah itu
siku lo kenapa? Jatoh lo?” Tanya Aurel.
“Iya tadi
gue nyaris ketabrak bus, untungnya ada cowo ganteng yang nyetopin bus nya tapi
gue kaget terus sempet jatoh sendiri gitu hehehe.” Jawab Grace.
“Yailah
dasar dah. Eh iya lo tau soal kakak kelas yang kalah taruhan nggak?”
“Hah? Kalah
taruhan? Maksudnya?” Tanya Grace bingung.
“Iya jadi
kemarin ada 1 kakak kelas namanya Rio, dia itu anak Karate Kepala Besi, kemarin
dia nantang anak Karate Tangan Besi buat mecahin beton.” Jelas Aurel.
“Iyaaa?
Terus?”
“Ya gitu
akhirnya dia kalah taruhan, si Rio cuman bisa mecahin 3 beton pakai kepalanya,
sedangkan anak Karate Tangan Besi bisa matahin 6 beton jadi akhirnya kak Rio
disuruh pake kaos kutang diluar selama 1 tahun sama anak Karate Tangan Besi.”
“Hah? Yang
bener lo? Gila idiot banget hahaha.” Kata Grace.
“Ih enak
aja, jantan tau dia gitu-gitu buktinya dia bener mau nepatin janji kalah
taruhannya.”
“Ah cuman
orang idiot aja yang mau begitu, udah ah gue capek mau tidur.”
“Tidur mulu
lo. Oh iya besok kan libur, lo mau gue bangunin jam berapa? Katanya mau nyari
kerjaan?” Tanya Aurel.
“Eh iya
yaudah besok bangunin gue jam 6 ya.” Kata Grace.
Keesokan harinya Grace bersiap-siap
untuk mencari kerja sampingan yakni setiap Sabtu dan Minggu, ia mencari
pekerjaan sampingan untuk membayar kost-kostannya. Pagi itu Grace datang ke
sebuah kedai kopi yang baru buka belum lama ini sekitar 7 bulan yang lalu.
“Permisi.”
Kata Grace sambil memasuki kedai kopi tersebut.
“Mau minum
apa?” Tanya pelayan kedai kopi tersebut.
“Oh nggak,
saya nggak mau kopi...” Belum selesai Grace berbicara, pembicaraannya sudah
dipotong oleh pelayan kedai tersebut.
“Oh jadi
kamu yang mau kerja disini? Bisa bikin kopi seperti apa? Sering minum kopi
seperti apa? Jenis kopi apa yang kamu sering minum?” Tanya pelayan kedai
tersebut.
“Ah kok
ribet ya? Setau ku kalau mau bikin kopi yang enak tambahkan susu aja, itu juga
pasti sudah enak kok.” Jawab Grace.
Tiba-tiba ada 5 orang laki-laki yang
masuk ke kedai tersebut dan salah satunya adalah Rio, kakak kelas yang kalah
taruhan dan memakai kaos kutang diluar. Saat mereka baru masuk, anehnya Rio
bengong melihat pelayan kedai tersebut.
“Aahh Rio,
itukan bukannya mantan pacarmu ya?” Tanya salah seorang temannya Rio.
“Waah iya
tuh yailah cie clbk eh udah jadi tomboy deng mantannya hahaha.” Ledek lagi
temannya Rio.
“Eehhh
kalian ini berisik sekali, mau pesen kopi atau nggak? Jangan bikin ribut
disini! Lagipula teman kalian ini kan habis patah hati bukannya dihibur malah
dibikin malu!” Kata Grace memberanikan diri.
“Kamu!”
Terdengar suara wanita dari salah satu meja kedai kopi tersebut.
“I-iya?”
Jawab Grace.
“Kamu besok
mulai bekerja.” Ternyata itu adalah bos dari kedai kopi tersebut.
Grace pun pulang ke kostannya dengan
perasaan senang karena sudah diterima bekerja.
“Gimana
Grace? Dapet?” Tanya Aurel.
“Puji Tuhan
dapet Rel di kedai kopi yang disana itu lho yang baru buka namanya kalau nggak
salah Cafe Waiting Love.” Kata Grace dengan senangnya.
“Puji Tuhan,
untung dapetnya yang deket ya Grace.” Kata Aurel ikut bersyukur.
“Iya. Eh
tadi gue ketemu kakak kelas yang itu lho si Rio.”
“Hah? Yang
bener? Dia ngapain?” Tanya Aurel.
“Nggak tau
tuh tadi sama temen-temennya nggak jelas gitu deh bikin keributan terus gue
tengahin deh.” Jelas Grace.
“Eh iya gue
juga udah masuk Karate Kepala Besi lho hahaha.” Kata Aurel dengan bangganya.
“Buset gila
yang bener aja lo, lo kan cewe Rel masa iya lo ikut ekskul begituan?” Tanya
Grace dengan kagetnya.
“Nggak
apa-apa lah demi kak Rio tau hahaha eh cerita dong gimana kedai kopinya? Bagus
nggak?”
“Hmm ya gitu
deh pelayan kedai kopi nya perempuan tapi tomboy gitu katanya sih denger-denger
dia bisa ngeracik segala jenis kopi namanya Tania, terus bos nya juga perempuan
cuman agak aneh soalnya dia itu sering ngelamun dan ngeliat keluar jendela
terus. Tapi ada satu yang narik perhatian gue, ada satu cowo yang setiap hari
gue liat dia itu selalu datang ke kedai kopi itu tapi dia datengnya bawa
perempuan nah perempuannya itu gonta-ganti entah salah satu dari mereka
pacarnya atau bukan atau bahkan mereka semua pacarnya? Nggak tau deh eh
Rel.....” Saat Grace menengok ke arah Aurel ternyata Aurel sudah tertidur pulas
mendengar cerita dari Grace.
“Yaampun
dasar kebo.” Kata Grace kesal.
Keesokan harinya, yakni hari minggu
hari perdana Grace bekerja di Cafe Waiting Love.
“Heh kenapa
kamu bengong gitu? Mikirin apa kamu?” Tanya Tania kepada Grace.
“Eh emm
nggak kak. Oh iya kenapa kedai kopi ini dinamanin Cafe Waiting Love ya?” Tanya
Grace.
“Hmm nanti,
kalau kamu udah sebulan bekerja disini akan kuberitahu kenapa alasannya kedai
ini dinamakan begitu.” Jelas Tania.
“Huh dasar
pelit.” Kata Grace.
Hari pertamanya berjalan begitu
lancar, ia melihat pria tampan yang setiap hari berada di Cafe Waiting Love dan
ia mulai ingin mencari tahu tentangnya. Tapi ini baru hari pertama fikirnya
jadi ia jangan berbuat yang macam-macam terlebih dahulu.
Sesampainya di kostan ia dikejutkan
dengan Aurel yang membentur-benturkan kepalanya ke sebuah batako.
“Rel? Lo
ngapain?” Tanya Grace penasaran.
“Gue kan
udah masuk Karate Kepala Besi jadi ya harus ngelatih kepala gue Grace.” Kata
Aurel yang terus-terusan membenturkan kepalanya ke batako.
“YaTuhan Rel
kalau lo terus-terusan jedotin kepala lo ke batako yang ada nanti pas naik
kelas 2 lo udah jadi idiot.” Ledek
Grace.
“Enak aja,
lo yang idiot tau.” Jawab Aurel.
Minggu berikutnya seperti biasa
Grace bekerja kembali di Cafe Waiting Love. Seharian sudah ia bekerja dan kali
ini ia berencana mengikuti kemana pria tampan itu pulang. Akhirnya ia
mengikutinya dan akhirnya sampai pada di sebuah gang.
“Aduh!”
Grace yang sedang mengikuti pria tampan tersebut terjatuh karena bertabrakan
dengan Rio yang sedang menggunakan sepatu roda.
“Eh lu yang
waktu itu di kedai kopi kan?” Tanya Rio.
“Iya itu
gue, aduh sakit nih kalau nggak bisa main sepatu roda nggak usah main kek!”
Bentak Grace.
“Iya iya
maaf. Loh lu lagi ngikutin cowo itu? Kenapa lu ikutin? Dia punya utang ya sama
lu? Yaudah bentar ya gua kejar dia dulu.” Kata Rio.
“Eh jangan!
Udah nggak usah.” Kata Grace sambil menahan tangan Rio.
“Nggak
apa-apa sebagai tanda permintaan maaf aja.” Kata Rio.
“Udah nggak
usah, sebagai tanda permintaan maaf gimana kalau lo ngajak gue nonton aja?”
“Hmm boleh
deh, kapan? Senin malam mau?” Tanya Rio.
“Boleh. Oke Senin
ya.” Jawab Grace.
“Siap Senin
gua jemput ya.”
“Iya.” Kata
Grace sambil memberikan alamat rumahnya.
Tibalah hari Senin. Saat itu Grace
sedang berada di perpustakaan berencana sedang mencari buku tentang filsafat.
Tetapi tanpa sengaja Grace bertemu dengan pria tampan tersebut di perpustakaan
sekolahnya. Grace pun mengikutinya sambil berpura-pura mencari buku yang ia cari.
“Eh Grace.”
Kata Rio yang tiba-tiba lewat dibelakang Grace.
“Eh kak Rio
sssttt.”
“Itu kan
cowo yang kemarin kan, eh biar gua tagih utangnya.” Kata Rio.
“Ssssttt
jangan, udah ayo ikut gue keluar dulu.” Ajak Grace. Sesampainya diluar Grace
berbicara jujur kepada Rio.
“Sebenernya
tuh dia nggak ada utang sama gue, cuman yaa...” Belum selesai bicara, Rio sudah
memotong pembicaraan Grace.
“Cuman lu
suka kan sama dia cieee hahaha tenang gua bisa bantu menyampaikan perasaan lu
ke dia kok.” Kata Rio.
“Ah udah ah
bukan urusan lo juga. Nanti malem gimana?” Tanya Grace.
“Jadi kok
jadi, jam 7 ya gua jemput.”
“Oke yaudah
sana.”
Tibalah jam 7 malam. Grace sedang
bersiap-siap untuk pergi menonton bersama Rio.
“Wih rapih
banget Grace, mau kemana lo?” Tanya Aurel.
“Mau pergi
sama Rio.” Jawab Grace.
“Hah? Pergi
sama Rio? Lo jadian berdua?”
“Ya nggak
lah gila aja gue nggak suka kali sama dia, dia itu cuman mau bayar utang budi
sama gue waktu gue nolongin dia supaya nggak di malu-maluin sama temennya waktu
di kedai itu.” Jelas Grace.
“Oalah
kirain Grace udah jadian hehehe.” Kata Aurel.
“Yaudah gue
pergi dulu rel.”
Rio dan Grace pun pergi ke salah
satu mall yang ada di Jakarta. Mereka menonton film yang romantis. Anehnya saat
menonton film romantis Grace sama sekali tidak merasa terharu, melainkan lucu
sedangkan Rio merasakan terharu hingga ia menangis.
“Ih cengeng
banget lo kak nonton beginian aja nangis haha.” Ledek Grace.
“Emang
filmnya bagus tau, lu aja yang batu.” Jawab Rio.
“Enak aja,
yaudah yuk anter gue pulang. Udah malam nih.”
“Yaudah
ayo.”
Saat diperjalanan Grace menanyakan
sesuatu kepada Rio.
“Kak.”
“Iya?”
“Menurut lo
gue itu gimana sih orangnya?” Tanya Grace.
“Menurut gua
kalau orang yang belum kenal sama lu pasti ngiranya tuh lu jutek, kayak
nenek-nenek hahaha tapi semenjak gua kenal sama lu ya gua rasa lu orangnya asik
juga.” Ledek Rio.
“Enak aja lu
mah. Eh kak gue mau ngasih tau 1 rahasia
sebenernya gue suka sama orang yang di kedai itu.” Kata Grace.
“Yang mana?”
Tanya Rio.
“Itu lho
yang dari kemarin gue ikutin terus.”
“Hoo iya iya
bener kan lu suka sama dia haha.”
“Gue kan
udah ngasih 1 rahasia gue nih nah sekarang lo dong gantian kasih tau rahasia
lo.” Kata Grace.
Namun disitu Rio hanya diam, seperti
tidak kuat untuk menceritakan rahasianya kepada Grace.
“Kak? Kok
diem? Ceritain lah.”
Tiba-tiba Rio memberhentikan
motornya dipinggir jalan dan ia mulai menceritakan rahasianya.
“Rahasia gua
cuman 1, ya rahasia gimana gua bisa putus sama Tania si pelayan Cafe Waiting
Love.” Kata Rio.
“Emang
gimana ceritanya?” Tanya Grace.
“Jadi
begini, dulu itu gua bener-bener suka sama temen perempuan gua. Baru pertama
kali gua ngerasain suka yang bener-bener suka, ngelebihin suka dari apapun.
Bahkan bisa dibilang cinta. Kita jalan bareng, nonton, makan, ngerayain
birthday party temen gua, banyak hal yang kita laluin sama-sama. Tapi suatu
hari nggak tau apa yang ngerasukin dia. Dia potong rambut panjang nan indahnya
itu dan jadi seorang tomboy, seorang Tania yang nggak gua kenal. Semenjak saat
itu gua setiap ketemu dia ngerasa ada 2 orang yang berbeda. Setiap gua ketemu
dia pasti gua tanyain ‘Gimana kabarnya dia?’ dan ‘dia’ yang gua maksud itu
adalah Tania yang dulu dan dia juga udah ngerti, pasti sama dia dibalas ‘Dia
baik-baik aja’.” Jelas Rio.
“Terus
kenapa lo nggak ngejar dia lagi?” Tanya Grace.
“Kejar? Yang
paling menakutkan adalah bukannya dia nggak suka lagi sama gua, tapi gua yang
udah nggak suka lagi sama dia. Awalnya gua pikir cinta itu sejati, tapi nggak
taunya bisa berakhir tanpa jejak.” Jawab Rio.
“Cinta itu
benar-benar mengerikan ya.” Kata Grace. Rio hanya mengangguk setuju dengan
perkataan Grace.
“Ohiya lo
nggak coba ngehubungin Tania lagi?” Tanya Grace.
“Nggak,
pertemuan yang waktu di kedai itu cuman kebetulan aja. Bodohnya gua hahaha.”
Jawab Rio.
“Udah ah yok
gua anter lu pulang.” Lanjut Rio.
Sesampainya dikostan, Grace melihat
Aurel sudah tertidur lelap tetapi Grace yang merasa belum mengantuk membuka
buku yang ia temukan disekolahnya dan mulai mencorat-coret isi buku tersebut
dengan tulisan tulisan yang aneh.
Hari pun semakin lama semakin
berlalu, satu bulan sudah Grace bekerja di Cafe Waiting Love. Saat itu ia
melihat Tania sedang membuatkan bosnya secangkir kopi.
“Kak Tan,
lagi bikin buat siapa? Bukannya lagi sepi?” Tanya Grace.
“Ini buat bu
bos. Aku selalu mencoba bikinin kopi yang dia bisa minum.” Kata Tania sambil
menyeduhkan kopinya.
“Kopi yang ia bisa minum? Aneh. Maksudnya?” Kata Grace dalam hati.
“Ini kau
coba lah minum dulu.” Kata Tania sambil menyuguhkan kopi kepada bos.
“Nggak.
Rasanya masih berbeda. Kau kan tahu kalau aku nggak bisa minum sembarang kopi
dan yang ada penyakit maag-ku akan kambuh.” Jawab ibu bos setelah menyeruput
kopi buatan Tania.
Tania pun kembali kebalik meja
dapurnya dan membuang kopi tersebut.
“Kak yah
kenapa dibuang? Sayang sayang tahu.” Kata Grace.
“Bu bos
belum menyukainya. Rasanya masih nggak sama.” Jawab Tania.
“Rasa yang
sama? Maksudnya?” Tanya Grace.
“Ohiya kamu
sudah sebulan bekerja disini kan?” Tanya balik Tania.
“Iya kak,
kenapa?” Jawab Grace.
“Apa kamu
sudah lupa? Kamu masih ingin tahu asal usul nama cafe ini nggak?” Tanya Tania.
“Ohiya
yaudah ceritakan dong kak lagipula kan itu hutangmu kepadaku.” Jawab Grace.
“Jadi
begini, dulu ada seorang gadis yang angkuh dan keras kepala dan juga seorang
pra yang penurut waktu jam belajar gadis itu selalu mengganggu pria tersebut,
namun apapun yang gadis itu lakukan pada pria tersebut, ia sama sekali tidak
merasa terganggu. Setiap jam makan siang pria itu selalu membawa bekal nasi dan
telur kecap kesekolahnya dan setiap jam makan siang itu juga sang wanita selalu
mengambil dan memakan telur kecap sang pria tersebut, namun sang pria tetap
saja tidak marah dengan perlakuan sang wanita. Mereka berdua selalu melakukan
hal bersama-sama, seperti piket diwaktu pulang sekolah, belajar bersama, pergi
bersama, kemanapun bersama-sama. Sampai pada suatu hari saat sang pria pulang
dari sekolah, ia melihat sang wanita bersama pria lain sedang berdiri berdua di
teras kelas, dan sang pria lain tersebut menyatakan cintanya pada sang wanita.
Pria ini tidak berkutik saat ia mendengar bahwa wanita tersebut dicintai orang
lain dan parahnya wanita tersebut juga mencintai pria lain itu.” Jelas Tania.
“Wah pasti
pria itu sangat sakit sekali ya, selanjutnya bagaimana?” Tanya Grace.
“Selanjutnya,
wanita itu menjalani hubungan dengan pria lain yang menyatakan cinta padanya
waktu di teras kelas. Lalu hari berjalan demi hari. Tibalah saat Valentine Day,
wanita itu mengajak pria tersebut ke sebuah toko hadiah, namun disitu mereka
terlibat percekcokan yang sangat heboh. Wanita itu ya, aku sendiri.” Jelas bos
yang langsung emnyambung ceritanya.
“Seharusnya kamu memberi saran, bukannya
semuanya dibilang bagus!” Kata wanita tersebut kepada pria.
“Semua sama bagusnya, asal kamu pilih dengan
hati pasti pacarmu juga akan menyukainya.” Jawab pria tersebut.
“Aku bukan pria, mana tahu yang pria suka atau
tidak! Valentine Day hanya sekali dalam setahun, dan ini Valentine Day
pertamaku dengannya.” Jawab wanita tersebut.
“Mau kemana kamu?! Apa-apaan kamu!” Lanjut
wanita tersebut karena pria nya sudah ingin pergi.
“Kamu yang apa-apaan! Kamu boleh mencubitku,
memarahiku, memukulku, memakan semua bekalku, mengerjakan PR mu, membelikan mu
pembalut, menyuruhku meletakkan kertas ujianku agar bisa kau contek, menyuruhku
membangunkanmu setiap pagi agar tidak telat naik bus, menyuruhku mencarikan
kursi untukmu ditempat les semua itu aku lakukan ikhlas untukmu. Tapi tolong,
jangan suruh aku untuk memilih kado Valentine Day.” Jelas sang pria.
“Kenapa aku tidak boleh meminta tolong kepadamu
untuk memilihkan kado Valentine Day?” Tanya sang wanita.
“Karena aku tidak mau!” Jawab sang pria.
“Apa aku pernah memaksamu untuk mebuat PR? Apa
kamu marah ketika aku makan bekalmu? Apa kamu merasa malu karena membelikan
pembalut untukku? Apa aku memaksamu untuk membangunkan ku?” Tanya wanita itu.
“Tidak. Tidak. Tidak. Dan tidak.” Jawab pria
tersebut.
“Lalu kenapa aku memintamu untuk membelikankado
Valentine saja kamu nggak mau?” Tanya wanita tersebut.
“Karena aku menyukaimu!” Jawab pria itu dengan
tegasnya.
“Lantas bagaimana?! Aku tidak menyukaimu!” Jawab
wanita tersebut dengan perasaan tanpa bersalah.
“Aku tau. Tapi kamu tidak bisa memintaku yang
begitu menyukaimu untuk membelikan kado Valentine untuk pacarmu. Perasaanku
hancur, hatiku sakit.” Lanjut pria tersebut.
“Kamu bilang kamu menyukaiku? Lalu saat dia
menyampaikan rasa sukanya padaku apa yang kamu lakukan? Tidak ada? Apa itu
menyukaiku? Kamu benar-benar tidak menyukaiku!” Kata wanita tersebut.
Pada
saat itu, saat mereka bertengkar hebat. Tiba-tiba ada sebuah perampokan di bank
dekat kami yang sedang bertengkar. Terdengar suara tembakan peluru dari seluruh
arah. Dan saat itu, sang wanita didorong oleh pria tersebut ke balik dinding.
“Kamu nggak apa-apa kan?” Tanya pria tersebut.
Namun
aku tidak menjawabnya. Aku melihat perut sang pria sudah berlumuran darah. Pria
itu terkena tembakan. Lebih tepatnya pria tersebut melindungiku dari tembakan
brutal tersangka perampokan itu. Pada saat itu juga aku langsung membawa pria
tersebut ke rumah sakit. Betapa beruntungnya sang pria masih bisa selamat.
“Yah kurang
lebih seperti itu ceritanya.” Kata bos.
“Hah? Kenapa
menggantung seperti itu?” Lanjut Rio yang ternyata sedari tadi juga memperhatikan
ceritanya dari jendela cafe.
“Aduh kak
Rio bikin kaget aja.” Kata Grace.
“Hehehe
maaf. Ohiya apa kelanjutannya kau dan pria itu membangun cafe ini?” Lanjut Rio.
“Tidak,
awalnya aku dan dia sering bertemu ditempat ini. Dulu ini adalah restoran makanan
cepat saji. Tapi aku dan pria tersebut mendengar bahwa pemilik toko ini akan
segera pensiun dan aku bersama pria tersebut berniat mengumpulkan uang untuk
membeli tempat ini. Dan akhirnya tempat ini terbeli dan selanjutnya kami
renovasi berdua.” Kata bos.
“Lalu
membuka cafe ini bersama-sama?” Tanya sang pria tampan.
“Benar,
pasti begitu.” Jawab Grace.
“Kamu ini,
sudah bekerja selama sebulan lebih masih saja berperilaku aneh.” Kata Tania.
“Yah,
setelah itu kami lanjutkan untuk membuka perdana cafe ini. Tapi ya memang agak
aneh, karena aku sendiri tidak kuat dengan kopi, jika aku meminum kopi pasti
maag-ku langsung kambuh. Namun suatu hari, sang pria tersebut membuatkan
racikan kopi special yang ia beri nama ‘Kopi Special Bos’ kopi itu hanya dibuat
untukku saja.” Lanjut sang bos.
“Lihat, aku membuatkan kopi yang bisa kamu
minum.” Kata pria tersebut padaku.
Tanpa
berfikir panjang akupun meminumnya, dan benar saja. Kopi itu terasa sangat enak
dan tidak membuat penyakit maag-ku kambuh.
“Bagaimana?” Tanya pria itu.
“Enak, dan maag-ku tidak kambuh.” Kataku.
“Baguslah kalau kamu menyukainya.”
“Bolehkah aku meminta kopi ini dibuatkan setiap
pagi?”
“Tidak masalah, aku akan terus membuatkannya
untukmu.” Kata pria itu.
“Apa nama kopi ini?” Disitulah aku bertanya dan
disitu jugalah nama kopi itu diciptakan.
“Karena kopi ini special kubuatkan untukmu, jadi
kunamakan ‘Kopi Special Bos’.” Kata dia.
Tibalah
malam hari. Hari itu kami berdua sangat amat lelah. Karena kami mendekorasi
ulang seluruh bagian toko tersebut. Kami melihatnya dari seberang jalan keadaan
saat itusedang hujan, kami berdua memakai satu payung. Begitu romantis.
“Bagaimana? Bagus kan namanya?” Kata pria itu.
“Hmm bagus, cantik ‘Cafe Waiting Love’ seperti
seseorang yang sedang menunggu cintanya di cafe ini.” Kataku.
“Aku berharap cafe ini akan menjadi cafe yang
ramai, yang laku, supaya kita bisa bahagia disini bersama-sama.” Kata dia.
“Lalu kalau nanti cafe ini ramai bagaimana
dengan kita? Apa tidak kewalahan menangani semua pelanggan?” Kataku.
“Tenang saja, aku sudah membuatkan poster iklan
untuk cafe kita. Sebentar ya aku ambilkan dulu didalam.” Kata dia sambil
berlari menyebrang jalan.
Disitulah
saat itu terjadi. Ia berlari tanpa melihat kanan-kiri dan pada akhirnya ia tertabrak
sebuah mobil yang sedang melaju dengan kencangnya. Aku hanya terdiam
melihatnya. Aku menangis dipinggir jalan. Banyak orang yang datang menolong dan
membawanya kerumah sakit. Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan mengambil ia dari
ku.
“Pasti bu
bos suka menulis novel ya?” Tanya Grace.
“Maksudmu?”
Tanya bu bos.
“Ah nggak,
cerita kalian mirip sekali dengan sebuah novel. Sangat sedih. Ah iya
selanjutnya bagaimana?” Kata Grace.
“Selanjutnya?
Tidak ada selanjutnya.” Kata bos yang langsung pergi.
“Selanjutnya
bagaimana ya?” Tanya Rio.
“Selanjutnya,
aku akan mencoba meracik ‘Kopi Special Bos’ untuknya. Sudah beberapa kali aku
mengganti resep kopinya namun belum ada yang cocok dengannya.” Kata Tania.
Jam sudah menunjukan pukul 21.00
saatnya Grace pulang kerja. Dan sesampainya ia di kostannya ia memeriksa buku
yang ia temukan disekolahnya. Dan setelah ia membacanya dengan teliti ternyata
buku itu adalah buku resep ‘Kopi Special Bos’. Grace menceritakan semuanya
dengan Aurel.
“Jadi
begitu, gue mau ngembaliin tapi takut soalnya udah gue corat-coret isinya.”
Kata Grace.
“Yaa salahmu
sendiri, makanya kalau nemu apa-apa tuh periksa dulu jangan asal corat-coret
aja.” Ledek Aurel.
Keesokan harinya Aurel dan Grace
pergi ke sebuah bazaar yang berada didekat kostan mereka. Dan disitu Aurel dan
Grace bertemu Rio yang ternyata sedang berjualan makanan di bazaar tersebut.
“Loh?
Grace!” Panggil Rio dari kedainya.
“Eh kak Rio!
Kakak kerja disini juga?” Tanya Grace sambil menghampiri Rio.
“Iya,
sembari libur ngisi waktu disini hehe. Lu kenapa nggak kerja?” Tanya Rio.
“Lagi libur
aja kak makanya sempetin jalan-jalan ke bazaar.” Jawab Grace.
“Eh iya
Grace kak Rio, gue kesana dulu ya ada baju bagus, nanti gue balik lagi.” Kata
Aurel.
“Sini duduk
dulu, mau gua buatin minum?” Tanya Rio.
“Boleh kak,
maaf lho ngerepotin.” Kata Grace.
Rio pun membuatkan segelas lemon tea
untuk Grace dan duduk bersama di meja makan. Kebiasaan Rio yaitu jika ia
menyukai seorang gadis, dan gadis itu berada didekatnya pasti ia selalu merasa
lapar tetapi anehnya ia tidak ingin makan sesuatu.”
“*Kruuuwwwkkkk*”
Terdengar suara lapar dari perut Rio.
“Kak? Laper?
Makan aja kalau laper.” Kata Grace.
“Hah? Nggak
kok gua nggak laper.” Jawab Rio.
“Lah itu
kenapa perut bunyi terus?”
“Hahaha
kalau gua ceritain lu pasti nggak bakal percaya deh kenapa gua kayak gini.”
“Coba
ceritain deh siapa tau percaya.”
“Jadi
begini, dulu sewaktu gua kecil gua sering ditinggal orang tua gua kerja. Dan
dulu kan ada kayak kegiatan prakerin tuh nah disuruh minta tanda tangan orang
tua karena orang tua gua jarang dirumah jadinya gua minta ke Paman Wang, Paman
Wang itu tetangga gua dia keturunan Chinese gitu deh dan dia itu dulu dagang
bakso nah setiap gua minta tanda tangan ke dia, dia bilang kalau nilai prakerin
gua diatas 80 bakal dikasih bakso gratis. Disitu lah gua selalu dapet nilai 95
makanya gua setiap hari makan bakso gratis. Tapi suatu hari Paman Wang sakit
keras, ia meninggal. Nah gua sedih banget tuh pas disitu, pas gua nangis
didepan rumah Paman Wang tiba-tiba gua ngeliat ada sosok Paman Wang didepan
gua, dia bilang begini ‘Suatu hari nanti kamu pasti akan dapat bakso yang lebih
enak dari ini, dan bahkan ketika kamu suka dengan wanita dan wanita itu ada
didekatmu kamu pasti akan merasa lapar tapi anehnya kamu sama sekali tidak mau
makan’ begitu.” Jelas Rio.
“Jadi kakak
suka sama gue gitu?” Tanya Grace.
“Yaa bisa
dibilang seperti itu lah hahaha tapi ya kan lu udah suka sama pria tampan itu
jadi ya cukup temenan aja deh.” Kata Rio.
“Hmm bagus
lah gue juga nggak suka sama kakak hahaha.” Ledek Grace.
Sewaktu Grace dan Rio sedang asyik
mengobrol, tiba-tiba Aurel datang dengan nafas yang terburu-buru.
“Grace huh
huh huh huh.”
“Eh iya lo
kenapa? Ngos-ngosan gini?” Tanya Grace.
“Itu ada
preman mabuk, ngamuk dia disana. Ayo cepetan lari!!” Jelas Aurel.
Saat Grace dan Aurel ingin lari
tiba-tiba saja preman tersebut sudah ada didekat kedai Rio, dan mau tidak mau
Rio harus melindungi Grace. Preman tersebut ada 2 orang, yang satu memegang
golok dan yang satu tangan kosong.
“Grace awas,
berlindung dibelakang gua!” Teriak Rio.
Saat preman itu menghempaskan
goloknya kearah Grace, Rio dengan cepat menangkis golok itu dengan tangannya.
Ya, bisa ditebak akhirnya tangan Rio terluka bercucuran darah. Namun karena Rio
anak Karate Kepala Besi akhirnya dia bisa mengalahkan kedua preman itu.
“Yaampun kak
tangan lo.” Kata Grace.
Grace langsung mengambil sapu tangan
yang ada di tas nya dan langsung menggulungnya di tangan Rio.
“Gulungannya
jelek banget haha.” Ledek Rio.
“Huh dasar
masih untung udah ditolongin.” Kata Grace.
“Hehe iya
iya makasih lho sekali lagi.”
Keesokan harinya Grace kembali
bekerja di Cafe Waiting Love. Lagi-lagi ia melihat pria tampan yang biasa
datang ke cafe itu. Grace menghampiri mejanya membersihkan mejanya. Dan
memberanikan diri untuk mengobrol dengannya.
“Permisi,
eemm aku mau tanya. Kamu sering kesini membawa banyak wanita, apa salah satu
dari mereka adalah pacarmu? Atau jangan-jangan semuanya pacarmu?” Tanya Grace
memberanikan diri.
“Tidak, dari
semua wanita itu tidak ada satupun pacarku.” Jawab pria tersebut.
“Lho?
Padahal semua wanita yang kamu bawa kesini cantik semua. Memangnya tipe wanita
seperti apa yang kamu cari?” Tanya Grace.
“Sebenarnya,
aku sudah menunggu lama. Menunggu wanita sepertimu muncul.” Jawab pria
tersebut.
Grace hanya terdiam tersipu malu, ia
berfikir bahwa pria ini menyukainya. Tiba-tiba.
“Grace!
Bantu aku menurunkan biji kopi yang baru datang! Kamu fikir aku ini laki-laki
apa?!” Kata Tania.
“Huh
mengganggu saja. Iya aku datang.” Kata Grace sambil meninggalkan meja pria
tersebut. Tapi saat Grace ingin meninggalkan meja pria tersebut, tanpa sengaja
Grace menumpahkan kopi kekemeja pria tersebut.
“Aduh aduh
maaf maaf aku nggak sengaja.” Kata Grace.
“Nggak
apa-apa kok nggak apa-apa.”
“Sini biar
aku yang cuci, besok akan aku kembalikan.” Kata Grace. Pria itu menyetujuinya
dan langsung membuka kemejanya dan memberikannya pada Grace.
Malam harinya saat Grace mencoba
menyuci kemeja tersebut nodanya susah hilang, akhirnya ia pun pergi ke tempat
laundry di dekat kostannya. Saat tiba ditempat laundry betapa terkejutnya
Grace, Rio bekerja di tempat laundry itu juga.
“Loh? Kakak
lagi? Kerja disini juga?” Tanya Grace.
“Eh lu, iya
gua kerja disini juga. Beberapa bulan yang lalu gua berencana buat jalan-jalan
aja keluar negeri tepatnya sih Australia, gua pengen kayak anak-anak remaja
lainnya.” Kata Rio.
“Terus
ngelanjutin studi disana?” Tanya Grace.
“Ya nggak
lah, cuman jalan-jalan aja kok. Eh iya ada yang mau di laundry?”
“Iya nih,
noda kopi sih tapi pas gue cuci sendiri nodanya susah ilang kak.” Kata Grace
sambil memberikan kemejanya.
“Loh ini kan
kemeja si pria tampan itu kan? Hahaha gimana sih lu kerjanya masa bisa sampe
numpahin gini.” Ledek Rio.
“Ya namanya
juga nggak sengaja kak, yaudah gue tinggal kemejanya disini ya.” Jawab Grace.
“Iya, paling
nanti 3 hari jadi gua kasih lu.” Kata Rio.
Semenjak hari itu nyaris semuanya
berubah, Grace masih berusaha membuatkan ‘Kopi Special Bos’ untuk bos nya
supaya bos nya tidak merasa sedih lagi, dan Rio masih berusaha mengumpulkan
uang untuk jalan-jalan ke Australia, sedangkan Aurel sekarang sudah resmi masuk
Karate Kepala Besi dan sudah berhasil memecahkan beberapa beton.
Sampai pada akhirnya Rio berhasil
mengumpulkan sejumlah uang untuk berangkat ke Australia, bahkan ia sudah
membeli tiketnya untuk seminggu yang akan datang. Pada suatu malam Rio mengajak
Grace jalan-jalan kesebuah taman.
“Kak.”
“Iya?”
“Terimakasih.”
Kata Grace.
“Hah?
Terimakasih untuk?” Tanya Rio.
“Soal yang
kakak menolong gue pas di bazaar itu. Kakak rela sampe tangannya kena golok
demi ngelindungin gue.” Jelas Grace.
“Iya itu
bukan masalah. Jadi gua berlatih kepala besi nggak sia-sia kan hehe.” Jawab
Rio.
“Grace akuin
kalau kakak itu orang yang pemberani, rajin, ulet, nggak gampang patah
semangat. Buktinya kakak berniat mau pergi ke luar negeri sampai-sampai rela
bekerja apapun biar bisa dapet uang. Hebat. Nggak kayak aku, nggak punya impian
apa-apa, sangat biasa.” Kata Grace sambil menatap bintang.
“Tapi
bukannya impianmu bersama dengan pria tampan itu?” Tanya Rio.
“Itu bukan
impian, tapi bermimpi.” Kata Grace.
“Tapi
menurutku, Grace itu bukan gadis yang biasa dan aku ingin orang lain tau, teman
terbaikku, aku akan berkata ‘Aku mengenal seorang gadis yang sangat pemberani
namanya Martha Graciela, ia pernah menyelamatkanku dari rasa malu saat di kedai
kopi. Seandainya aku dikepung oleh preman bergolok aku mengharapkan yang
bersamaku melawan mereka adalah gadis bernama Grace’. Yah baiklah udah ah
bermimpinya. Ayo kakak antar kamu pulang.” Jelas Rio.
Rio pun mengantar Grace pulang
menaiki motornya. Diperjalanan pulang, Rio menceritakan bahwa ia sudah ingin
pergi ke Australia.
“Grace,
kakak besok pagi sudah bisa berangkat ke Australia lho.” Kata Rio.
“Wah bagus
dong, kutunggu oleh-olehnya ya hehe.” Jawab Grace meledek.
Sesampai nya didepan kostan Grace, Rio mengatakan sesuatu kepada Grace.
“Grace.”
“Iya kak?”
“Aku merasa
dengan mudah mengucapkan selamat untukmu jika kamu mendapatkan pria tampan itu,
tapi entah kenapa aku merasa gelisah seperti mau mati saja. Sebenarnya aku juga
baik lho.” Kata Rio.
“Iya aku tau
kakak baik.” Jawab Grace.
“Aku juga
rajin bekerja, bisa memasak masakan yang enak, bahkan kepalaku juga keras.”
Kata Rio.
“Aku juga
tau kepala kakak keras hahaha.” Ledek Grace.
“Aku juga
bisa bercanda.” Sambung Rio.
“Tapi nggak
lucu.” Kata Grace meledek lagi.
“Tapi dari
semua itu, kalau kamu mengetahui bahwa pria tampan itu tidak sebaik yang kamu
kira, kamu bisa mempertimbangkan aku.” Kata Rio.
“Tunggu
sampai kakak pulang Ke Jakarta, dan kakak harus beritahu aku alasan kenapa
kakak selalu merasa lapar kalau berada didekatku.” Kata Grace.
“Ternyata
kamu benar-benar tidak menyukaiku. Tapi tidak apa-apa sekarang hatiku sudah
agak lega. Bahkan aku takut kalau kamu menyukaiku tapi tidak berani
mengutarakannya, besok malam aku akan berangkat jadi tinggal kamu sendirian
disini, kasihan hahaha.” Kata Rio meledek.
“Sial.”
Jawab Grace sambil mencubit Rio.
“Setelah
kamu jadian dengannya, kamu harus gembira.” Kata Rio.
“Iya. Dan
aku berharap kakak bisa menemukan wanita yang bisa membuat kakak lapar kalau
didekatnya di Australia sana hahaha.” Jawab Grace sambil meledek.
“Iya semoga saja.”
Kata Rio.
“Yasudah,
aku mau tidur dulu.” Kata Grace.
“Baiklah,
sampai jumpa dan selamat malam Grace.” Kata Rio sambil menyalakan motornya.
Grace pun masuk kekamar kostannya
sambil melamun apa yang diucapkan Rio kepadanya. Keesokan malamnya, Grace masih
berada di Cafe Waiting Love untuk mengutarakan perasaannya kepada pria tampan
itu, disitu juga terlihat sang bos sedang melihat-lihat foto dahulu kala
bersama pasangannya yang telah pergi.
“Dulu kita
pernah membicarakan soal tipe wanita yang kamu suka, dan kamu menjawab menunggu
tipe wanita sepertiku. Lalu bagaimana dengan maksudmu wanita yang sepertiku?”
Tanya Grace sambil menghampiri meja pria tampan itu.
“Aku pernah
bilang, aku menunggu gadis sepertimu muncul.” Kata pria itu.
“Gadis
sepertiku?” Tanya Grace. Dan pria itu hanya mengangguk saja sambil melanjutkan
pembicaraannya.
“Kamu
percaya bidadari?” Tanya pria itu.
“Hah?” Grace
hanya terheran, dan pria itu melanjutkannya.
“Jika kamu
bertemu bidadari, dan kamu diberi 1 permintaan. Apa yang akan kamu minta?”
Tanya pria itu.
“Aku
mengharapkan, kalau aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan
cinta.” Jawab Grace.
“Baik. Tidak
masalah. Kamu boleh mengatakannya kepada orang yang kamu sukai.” Kata pria itu.
“Aku.. Aku
sebenarnya menyukaimu. Sebenarnya aku bekerja disini hanya karena kamu, aku
melihat kamu selalu datang ketempat ini setiap hari. Tapi walau aku menyukaimu,
aku belum mengetahui namamu. Eh tapi itu bukan masalah siapapun namamu ada
sesuatu yang aku kurang paham.” Kata Grace memberanikan diri.
“Kurang
paham?” Tanya pria itu.
“Iya, aku
tahu kenapa aku menyukaimu, tapi aku tidak tau kenapa kamu menyukaiku tidak ada
yang special denganku dan juga tidak secantik gadis-gadis yang sering
bersamamu. Jadi, kamu mengatakan kamu menyukaiku aku tidak tau apa kamu sedang
mempermainkan ku atau tidak.” Jelas Grace.
“Aku...
Selalu mengatakan menunggu gadis sepertimu .” Kata pria itu.
“Jadi, kamu
tidak menyukaiku?” Tanya Grace.
“Aku
sebenarnya sudah menyukai seorang gadis, aku menyukainya sejak kita masih
kecil. Walaupun sifatnya sedikit jelek, sangat keras kepala, aku rela melakukan
apa saja asal dia tertawa. Dia adalah gadis tercantik di dunia, dia suka makan
bekalku setiap jam istirahat, mungkin bekal miliknya sendiri tidak cukup selalu
memakan kepunyaanku. Dan aku berharap dia cuma makan kepunyaanku saja, jangan
milik orang lain. Dia suka sekali dengan aroma kopi, tapi sayang karena
penyakit maag yang di deritanya tidak memungkinkan untuk dia meminum kopi. Jadi
aku menghabiskan banyak waktu ku untuk mencari dan meracik resep kopi khusus
untuknya yang hanya bisa diminum olehnya. Kopi itu bernama ‘Kopi Special Bos’.”
Jelas pria itu.
“Jadi..
Kamu.... Kamu adalah....” Kata Grace yang kaget dan sedih mendengar ceritanya.
“Aku selalu menunggu
gadis yang bisa melihat aku.” Kata pria itu.
“Melihat?.....”
Grace pun teringat dengan kejadian yang ia nyaris saja ditabrak oleh sebuah
bus. Disitu ia melihat pria tampan yang menolongnya berdiri saat Grace
terjatuh.
“Hanya orang
yang nyaris meninggal yang hanya bisa melihatku. Dan tanpa sengaja kamu
mendapatkan catatan resep kopiku. Membuka perjodohan diantara kita.” Kata pria
itu.
Disitu Grace tersadar bahwa yang ia
kejar-kejar selama ini adalah sosok bidadari berwujud lelaki tampan, ia teringat
saat Tania mengatakan “Kamu sudah sebulan bekerja disini tapi kelakuanmu masih
saja aneh.” Saat Grace mengobrol dengan bidadari itu. Jadi Tania sebenarnya
tidak bisa melihat pria tampan tersebut.
“Kami selalu
bersama, walaupun dia pernah menyukai pria lain. Itulah saat terpedih dalam
hidupku. Kamu tahu, orang yang kamu sukai selalu mengatakan banyak orang yang
menyukai dia dan dia juga menyukai mereka. Itu sangat menyakitkan. Tapi aku
sangat beruntung, sangat amat beruntung bisa ditembak sebutir peluru dan
membuktikan padanya aku sanggup menjaganya seumur hidupku. Aku akan bekerja
keras.” Jelas pria tersebut.
Disitu Grace menangis mendengar
ceritanya. Ia terharu akan pengorbanan sang pria terhadap bos nya yang begitu
mendalam.
“*Truuut
truuut*” Terdengar suara telepon Cafe. Dan Tania bergegas mengangkatnya.
“Iya Cafe
Waiting Love mau pesan apa?” Tanya Tania lewat telepon.
“Ini aku,
Rio. Aku ingin bicara dengan Grace.” Kata Rio yang menelpon lewat bandara.
“Grace sudah
gila.” Kata Tania sambil menutup telponnya. Tidak heran kalau Tania menganggap
Grace gila, karena yang Tania lihat hanya Grace duduk sendiri dan tiba-tiba ia
menangis.
“Aku sangat
menyukainya, sampai tidak tega kalau melihatnya menangis dan sedih. Aku
berharap dia bisa melupakanku, memulai kehidupan baru dan dia akan bertemu
lelaki yang rela menahan peluru demi dirinya, dan pasti akan ketemu pria
beruntung yang selanjutnya. Dia terlalu keras kepala, itu yang membuatku sedih.
Aku sangat mengharapkan ia tidak lagi menangis untukku.” Lanjut pria itu
menjelaskan.
“Sedih
sekali.” Kata Grace sambil menangis sangat keras, ia tak tahan mendengar
ceritanya.
“Tadi kamu
bilang kamu suka padaku, apa alasannya kamu suka padaku?” Tanya pria itu.
“Kamu punya
pandangan tersendiri, kamu baik, luwes, rajin dalam bekerja, dan yang paling
penting kamu menyelamatkanku dari kecelakaan bus itu.” Kata Grace.
“Sepertinya
yang kamu utarakan itu bukan aku. Dan yang menyelamatkanmu juga bukan aku.
Supir bus tidak bisa melihatku, bagaimana bisa aku menyelamatkanmu? Aku hanya
membantumu untuk berdiri saja. Yang sebenarnya menyelamatkamu adalah seorang
laki-laki idiot yang memakai kaos kutang diluar. Dia berlari dan menghentikan
bus itu.” Jelas pria tersebut.
“Kak Rio?
Bagaimana bisa? Aku takut aku tidak akan lagi bisa menemukan laki-laki yang
rela menangkis golok demi menyelamatkan aku. Aneh juga, kenapa kak Rio juga
bisa melihatmu?” Kata Grace sambil menangis tersedu-sedu.
“Aneh bukan?
Itu karena saat ia memberanikan menghentikan bus yang hampir menabrakmu,
artinya ia juga nyaris meninggal tertabrak bus, karena itu lah dia bisa
melihatku. Semua kejadian saat kamu menabraknya di gang, bertemu di
perpustakaan, bertemu di bazaar, bahkan saat kamu menumpahkan kopi kekemejaku,
semua itu aku yang mengatur. Cinta, butuh ‘kebetulan’ lebih banyak dari yang
kamu pikirkan. Setiap orang sedang menunggu seseorang, menunggu seseorang yang
merasa bahwa kamu berbeda.” Ujar sang pria itu.
Sementara itu Rio sudah masuk
kedalam pesawat dan sebentar lagi ia akan take off menuju Australia. Disitu
juga Grace lansgung menancap gas motor matic nya menuju bandara Soekarno-Hatta.
Disepanjang perjalanannya Grace terus saja mengeluarkan air mata. Tapi
sayangnya ditengah perjalanan tiba-tiba motor yang dikendarainya itu mogok dan
tidak bisa berjalan. Disitu ia sangat sedih ia terus menangis mengingat Rio.
“Semua orang
berjalan-jalan keluar negeri, tinggal aku sendiri di Jakarta. Kak Rio! Cepatlah
kamu kembali.” Kata Grace yang sudah putus asa karena Rio juga pasti sudah
berangkat.
“Giliranmu
membantuku melakukan sesuatu.” Kata pria tampan yang tiba-tiba muncul.
Pria itu berbisik kepada Grace, ia
meminta Grace membuatkan satu Kopi Special Bos dan sebuah surat untuk bos nya
yang dimalam itu tertidur pulas di Cafe Waiting Love. Grace pun langsung menuju
Cafe itu dengan mengendarai taksi, sesampainya di Cafe Grace langsung
membuatkan Kopi Special Bos dengan dibantu oleh rpia itu dan juga tak lupa
sepucuk surat dari pria tersebut yang ditujukan kepada bosnya. Isi suratnya
seperti ini.
Saat bos terbangun pada saat jam 12
malam, ia melihat di mejanya sudah ada Kopi Special Bos dengan sehelai bunga
anggrek diatasnya dan juga sepucuk surat. Bos pun langsung mencicipi kopi
tersebut dan benar saja 100% rasanya sama. Ia pun langsung melanjutkan dengan
membaca surat itu yang berisi.
“Hari itu adalah hari pembukaan Cafe Waiting
Love kamu pasti sangat gembira. Seharian ini kamu tertawa terus, aku tahu
sebenarnya sejak kecil aku tidak punya impian juga tidak ada kisah yang
menarik. Sejak kamu selalu memakan bekalku aku merasakan senyumanmu adalah
permata yang ingin kusimpan seumur hidup. Aku relakan semua yang kumiliki untuk
mendapatkannya, biarkan aku melihat sekali lagi senyumanmu. Maaf, sangat
menyesal aku tidak bisa bersamamu sampai saat ini.”
Dan pada akhirnya setelah 2 bulan
lamanya ia berkeliling Australia, akhirnya ia kembali dengan kulit yang sudah
mulai kehitaman. Begitu Rio samoai di Jakarta ia langsung menuju Cafe Waiting
Love untuk bertemu Grace.
“Kak Rio?”
Kata Grace kaget melihat Rio.
“Hai.” Kata
Rio sambil tersenyum bahagia.
“*Kruuuwwwkkkkk*”
Terdengar kembali bunyi suara perut Rio.
“Jadi, kak
Rio belum menemukan gadis yang bisa bikin lapar di Australia?” Tanya Grace
meledek.
“Sama sekali
belum dan aku masih menyimpan perasaan yang sama kepadamu. Jadi maukah kamu
jadi pasanganku?” Kata Rio.
“Kak Rio
menembakku?” Tanya Grace.
“Menurutmu?
Hahah ayolah jawab.”
“Baiklah,
aku mau.”
Sejak saat itu lah Rio dan Grace
menjalin hubungan sebagai seorang pacar, dan Grace juga sudah menceritakan
semuanya soal pria tampan itu. Awalnya Rio memang tidak percaya tapi ya
sudahlah lagipula tidak ada urusannya dengan Rio.
TAMAT
Created By:
@Kentun666 (Fitriyanto)
4 Februari 2015Inspired by film "Cafe Waiting Love"
4 komentar:
mantap bro..alur ceritanya langsung terbuka ,tentang pria tampan dan semua yang termasuk dalam cerita .bagus lah...
Terimakasih banyak bro ^^
mantaap lah..
tp kepanjangan bro dan bosan jika tidak ada gambar nyaa
kayak baca koran :v
btw thanks dan keren !!
Iya nih perdana saya buat cerpen sampai 20 halaman cuman untuk Grace hahaha terimakasih atas masukannya ya. ^^
Posting Komentar