Cafe Waiting Love

“Grace lo beresin buku buku yang disana ya, gue sama Yukka beresin yang didepan.”

“Oke oke nanti ketemu di perpus nya aja ya.”

            Martha Graciela atau yang lebih akrab dipanggil dengan panggilan Grace. Wanita remaja yang sekarang duduk di kelas 1 SMA ini mempunyai sifat yang sangat dewasa, terbukti ia tinggal di Jakarta sendirian tanpa didampingi keluarganya. Ia tinggal di kost-kostan didaerah Jakarta Selatan. Dengan keadaannya yang sekarang sedang sekolah di SMA Negeri itu sangat membantu keuangannya, ia bisa menyisihkan uang jajannya untuk membayar kost-kostan meskipun Ibunya setiap sebulan sekali selalu mengirimi uang untuk keperluannya.

            Pagi itu perpustakaan baru saja dibuka di SMA dimana Grace bersekolah, Grace ikut membantu memindahkan buku-buku dari gudang ke perpustakaan karena posisinya yang sekarang ini wakil ketua Osis. Ya, Grace tidak hanya cantik namun juga sangat pintar dan juga rajin maka dari itu ia diangkat sebagai wakil ketua Osis di sekolahnya.


“*bruk*” Sayangnya saat Grace mengangkat kardus yang berisi buku-buku, kardus itu jebol.

“Yailah pake jebol lagi.” Gumam Grace. Saat Grace membereskan buku-buku tersebut Grace menemukan sebuah buku yang kelihatannya seperti buku diary, karena ia sangat ingin tau apa isi buku tersebut akhirnya buku tersebut diambilnya dan diletakkan di tasnya.

            Jam sudah menunjukan pukul 15.00 saatnya Grace pulang, diperjalanan pulang Grace sambil membaca buku diary yang ia temukan tadi.

“Ini diary apa ya? Diary kok isinya resep-resep kopi begini?” Tanya Grace bingung didalam hati.

            Saat Grace sedang fokus pada buku diary tersebut tiba-tiba ada sebuah bus yang melaju lumayan kencang dan mengarah kearah Grace yang sedang menyebrang di zebra cross. Beruntungnya bus itu sempat menginjak rem dan Grace tidak tertabrak.

“Aaaahhhh!!!” Teriak Grace yang terlihat sangat panik sambil menutup matanya. Saat Grace membuka mata, ia melihat laki-laki tampan yang menolongnya berdiri. Laki-laki itu hanya menjulurkan tangan, dan membantu Grace berdiri setelah itu ia langsung pergi. Grace pun kembali berjalan pulang ke kost-annya.

“Grace dari mana aja lo jam segini baru balik?” Tanya teman sekamar kostnya.

“Iya nih Rel tadi biasa lah sibuk sama urusan Osis.” Jawab Grace sambil meletakkan tas nya dikasur.

“Lah itu siku lo kenapa? Jatoh lo?” Tanya Aurel.

“Iya tadi gue nyaris ketabrak bus, untungnya ada cowo ganteng yang nyetopin bus nya tapi gue kaget terus sempet jatoh sendiri gitu hehehe.” Jawab Grace.

“Yailah dasar dah. Eh iya lo tau soal kakak kelas yang kalah taruhan nggak?”

“Hah? Kalah taruhan? Maksudnya?” Tanya Grace bingung.

“Iya jadi kemarin ada 1 kakak kelas namanya Rio, dia itu anak Karate Kepala Besi, kemarin dia nantang anak Karate Tangan Besi buat mecahin beton.” Jelas Aurel.

“Iyaaa? Terus?”

“Ya gitu akhirnya dia kalah taruhan, si Rio cuman bisa mecahin 3 beton pakai kepalanya, sedangkan anak Karate Tangan Besi bisa matahin 6 beton jadi akhirnya kak Rio disuruh pake kaos kutang diluar selama 1 tahun sama anak Karate Tangan Besi.”

“Hah? Yang bener lo? Gila idiot banget hahaha.” Kata Grace.

“Ih enak aja, jantan tau dia gitu-gitu buktinya dia bener mau nepatin janji kalah taruhannya.”

“Ah cuman orang idiot aja yang mau begitu, udah ah gue capek mau tidur.”

“Tidur mulu lo. Oh iya besok kan libur, lo mau gue bangunin jam berapa? Katanya mau nyari kerjaan?” Tanya Aurel.

“Eh iya yaudah besok bangunin gue jam 6 ya.” Kata Grace.

            Keesokan harinya Grace bersiap-siap untuk mencari kerja sampingan yakni setiap Sabtu dan Minggu, ia mencari pekerjaan sampingan untuk membayar kost-kostannya. Pagi itu Grace datang ke sebuah kedai kopi yang baru buka belum lama ini sekitar 7 bulan yang lalu.

“Permisi.” Kata Grace sambil memasuki kedai kopi tersebut.

“Mau minum apa?” Tanya pelayan kedai kopi tersebut.

“Oh nggak, saya nggak mau kopi...” Belum selesai Grace berbicara, pembicaraannya sudah dipotong oleh pelayan kedai tersebut.

“Oh jadi kamu yang mau kerja disini? Bisa bikin kopi seperti apa? Sering minum kopi seperti apa? Jenis kopi apa yang kamu sering minum?” Tanya pelayan kedai tersebut.

“Ah kok ribet ya? Setau ku kalau mau bikin kopi yang enak tambahkan susu aja, itu juga pasti sudah enak kok.” Jawab Grace.

            Tiba-tiba ada 5 orang laki-laki yang masuk ke kedai tersebut dan salah satunya adalah Rio, kakak kelas yang kalah taruhan dan memakai kaos kutang diluar. Saat mereka baru masuk, anehnya Rio bengong melihat pelayan kedai tersebut.

“Aahh Rio, itukan bukannya mantan pacarmu ya?” Tanya salah seorang temannya Rio.

“Waah iya tuh yailah cie clbk eh udah jadi tomboy deng mantannya hahaha.” Ledek lagi temannya Rio.

“Eehhh kalian ini berisik sekali, mau pesen kopi atau nggak? Jangan bikin ribut disini! Lagipula teman kalian ini kan habis patah hati bukannya dihibur malah dibikin malu!” Kata Grace memberanikan diri.

“Kamu!” Terdengar suara wanita dari salah satu meja kedai kopi tersebut.

“I-iya?” Jawab Grace.

“Kamu besok mulai bekerja.” Ternyata itu adalah bos dari kedai kopi tersebut.

            Grace pun pulang ke kostannya dengan perasaan senang karena sudah diterima bekerja.

“Gimana Grace? Dapet?” Tanya Aurel.

“Puji Tuhan dapet Rel di kedai kopi yang disana itu lho yang baru buka namanya kalau nggak salah Cafe Waiting Love.” Kata Grace dengan senangnya.

“Puji Tuhan, untung dapetnya yang deket ya Grace.” Kata Aurel ikut bersyukur.

“Iya. Eh tadi gue ketemu kakak kelas yang itu lho si Rio.”

“Hah? Yang bener? Dia ngapain?” Tanya Aurel.

“Nggak tau tuh tadi sama temen-temennya nggak jelas gitu deh bikin keributan terus gue tengahin deh.” Jelas Grace.

“Eh iya gue juga udah masuk Karate Kepala Besi lho hahaha.” Kata Aurel dengan bangganya.

“Buset gila yang bener aja lo, lo kan cewe Rel masa iya lo ikut ekskul begituan?” Tanya Grace dengan kagetnya.

“Nggak apa-apa lah demi kak Rio tau hahaha eh cerita dong gimana kedai kopinya? Bagus nggak?”

“Hmm ya gitu deh pelayan kedai kopi nya perempuan tapi tomboy gitu katanya sih denger-denger dia bisa ngeracik segala jenis kopi namanya Tania, terus bos nya juga perempuan cuman agak aneh soalnya dia itu sering ngelamun dan ngeliat keluar jendela terus. Tapi ada satu yang narik perhatian gue, ada satu cowo yang setiap hari gue liat dia itu selalu datang ke kedai kopi itu tapi dia datengnya bawa perempuan nah perempuannya itu gonta-ganti entah salah satu dari mereka pacarnya atau bukan atau bahkan mereka semua pacarnya? Nggak tau deh eh Rel.....” Saat Grace menengok ke arah Aurel ternyata Aurel sudah tertidur pulas mendengar cerita dari Grace.

“Yaampun dasar kebo.” Kata Grace kesal.

            Keesokan harinya, yakni hari minggu hari perdana Grace bekerja di Cafe Waiting Love.

“Heh kenapa kamu bengong gitu? Mikirin apa kamu?” Tanya Tania kepada Grace.

“Eh emm nggak kak. Oh iya kenapa kedai kopi ini dinamanin Cafe Waiting Love ya?” Tanya Grace.

“Hmm nanti, kalau kamu udah sebulan bekerja disini akan kuberitahu kenapa alasannya kedai ini dinamakan begitu.” Jelas Tania.

“Huh dasar pelit.” Kata Grace.

            Hari pertamanya berjalan begitu lancar, ia melihat pria tampan yang setiap hari berada di Cafe Waiting Love dan ia mulai ingin mencari tahu tentangnya. Tapi ini baru hari pertama fikirnya jadi ia jangan berbuat yang macam-macam terlebih dahulu.

            Sesampainya di kostan ia dikejutkan dengan Aurel yang membentur-benturkan kepalanya ke sebuah batako.

“Rel? Lo ngapain?” Tanya Grace penasaran.

“Gue kan udah masuk Karate Kepala Besi jadi ya harus ngelatih kepala gue Grace.” Kata Aurel yang terus-terusan membenturkan kepalanya ke batako.

“YaTuhan Rel kalau lo terus-terusan jedotin kepala lo ke batako yang ada nanti pas naik kelas 2  lo udah jadi idiot.” Ledek Grace.

“Enak aja, lo yang idiot tau.” Jawab Aurel.

            Minggu berikutnya seperti biasa Grace bekerja kembali di Cafe Waiting Love. Seharian sudah ia bekerja dan kali ini ia berencana mengikuti kemana pria tampan itu pulang. Akhirnya ia mengikutinya dan akhirnya sampai pada di sebuah gang.

“Aduh!” Grace yang sedang mengikuti pria tampan tersebut terjatuh karena bertabrakan dengan Rio yang sedang menggunakan sepatu roda.

“Eh lu yang waktu itu di kedai kopi kan?” Tanya Rio.

“Iya itu gue, aduh sakit nih kalau nggak bisa main sepatu roda nggak usah main kek!” Bentak Grace.

“Iya iya maaf. Loh lu lagi ngikutin cowo itu? Kenapa lu ikutin? Dia punya utang ya sama lu? Yaudah bentar ya gua kejar dia dulu.” Kata Rio.

“Eh jangan! Udah nggak usah.” Kata Grace sambil menahan tangan Rio.

“Nggak apa-apa sebagai tanda permintaan maaf aja.” Kata Rio.

“Udah nggak usah, sebagai tanda permintaan maaf gimana kalau lo ngajak gue nonton aja?”

“Hmm boleh deh, kapan? Senin malam mau?” Tanya Rio.

“Boleh. Oke Senin ya.” Jawab Grace.

“Siap Senin gua jemput ya.”

“Iya.” Kata Grace sambil memberikan alamat rumahnya.

            Tibalah hari Senin. Saat itu Grace sedang berada di perpustakaan berencana sedang mencari buku tentang filsafat. Tetapi tanpa sengaja Grace bertemu dengan pria tampan tersebut di perpustakaan sekolahnya. Grace pun mengikutinya sambil berpura-pura mencari buku yang ia cari.

“Eh Grace.” Kata Rio yang tiba-tiba lewat dibelakang Grace.

“Eh kak Rio sssttt.”

“Itu kan cowo yang kemarin kan, eh biar gua tagih utangnya.” Kata Rio.

“Ssssttt jangan, udah ayo ikut gue keluar dulu.” Ajak Grace. Sesampainya diluar Grace berbicara jujur kepada Rio.

“Sebenernya tuh dia nggak ada utang sama gue, cuman yaa...” Belum selesai bicara, Rio sudah memotong pembicaraan Grace.

“Cuman lu suka kan sama dia cieee hahaha tenang gua bisa bantu menyampaikan perasaan lu ke dia kok.” Kata Rio.

“Ah udah ah bukan urusan lo juga. Nanti malem gimana?” Tanya Grace.

“Jadi kok jadi, jam 7 ya gua jemput.”

“Oke yaudah sana.”

            Tibalah jam 7 malam. Grace sedang bersiap-siap untuk pergi menonton bersama Rio.
“Wih rapih banget Grace, mau kemana lo?” Tanya Aurel.

“Mau pergi sama Rio.” Jawab Grace.

“Hah? Pergi sama Rio? Lo jadian berdua?”

“Ya nggak lah gila aja gue nggak suka kali sama dia, dia itu cuman mau bayar utang budi sama gue waktu gue nolongin dia supaya nggak di malu-maluin sama temennya waktu di kedai itu.” Jelas Grace.

“Oalah kirain Grace udah jadian hehehe.” Kata Aurel.

“Yaudah gue pergi dulu rel.”

            Rio dan Grace pun pergi ke salah satu mall yang ada di Jakarta. Mereka menonton film yang romantis. Anehnya saat menonton film romantis Grace sama sekali tidak merasa terharu, melainkan lucu sedangkan Rio merasakan terharu hingga ia menangis.

“Ih cengeng banget lo kak nonton beginian aja nangis haha.” Ledek Grace.

“Emang filmnya bagus tau, lu aja yang batu.” Jawab Rio.

“Enak aja, yaudah yuk anter gue pulang. Udah malam nih.”

“Yaudah ayo.”

            Saat diperjalanan Grace menanyakan sesuatu kepada Rio.

“Kak.”

“Iya?”

“Menurut lo gue itu gimana sih orangnya?” Tanya Grace.

“Menurut gua kalau orang yang belum kenal sama lu pasti ngiranya tuh lu jutek, kayak nenek-nenek hahaha tapi semenjak gua kenal sama lu ya gua rasa lu orangnya asik juga.” Ledek Rio.

“Enak aja lu mah. Eh kak gue mau ngasih tau 1 rahasia  sebenernya gue suka sama orang yang di kedai itu.” Kata Grace.

“Yang mana?” Tanya Rio.

“Itu lho yang dari kemarin gue ikutin terus.”

“Hoo iya iya bener kan lu suka sama dia haha.”

“Gue kan udah ngasih 1 rahasia gue nih nah sekarang lo dong gantian kasih tau rahasia lo.” Kata Grace.

            Namun disitu Rio hanya diam, seperti tidak kuat untuk menceritakan rahasianya kepada Grace.

“Kak? Kok diem? Ceritain lah.”

            Tiba-tiba Rio memberhentikan motornya dipinggir jalan dan ia mulai menceritakan rahasianya.

“Rahasia gua cuman 1, ya rahasia gimana gua bisa putus sama Tania si pelayan Cafe Waiting Love.” Kata Rio.

“Emang gimana ceritanya?” Tanya Grace.

“Jadi begini, dulu itu gua bener-bener suka sama temen perempuan gua. Baru pertama kali gua ngerasain suka yang bener-bener suka, ngelebihin suka dari apapun. Bahkan bisa dibilang cinta. Kita jalan bareng, nonton, makan, ngerayain birthday party temen gua, banyak hal yang kita laluin sama-sama. Tapi suatu hari nggak tau apa yang ngerasukin dia. Dia potong rambut panjang nan indahnya itu dan jadi seorang tomboy, seorang Tania yang nggak gua kenal. Semenjak saat itu gua setiap ketemu dia ngerasa ada 2 orang yang berbeda. Setiap gua ketemu dia pasti gua tanyain ‘Gimana kabarnya dia?’ dan ‘dia’ yang gua maksud itu adalah Tania yang dulu dan dia juga udah ngerti, pasti sama dia dibalas ‘Dia baik-baik aja’.” Jelas Rio.

“Terus kenapa lo nggak ngejar dia lagi?” Tanya Grace.

“Kejar? Yang paling menakutkan adalah bukannya dia nggak suka lagi sama gua, tapi gua yang udah nggak suka lagi sama dia. Awalnya gua pikir cinta itu sejati, tapi nggak taunya bisa berakhir tanpa jejak.” Jawab Rio.

“Cinta itu benar-benar mengerikan ya.” Kata Grace. Rio hanya mengangguk setuju dengan perkataan Grace.

“Ohiya lo nggak coba ngehubungin Tania lagi?” Tanya Grace.

“Nggak, pertemuan yang waktu di kedai itu cuman kebetulan aja. Bodohnya gua hahaha.” Jawab Rio.
“Udah ah yok gua anter lu pulang.” Lanjut Rio.

            Sesampainya dikostan, Grace melihat Aurel sudah tertidur lelap tetapi Grace yang merasa belum mengantuk membuka buku yang ia temukan disekolahnya dan mulai mencorat-coret isi buku tersebut dengan tulisan tulisan yang aneh.

            Hari pun semakin lama semakin berlalu, satu bulan sudah Grace bekerja di Cafe Waiting Love. Saat itu ia melihat Tania sedang membuatkan bosnya secangkir kopi.
“Kak Tan, lagi bikin buat siapa? Bukannya lagi sepi?” Tanya Grace.

“Ini buat bu bos. Aku selalu mencoba bikinin kopi yang dia bisa minum.” Kata Tania sambil menyeduhkan kopinya.

“Kopi yang ia bisa minum? Aneh. Maksudnya?” Kata Grace dalam hati.

“Ini kau coba lah minum dulu.” Kata Tania sambil menyuguhkan kopi kepada bos.

“Nggak. Rasanya masih berbeda. Kau kan tahu kalau aku nggak bisa minum sembarang kopi dan yang ada penyakit maag-ku akan kambuh.” Jawab ibu bos setelah menyeruput kopi buatan Tania.

            Tania pun kembali kebalik meja dapurnya dan membuang kopi tersebut.

“Kak yah kenapa dibuang? Sayang sayang tahu.” Kata Grace.

“Bu bos belum menyukainya. Rasanya masih nggak sama.” Jawab Tania.

“Rasa yang sama? Maksudnya?” Tanya Grace.

“Ohiya kamu sudah sebulan bekerja disini kan?” Tanya balik Tania.

“Iya kak, kenapa?” Jawab Grace.

“Apa kamu sudah lupa? Kamu masih ingin tahu asal usul nama cafe ini nggak?” Tanya Tania.

“Ohiya yaudah ceritakan dong kak lagipula kan itu hutangmu kepadaku.” Jawab Grace.

“Jadi begini, dulu ada seorang gadis yang angkuh dan keras kepala dan juga seorang pra yang penurut waktu jam belajar gadis itu selalu mengganggu pria tersebut, namun apapun yang gadis itu lakukan pada pria tersebut, ia sama sekali tidak merasa terganggu. Setiap jam makan siang pria itu selalu membawa bekal nasi dan telur kecap kesekolahnya dan setiap jam makan siang itu juga sang wanita selalu mengambil dan memakan telur kecap sang pria tersebut, namun sang pria tetap saja tidak marah dengan perlakuan sang wanita. Mereka berdua selalu melakukan hal bersama-sama, seperti piket diwaktu pulang sekolah, belajar bersama, pergi bersama, kemanapun bersama-sama. Sampai pada suatu hari saat sang pria pulang dari sekolah, ia melihat sang wanita bersama pria lain sedang berdiri berdua di teras kelas, dan sang pria lain tersebut menyatakan cintanya pada sang wanita. Pria ini tidak berkutik saat ia mendengar bahwa wanita tersebut dicintai orang lain dan parahnya wanita tersebut juga mencintai pria lain itu.” Jelas Tania.

“Wah pasti pria itu sangat sakit sekali ya, selanjutnya bagaimana?” Tanya Grace.

“Selanjutnya, wanita itu menjalani hubungan dengan pria lain yang menyatakan cinta padanya waktu di teras kelas. Lalu hari berjalan demi hari. Tibalah saat Valentine Day, wanita itu mengajak pria tersebut ke sebuah toko hadiah, namun disitu mereka terlibat percekcokan yang sangat heboh. Wanita itu ya, aku sendiri.” Jelas bos yang langsung emnyambung ceritanya.

“Seharusnya kamu memberi saran, bukannya semuanya dibilang bagus!” Kata wanita tersebut kepada pria.

“Semua sama bagusnya, asal kamu pilih dengan hati pasti pacarmu juga akan menyukainya.” Jawab pria tersebut.

“Aku bukan pria, mana tahu yang pria suka atau tidak! Valentine Day hanya sekali dalam setahun, dan ini Valentine Day pertamaku dengannya.” Jawab wanita tersebut.
“Mau kemana kamu?! Apa-apaan kamu!” Lanjut wanita tersebut karena pria nya sudah ingin pergi.

“Kamu yang apa-apaan! Kamu boleh mencubitku, memarahiku, memukulku, memakan semua bekalku, mengerjakan PR mu, membelikan mu pembalut, menyuruhku meletakkan kertas ujianku agar bisa kau contek, menyuruhku membangunkanmu setiap pagi agar tidak telat naik bus, menyuruhku mencarikan kursi untukmu ditempat les semua itu aku lakukan ikhlas untukmu. Tapi tolong, jangan suruh aku untuk memilih kado Valentine Day.” Jelas sang pria.

“Kenapa aku tidak boleh meminta tolong kepadamu untuk memilihkan kado Valentine Day?” Tanya sang wanita.

“Karena aku tidak mau!” Jawab sang pria.

“Apa aku pernah memaksamu untuk mebuat PR? Apa kamu marah ketika aku makan bekalmu? Apa kamu merasa malu karena membelikan pembalut untukku? Apa aku memaksamu untuk membangunkan ku?” Tanya wanita itu.

“Tidak. Tidak. Tidak. Dan tidak.” Jawab pria tersebut.

“Lalu kenapa aku memintamu untuk membelikankado Valentine saja kamu nggak mau?” Tanya wanita tersebut.

“Karena aku menyukaimu!” Jawab pria itu dengan tegasnya.

“Lantas bagaimana?! Aku tidak menyukaimu!” Jawab wanita tersebut dengan perasaan tanpa bersalah.

“Aku tau. Tapi kamu tidak bisa memintaku yang begitu menyukaimu untuk membelikan kado Valentine untuk pacarmu. Perasaanku hancur, hatiku sakit.” Lanjut pria tersebut.

“Kamu bilang kamu menyukaiku? Lalu saat dia menyampaikan rasa sukanya padaku apa yang kamu lakukan? Tidak ada? Apa itu menyukaiku? Kamu benar-benar tidak menyukaiku!” Kata wanita tersebut.

            Pada saat itu, saat mereka bertengkar hebat. Tiba-tiba ada sebuah perampokan di bank dekat kami yang sedang bertengkar. Terdengar suara tembakan peluru dari seluruh arah. Dan saat itu, sang wanita didorong oleh pria tersebut ke balik dinding.

“Kamu nggak apa-apa kan?” Tanya pria tersebut.

            Namun aku tidak menjawabnya. Aku melihat perut sang pria sudah berlumuran darah. Pria itu terkena tembakan. Lebih tepatnya pria tersebut melindungiku dari tembakan brutal tersangka perampokan itu. Pada saat itu juga aku langsung membawa pria tersebut ke rumah sakit. Betapa beruntungnya sang pria masih bisa selamat.

“Yah kurang lebih seperti itu ceritanya.” Kata bos.

“Hah? Kenapa menggantung seperti itu?” Lanjut Rio yang ternyata sedari tadi juga memperhatikan ceritanya dari jendela cafe.

“Aduh kak Rio bikin kaget aja.” Kata Grace.

“Hehehe maaf. Ohiya apa kelanjutannya kau dan pria itu membangun cafe ini?” Lanjut Rio.

“Tidak, awalnya aku dan dia sering bertemu ditempat ini. Dulu ini adalah restoran makanan cepat saji. Tapi aku dan pria tersebut mendengar bahwa pemilik toko ini akan segera pensiun dan aku bersama pria tersebut berniat mengumpulkan uang untuk membeli tempat ini. Dan akhirnya tempat ini terbeli dan selanjutnya kami renovasi berdua.” Kata bos.

“Lalu membuka cafe ini bersama-sama?” Tanya sang pria tampan.

“Benar, pasti begitu.” Jawab Grace.

“Kamu ini, sudah bekerja selama sebulan lebih masih saja berperilaku aneh.” Kata Tania.

“Yah, setelah itu kami lanjutkan untuk membuka perdana cafe ini. Tapi ya memang agak aneh, karena aku sendiri tidak kuat dengan kopi, jika aku meminum kopi pasti maag-ku langsung kambuh. Namun suatu hari, sang pria tersebut membuatkan racikan kopi special yang ia beri nama ‘Kopi Special Bos’ kopi itu hanya dibuat untukku saja.” Lanjut sang bos.

“Lihat, aku membuatkan kopi yang bisa kamu minum.” Kata pria tersebut padaku.

            Tanpa berfikir panjang akupun meminumnya, dan benar saja. Kopi itu terasa sangat enak dan tidak membuat penyakit maag-ku kambuh.

“Bagaimana?” Tanya pria itu.

“Enak, dan maag-ku tidak kambuh.” Kataku.

“Baguslah kalau kamu menyukainya.”

“Bolehkah aku meminta kopi ini dibuatkan setiap pagi?”

“Tidak masalah, aku akan terus membuatkannya untukmu.” Kata pria itu.

“Apa nama kopi ini?” Disitulah aku bertanya dan disitu jugalah nama kopi itu diciptakan.

“Karena kopi ini special kubuatkan untukmu, jadi kunamakan ‘Kopi Special Bos’.” Kata dia.

            Tibalah malam hari. Hari itu kami berdua sangat amat lelah. Karena kami mendekorasi ulang seluruh bagian toko tersebut. Kami melihatnya dari seberang jalan keadaan saat itusedang hujan, kami berdua memakai satu payung. Begitu romantis.

“Bagaimana? Bagus kan namanya?” Kata pria itu.

“Hmm bagus, cantik ‘Cafe Waiting Love’ seperti seseorang yang sedang menunggu cintanya di cafe ini.” Kataku.

“Aku berharap cafe ini akan menjadi cafe yang ramai, yang laku, supaya kita bisa bahagia disini bersama-sama.” Kata dia.

“Lalu kalau nanti cafe ini ramai bagaimana dengan kita? Apa tidak kewalahan menangani semua pelanggan?” Kataku.

“Tenang saja, aku sudah membuatkan poster iklan untuk cafe kita. Sebentar ya aku ambilkan dulu didalam.” Kata dia sambil berlari menyebrang jalan.

            Disitulah saat itu terjadi. Ia berlari tanpa melihat kanan-kiri dan pada akhirnya ia tertabrak sebuah mobil yang sedang melaju dengan kencangnya. Aku hanya terdiam melihatnya. Aku menangis dipinggir jalan. Banyak orang yang datang menolong dan membawanya kerumah sakit. Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan mengambil ia dari ku.

“Pasti bu bos suka menulis novel ya?” Tanya Grace.

“Maksudmu?” Tanya bu bos.

“Ah nggak, cerita kalian mirip sekali dengan sebuah novel. Sangat sedih. Ah iya selanjutnya bagaimana?” Kata Grace.

“Selanjutnya? Tidak ada selanjutnya.” Kata bos yang langsung pergi.

“Selanjutnya bagaimana ya?” Tanya Rio.

“Selanjutnya, aku akan mencoba meracik ‘Kopi Special Bos’ untuknya. Sudah beberapa kali aku mengganti resep kopinya namun belum ada yang cocok dengannya.” Kata Tania.

            Jam sudah menunjukan pukul 21.00 saatnya Grace pulang kerja. Dan sesampainya ia di kostannya ia memeriksa buku yang ia temukan disekolahnya. Dan setelah ia membacanya dengan teliti ternyata buku itu adalah buku resep ‘Kopi Special Bos’. Grace menceritakan semuanya dengan Aurel.

“Jadi begitu, gue mau ngembaliin tapi takut soalnya udah gue corat-coret isinya.” Kata Grace.

“Yaa salahmu sendiri, makanya kalau nemu apa-apa tuh periksa dulu jangan asal corat-coret aja.” Ledek Aurel.

            Keesokan harinya Aurel dan Grace pergi ke sebuah bazaar yang berada didekat kostan mereka. Dan disitu Aurel dan Grace bertemu Rio yang ternyata sedang berjualan makanan di bazaar tersebut.

“Loh? Grace!” Panggil Rio dari kedainya.

“Eh kak Rio! Kakak kerja disini juga?” Tanya Grace sambil menghampiri Rio.

“Iya, sembari libur ngisi waktu disini hehe. Lu kenapa nggak kerja?” Tanya Rio.

“Lagi libur aja kak makanya sempetin jalan-jalan ke bazaar.” Jawab Grace.

“Eh iya Grace kak Rio, gue kesana dulu ya ada baju bagus, nanti gue balik lagi.” Kata Aurel.

“Sini duduk dulu, mau gua buatin minum?” Tanya Rio.

“Boleh kak, maaf lho ngerepotin.” Kata Grace.

            Rio pun membuatkan segelas lemon tea untuk Grace dan duduk bersama di meja makan. Kebiasaan Rio yaitu jika ia menyukai seorang gadis, dan gadis itu berada didekatnya pasti ia selalu merasa lapar tetapi anehnya ia tidak ingin makan sesuatu.”

“*Kruuuwwwkkkk*” Terdengar suara lapar dari perut Rio.

“Kak? Laper? Makan aja kalau laper.” Kata Grace.

“Hah? Nggak kok gua nggak laper.” Jawab Rio.

“Lah itu kenapa perut bunyi terus?”

“Hahaha kalau gua ceritain lu pasti nggak bakal percaya deh kenapa gua kayak gini.”

“Coba ceritain deh siapa tau percaya.”

“Jadi begini, dulu sewaktu gua kecil gua sering ditinggal orang tua gua kerja. Dan dulu kan ada kayak kegiatan prakerin tuh nah disuruh minta tanda tangan orang tua karena orang tua gua jarang dirumah jadinya gua minta ke Paman Wang, Paman Wang itu tetangga gua dia keturunan Chinese gitu deh dan dia itu dulu dagang bakso nah setiap gua minta tanda tangan ke dia, dia bilang kalau nilai prakerin gua diatas 80 bakal dikasih bakso gratis. Disitu lah gua selalu dapet nilai 95 makanya gua setiap hari makan bakso gratis. Tapi suatu hari Paman Wang sakit keras, ia meninggal. Nah gua sedih banget tuh pas disitu, pas gua nangis didepan rumah Paman Wang tiba-tiba gua ngeliat ada sosok Paman Wang didepan gua, dia bilang begini ‘Suatu hari nanti kamu pasti akan dapat bakso yang lebih enak dari ini, dan bahkan ketika kamu suka dengan wanita dan wanita itu ada didekatmu kamu pasti akan merasa lapar tapi anehnya kamu sama sekali tidak mau makan’ begitu.” Jelas Rio.

“Jadi kakak suka sama gue gitu?” Tanya Grace.

“Yaa bisa dibilang seperti itu lah hahaha tapi ya kan lu udah suka sama pria tampan itu jadi ya cukup temenan aja deh.” Kata Rio.

“Hmm bagus lah gue juga nggak suka sama kakak hahaha.” Ledek Grace.

            Sewaktu Grace dan Rio sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Aurel datang dengan nafas yang terburu-buru.

“Grace huh huh huh huh.”

“Eh iya lo kenapa? Ngos-ngosan gini?” Tanya Grace.

“Itu ada preman mabuk, ngamuk dia disana. Ayo cepetan lari!!” Jelas Aurel.

            Saat Grace dan Aurel ingin lari tiba-tiba saja preman tersebut sudah ada didekat kedai Rio, dan mau tidak mau Rio harus melindungi Grace. Preman tersebut ada 2 orang, yang satu memegang golok dan yang satu tangan kosong.

“Grace awas, berlindung dibelakang gua!” Teriak Rio.

            Saat preman itu menghempaskan goloknya kearah Grace, Rio dengan cepat menangkis golok itu dengan tangannya. Ya, bisa ditebak akhirnya tangan Rio terluka bercucuran darah. Namun karena Rio anak Karate Kepala Besi akhirnya dia bisa mengalahkan kedua preman itu.

“Yaampun kak tangan lo.” Kata Grace.

            Grace langsung mengambil sapu tangan yang ada di tas nya dan langsung menggulungnya di tangan Rio.

“Gulungannya jelek banget haha.” Ledek Rio.

“Huh dasar masih untung udah ditolongin.” Kata Grace.

“Hehe iya iya makasih lho sekali lagi.”

            Keesokan harinya Grace kembali bekerja di Cafe Waiting Love. Lagi-lagi ia melihat pria tampan yang biasa datang ke cafe itu. Grace menghampiri mejanya membersihkan mejanya. Dan memberanikan diri untuk mengobrol dengannya.

“Permisi, eemm aku mau tanya. Kamu sering kesini membawa banyak wanita, apa salah satu dari mereka adalah pacarmu? Atau jangan-jangan semuanya pacarmu?” Tanya Grace memberanikan diri.

“Tidak, dari semua wanita itu tidak ada satupun pacarku.” Jawab pria tersebut.

“Lho? Padahal semua wanita yang kamu bawa kesini cantik semua. Memangnya tipe wanita seperti apa yang kamu cari?” Tanya Grace.

“Sebenarnya, aku sudah menunggu lama. Menunggu wanita sepertimu muncul.” Jawab pria tersebut.

            Grace hanya terdiam tersipu malu, ia berfikir bahwa pria ini menyukainya. Tiba-tiba.

“Grace! Bantu aku menurunkan biji kopi yang baru datang! Kamu fikir aku ini laki-laki apa?!” Kata Tania.

“Huh mengganggu saja. Iya aku datang.” Kata Grace sambil meninggalkan meja pria tersebut. Tapi saat Grace ingin meninggalkan meja pria tersebut, tanpa sengaja Grace menumpahkan kopi kekemeja pria tersebut.

“Aduh aduh maaf maaf aku nggak sengaja.” Kata Grace.

“Nggak apa-apa kok nggak apa-apa.”

“Sini biar aku yang cuci, besok akan aku kembalikan.” Kata Grace. Pria itu menyetujuinya dan langsung membuka kemejanya dan memberikannya pada Grace.

            Malam harinya saat Grace mencoba menyuci kemeja tersebut nodanya susah hilang, akhirnya ia pun pergi ke tempat laundry di dekat kostannya. Saat tiba ditempat laundry betapa terkejutnya Grace, Rio bekerja di tempat laundry itu juga.

“Loh? Kakak lagi? Kerja disini juga?” Tanya Grace.

“Eh lu, iya gua kerja disini juga. Beberapa bulan yang lalu gua berencana buat jalan-jalan aja keluar negeri tepatnya sih Australia, gua pengen kayak anak-anak remaja lainnya.” Kata Rio.

“Terus ngelanjutin studi disana?” Tanya Grace.

“Ya nggak lah, cuman jalan-jalan aja kok. Eh iya ada yang mau di laundry?”

“Iya nih, noda kopi sih tapi pas gue cuci sendiri nodanya susah ilang kak.” Kata Grace sambil memberikan kemejanya.

“Loh ini kan kemeja si pria tampan itu kan? Hahaha gimana sih lu kerjanya masa bisa sampe numpahin gini.” Ledek Rio.

“Ya namanya juga nggak sengaja kak, yaudah gue tinggal kemejanya disini ya.” Jawab Grace.

“Iya, paling nanti 3 hari jadi gua kasih lu.” Kata Rio.

            Semenjak hari itu nyaris semuanya berubah, Grace masih berusaha membuatkan ‘Kopi Special Bos’ untuk bos nya supaya bos nya tidak merasa sedih lagi, dan Rio masih berusaha mengumpulkan uang untuk jalan-jalan ke Australia, sedangkan Aurel sekarang sudah resmi masuk Karate Kepala Besi dan sudah berhasil memecahkan beberapa beton.

            Sampai pada akhirnya Rio berhasil mengumpulkan sejumlah uang untuk berangkat ke Australia, bahkan ia sudah membeli tiketnya untuk seminggu yang akan datang. Pada suatu malam Rio mengajak Grace jalan-jalan kesebuah taman.

“Kak.”

“Iya?”

“Terimakasih.” Kata Grace.

“Hah? Terimakasih untuk?” Tanya Rio.

“Soal yang kakak menolong gue pas di bazaar itu. Kakak rela sampe tangannya kena golok demi ngelindungin gue.” Jelas Grace.

“Iya itu bukan masalah. Jadi gua berlatih kepala besi nggak sia-sia kan hehe.” Jawab Rio.

“Grace akuin kalau kakak itu orang yang pemberani, rajin, ulet, nggak gampang patah semangat. Buktinya kakak berniat mau pergi ke luar negeri sampai-sampai rela bekerja apapun biar bisa dapet uang. Hebat. Nggak kayak aku, nggak punya impian apa-apa, sangat biasa.” Kata Grace sambil menatap bintang.

“Tapi bukannya impianmu bersama dengan pria tampan itu?” Tanya Rio.

“Itu bukan impian, tapi bermimpi.” Kata Grace.

“Tapi menurutku, Grace itu bukan gadis yang biasa dan aku ingin orang lain tau, teman terbaikku, aku akan berkata ‘Aku mengenal seorang gadis yang sangat pemberani namanya Martha Graciela, ia pernah menyelamatkanku dari rasa malu saat di kedai kopi. Seandainya aku dikepung oleh preman bergolok aku mengharapkan yang bersamaku melawan mereka adalah gadis bernama Grace’. Yah baiklah udah ah bermimpinya. Ayo kakak antar kamu pulang.” Jelas Rio.

            Rio pun mengantar Grace pulang menaiki motornya. Diperjalanan pulang, Rio menceritakan bahwa ia sudah ingin pergi ke Australia.
“Grace, kakak besok pagi sudah bisa berangkat ke Australia lho.” Kata Rio.

“Wah bagus dong, kutunggu oleh-olehnya ya hehe.” Jawab Grace meledek.

Sesampai nya didepan kostan Grace, Rio mengatakan sesuatu kepada Grace.

“Grace.”

“Iya kak?”

“Aku merasa dengan mudah mengucapkan selamat untukmu jika kamu mendapatkan pria tampan itu, tapi entah kenapa aku merasa gelisah seperti mau mati saja. Sebenarnya aku juga baik lho.” Kata Rio.

“Iya aku tau kakak baik.” Jawab Grace.

“Aku juga rajin bekerja, bisa memasak masakan yang enak, bahkan kepalaku juga keras.” Kata Rio.

“Aku juga tau kepala kakak keras hahaha.” Ledek Grace.

“Aku juga bisa bercanda.” Sambung Rio.

“Tapi nggak lucu.” Kata Grace meledek lagi.

“Tapi dari semua itu, kalau kamu mengetahui bahwa pria tampan itu tidak sebaik yang kamu kira, kamu bisa mempertimbangkan aku.” Kata Rio.

“Tunggu sampai kakak pulang Ke Jakarta, dan kakak harus beritahu aku alasan kenapa kakak selalu merasa lapar kalau berada didekatku.” Kata Grace.

“Ternyata kamu benar-benar tidak menyukaiku. Tapi tidak apa-apa sekarang hatiku sudah agak lega. Bahkan aku takut kalau kamu menyukaiku tapi tidak berani mengutarakannya, besok malam aku akan berangkat jadi tinggal kamu sendirian disini, kasihan hahaha.” Kata Rio meledek.

“Sial.” Jawab Grace sambil mencubit Rio.

“Setelah kamu jadian dengannya, kamu harus gembira.” Kata Rio.

“Iya. Dan aku berharap kakak bisa menemukan wanita yang bisa membuat kakak lapar kalau didekatnya di Australia sana hahaha.” Jawab Grace sambil meledek.

“Iya semoga saja.” Kata Rio.

“Yasudah, aku mau tidur dulu.” Kata Grace.

“Baiklah, sampai jumpa dan selamat malam Grace.” Kata Rio sambil menyalakan motornya.

            Grace pun masuk kekamar kostannya sambil melamun apa yang diucapkan Rio kepadanya. Keesokan malamnya, Grace masih berada di Cafe Waiting Love untuk mengutarakan perasaannya kepada pria tampan itu, disitu juga terlihat sang bos sedang melihat-lihat foto dahulu kala bersama pasangannya yang telah pergi.

“Dulu kita pernah membicarakan soal tipe wanita yang kamu suka, dan kamu menjawab menunggu tipe wanita sepertiku. Lalu bagaimana dengan maksudmu wanita yang sepertiku?” Tanya Grace sambil menghampiri meja pria tampan itu.

“Aku pernah bilang, aku menunggu gadis sepertimu muncul.” Kata pria itu.

“Gadis sepertiku?” Tanya Grace. Dan pria itu hanya mengangguk saja sambil melanjutkan pembicaraannya.

“Kamu percaya bidadari?” Tanya pria itu.

“Hah?” Grace hanya terheran, dan pria itu melanjutkannya.

“Jika kamu bertemu bidadari, dan kamu diberi 1 permintaan. Apa yang akan kamu minta?” Tanya pria itu.

“Aku mengharapkan, kalau aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan cinta.” Jawab Grace.

“Baik. Tidak masalah. Kamu boleh mengatakannya kepada orang yang kamu sukai.” Kata pria itu.

“Aku.. Aku sebenarnya menyukaimu. Sebenarnya aku bekerja disini hanya karena kamu, aku melihat kamu selalu datang ketempat ini setiap hari. Tapi walau aku menyukaimu, aku belum mengetahui namamu. Eh tapi itu bukan masalah siapapun namamu ada sesuatu yang aku kurang paham.” Kata Grace memberanikan diri.

“Kurang paham?” Tanya pria itu.

“Iya, aku tahu kenapa aku menyukaimu, tapi aku tidak tau kenapa kamu menyukaiku tidak ada yang special denganku dan juga tidak secantik gadis-gadis yang sering bersamamu. Jadi, kamu mengatakan kamu menyukaiku aku tidak tau apa kamu sedang mempermainkan ku atau tidak.” Jelas Grace.

“Aku... Selalu mengatakan menunggu gadis sepertimu .” Kata pria itu.

“Jadi, kamu tidak menyukaiku?” Tanya Grace.

“Aku sebenarnya sudah menyukai seorang gadis, aku menyukainya sejak kita masih kecil. Walaupun sifatnya sedikit jelek, sangat keras kepala, aku rela melakukan apa saja asal dia tertawa. Dia adalah gadis tercantik di dunia, dia suka makan bekalku setiap jam istirahat, mungkin bekal miliknya sendiri tidak cukup selalu memakan kepunyaanku. Dan aku berharap dia cuma makan kepunyaanku saja, jangan milik orang lain. Dia suka sekali dengan aroma kopi, tapi sayang karena penyakit maag yang di deritanya tidak memungkinkan untuk dia meminum kopi. Jadi aku menghabiskan banyak waktu ku untuk mencari dan meracik resep kopi khusus untuknya yang hanya bisa diminum olehnya. Kopi itu bernama ‘Kopi Special Bos’.” Jelas pria itu.

“Jadi.. Kamu.... Kamu adalah....” Kata Grace yang kaget dan sedih mendengar ceritanya.

“Aku selalu menunggu gadis yang bisa melihat aku.” Kata pria itu.

“Melihat?.....” Grace pun teringat dengan kejadian yang ia nyaris saja ditabrak oleh sebuah bus. Disitu ia melihat pria tampan yang menolongnya berdiri saat Grace terjatuh.

“Hanya orang yang nyaris meninggal yang hanya bisa melihatku. Dan tanpa sengaja kamu mendapatkan catatan resep kopiku. Membuka perjodohan diantara kita.” Kata pria itu.

            Disitu Grace tersadar bahwa yang ia kejar-kejar selama ini adalah sosok bidadari berwujud lelaki tampan, ia teringat saat Tania mengatakan “Kamu sudah sebulan bekerja disini tapi kelakuanmu masih saja aneh.” Saat Grace mengobrol dengan bidadari itu. Jadi Tania sebenarnya tidak bisa melihat pria tampan tersebut.

“Kami selalu bersama, walaupun dia pernah menyukai pria lain. Itulah saat terpedih dalam hidupku. Kamu tahu, orang yang kamu sukai selalu mengatakan banyak orang yang menyukai dia dan dia juga menyukai mereka. Itu sangat menyakitkan. Tapi aku sangat beruntung, sangat amat beruntung bisa ditembak sebutir peluru dan membuktikan padanya aku sanggup menjaganya seumur hidupku. Aku akan bekerja keras.” Jelas pria tersebut.

            Disitu Grace menangis mendengar ceritanya. Ia terharu akan pengorbanan sang pria terhadap bos nya yang begitu mendalam.

“*Truuut truuut*” Terdengar suara telepon Cafe. Dan Tania bergegas mengangkatnya.

“Iya Cafe Waiting Love mau pesan apa?” Tanya Tania lewat telepon.

“Ini aku, Rio. Aku ingin bicara dengan Grace.” Kata Rio yang menelpon lewat bandara.

“Grace sudah gila.” Kata Tania sambil menutup telponnya. Tidak heran kalau Tania menganggap Grace gila, karena yang Tania lihat hanya Grace duduk sendiri dan tiba-tiba ia menangis.

“Aku sangat menyukainya, sampai tidak tega kalau melihatnya menangis dan sedih. Aku berharap dia bisa melupakanku, memulai kehidupan baru dan dia akan bertemu lelaki yang rela menahan peluru demi dirinya, dan pasti akan ketemu pria beruntung yang selanjutnya. Dia terlalu keras kepala, itu yang membuatku sedih. Aku sangat mengharapkan ia tidak lagi menangis untukku.” Lanjut pria itu menjelaskan.

“Sedih sekali.” Kata Grace sambil menangis sangat keras, ia tak tahan mendengar ceritanya.

“Tadi kamu bilang kamu suka padaku, apa alasannya kamu suka padaku?” Tanya pria itu.

“Kamu punya pandangan tersendiri, kamu baik, luwes, rajin dalam bekerja, dan yang paling penting kamu menyelamatkanku dari kecelakaan bus itu.” Kata Grace.

“Sepertinya yang kamu utarakan itu bukan aku. Dan yang menyelamatkanmu juga bukan aku. Supir bus tidak bisa melihatku, bagaimana bisa aku menyelamatkanmu? Aku hanya membantumu untuk berdiri saja. Yang sebenarnya menyelamatkamu adalah seorang laki-laki idiot yang memakai kaos kutang diluar. Dia berlari dan menghentikan bus itu.” Jelas pria tersebut.

“Kak Rio? Bagaimana bisa? Aku takut aku tidak akan lagi bisa menemukan laki-laki yang rela menangkis golok demi menyelamatkan aku. Aneh juga, kenapa kak Rio juga bisa melihatmu?” Kata Grace sambil menangis tersedu-sedu.

“Aneh bukan? Itu karena saat ia memberanikan menghentikan bus yang hampir menabrakmu, artinya ia juga nyaris meninggal tertabrak bus, karena itu lah dia bisa melihatku. Semua kejadian saat kamu menabraknya di gang, bertemu di perpustakaan, bertemu di bazaar, bahkan saat kamu menumpahkan kopi kekemejaku, semua itu aku yang mengatur. Cinta, butuh ‘kebetulan’ lebih banyak dari yang kamu pikirkan. Setiap orang sedang menunggu seseorang, menunggu seseorang yang merasa bahwa kamu berbeda.” Ujar sang pria itu.

            Sementara itu Rio sudah masuk kedalam pesawat dan sebentar lagi ia akan take off menuju Australia. Disitu juga Grace lansgung menancap gas motor matic nya menuju bandara Soekarno-Hatta. Disepanjang perjalanannya Grace terus saja mengeluarkan air mata. Tapi sayangnya ditengah perjalanan tiba-tiba motor yang dikendarainya itu mogok dan tidak bisa berjalan. Disitu ia sangat sedih ia terus menangis mengingat Rio.

“Semua orang berjalan-jalan keluar negeri, tinggal aku sendiri di Jakarta. Kak Rio! Cepatlah kamu kembali.” Kata Grace yang sudah putus asa karena Rio juga pasti sudah berangkat.

“Giliranmu membantuku melakukan sesuatu.” Kata pria tampan yang tiba-tiba muncul.

            Pria itu berbisik kepada Grace, ia meminta Grace membuatkan satu Kopi Special Bos dan sebuah surat untuk bos nya yang dimalam itu tertidur pulas di Cafe Waiting Love. Grace pun langsung menuju Cafe itu dengan mengendarai taksi, sesampainya di Cafe Grace langsung membuatkan Kopi Special Bos dengan dibantu oleh rpia itu dan juga tak lupa sepucuk surat dari pria tersebut yang ditujukan kepada bosnya. Isi suratnya seperti ini.

            Saat bos terbangun pada saat jam 12 malam, ia melihat di mejanya sudah ada Kopi Special Bos dengan sehelai bunga anggrek diatasnya dan juga sepucuk surat. Bos pun langsung mencicipi kopi tersebut dan benar saja 100% rasanya sama. Ia pun langsung melanjutkan dengan membaca surat itu yang berisi.

“Hari itu adalah hari pembukaan Cafe Waiting Love kamu pasti sangat gembira. Seharian ini kamu tertawa terus, aku tahu sebenarnya sejak kecil aku tidak punya impian juga tidak ada kisah yang menarik. Sejak kamu selalu memakan bekalku aku merasakan senyumanmu adalah permata yang ingin kusimpan seumur hidup. Aku relakan semua yang kumiliki untuk mendapatkannya, biarkan aku melihat sekali lagi senyumanmu. Maaf, sangat menyesal aku tidak bisa bersamamu sampai saat ini.”

            Dan pada akhirnya setelah 2 bulan lamanya ia berkeliling Australia, akhirnya ia kembali dengan kulit yang sudah mulai kehitaman. Begitu Rio samoai di Jakarta ia langsung menuju Cafe Waiting Love untuk bertemu Grace.

“Kak Rio?” Kata Grace kaget melihat Rio.

“Hai.” Kata Rio sambil tersenyum bahagia.

“*Kruuuwwwkkkkk*” Terdengar kembali bunyi suara perut Rio.

“Jadi, kak Rio belum menemukan gadis yang bisa bikin lapar di Australia?” Tanya Grace meledek.

“Sama sekali belum dan aku masih menyimpan perasaan yang sama kepadamu. Jadi maukah kamu jadi pasanganku?” Kata Rio.

“Kak Rio menembakku?” Tanya Grace.

“Menurutmu? Hahah ayolah jawab.”

“Baiklah, aku mau.”

            Sejak saat itu lah Rio dan Grace menjalin hubungan sebagai seorang pacar, dan Grace juga sudah menceritakan semuanya soal pria tampan itu. Awalnya Rio memang tidak percaya tapi ya sudahlah lagipula tidak ada urusannya dengan Rio.

TAMAT
Created By: @Kentun666 (Fitriyanto)
4 Februari 2015

Inspired by film "Cafe Waiting Love"

4 komentar:

firdaus mengatakan...

mantap bro..alur ceritanya langsung terbuka ,tentang pria tampan dan semua yang termasuk dalam cerita .bagus lah...

Unknown mengatakan...

Terimakasih banyak bro ^^

Unknown mengatakan...

mantaap lah..
tp kepanjangan bro dan bosan jika tidak ada gambar nyaa
kayak baca koran :v

btw thanks dan keren !!

Unknown mengatakan...

Iya nih perdana saya buat cerpen sampai 20 halaman cuman untuk Grace hahaha terimakasih atas masukannya ya. ^^

Posting Komentar