Merah Putih

“Ceileh jiwa kebangsaannya berkobar banget nih ye hahaha.” Ledek Sinka.

“Yaiyalah kita kan sebagai wanita gak bisa ikut lomba yang berat jadi harus ikut jadi panitianya aja hehe.” Jawab Della.

“Ah elu jiwa kebangsaannya muncul kalau H-7 Dirgahayu Indonesia doang kemarin-kearin kemana aja lu hahaha.” Ledek Lidya.

“Ah udah-udah daripada lo berdua gangguin gue sama Della mending bantuin aja deh yuk, masih banyak data warga sini yang belum diinput, nih.” Jawab Sisil.

            Sinka Juliani, Della Delila, Priscillia Sari Dewi, dan Lidya Maulida Djuhandar. Yap merekalah empat sahabat sejak duduk di bangku SMA dan sekarang mereka sedang melanjutkan studi nya di sebuah perguruan tinggi negeri di daerah Jakarta.

            Mereka kuliah di jurusan Sistem Informasi, ya seperti yang kita ketahui bahwa yang kuliah di jurusan tersebut kebanyakan yang lelaki menjadi seorang hacker dan yang wanita sangat kecil kemungkinan menjadi hacker, namun tidak dengan keempat wanita ini mereka sagat terobsesi dengan yang namanya “hacker” dan mereka memilih jurusan ini karena memang mereka ingin menjadi hacker. Dan selama ini tidak sia-sia perjalanan mereka ingin menjadi hacker, karena mereka sudah pernah berhasil membobol beberapa situs terlarang luar negeri, dan tidak sedikit juga website yang mereka hack selama beberapa minggu, bahkan ada sebuah web yang mereka hack sampai beberapa bulan.


            Mereka berempat pun mempunyai nama dan keahlian masing-masing dibidang hacker, Lidya sang pemimpin nama hackernya simple, hampir mendekati nama aslinya yakni LidS dan kemampuannya adalah coding. Della nama hackernya Adell, kemampuannya di bidang website. Sisil nama hackernya hamster, kemampuannya dibidang membobol pasword. Dan Sinka nama hackernya Pnda dengan kemampuannya searching.

Ssstt eh kapan, nih mau ngebelokin satelit? Rencana udah dari kapan tahu tapi sampai sekarang belum jadi-jadi.” Celetuk Lidya.

“Ya sabar, Lid ini aja gue sama Della disuruh jadi panitia 17-an. Masa nanti pas merhatiin orang lomba sambil ngotak-ngatik laptop.” Jawab Sisil.

“Satu minggu setelah 17-an aja gimana?” Kata Sinka.

“Wah boleh, tuh kan kalau ada jarak seminggu nggak terlalu menghebohkan juga.” Jawab Sisil.

            Haripun berlalu, sudah H-4 Dirgahayu Indonesia, Sisil dan Della pun bersiap untuk menjadi panitia lomba di daerah rumahnya.

“Sil, Del, gue sama Sinka ke kamar lo ya, Del sambil nunggu lo kelar jadi panitia.”

“Yaudah gidah sana, ngerecokin doang lo berdua disini haha.” Celetuk Sisil.

            Sinka dan Lidya pun segera menuju ke rumah Della.

“Lho kalian gak ikut jadi panitia lomba?” Tanya Ibunda Della kepada Sinka dan Lidya.

“Nggak tante, kita nunggu di kamar Della aja habisnya panas.” Jawab Sinka.

“Hoo yasudah sana keatas, sebentar ya biar tante bikinin minum dulu.” Kata Ibunda Della.

“Eh tante sebentar...” Kata Sinka.

“Iya ada apa, Sin?” Tanya Ibunda Della.

“Diatas ada makanan nggak? Heheh.” Kata Sinka.

“Yeee elo makan mulu, gendats lagi baru tau rasa lo.” Ledek Lidya.

            Sembari menunggu Della dan Sisil selesai dari tugasnya yang menjadi panitia lomba, Sinka sedang asyik menonton tv, sedangkan Lidya sedang asyik melihat web-web yang mereka ingin hack. Tiba-tiba saat Sinka menonton tv ia dikejutkan oleh sebuah breaking news.

“Aelah rese abis dah ini berita lagi enak-enak nonton kartun liburan juga.” Gerutu Sinka sambil ingin mengganti channel tv-nya.

            Tetapi saat ingin mengganti channel Sinka dikejutkan dengan berita yang ada di breaking news tersebut.

“Lid...” Kata Sinka memanggil Lidya yang sedang asyik membrowsing.

“Apa?” Jawab Lidya namun pandangannya tidak lepas dari monitor.

“Lid sini ah!” Kata Sinka sambil membentak.

            Betapa terkejutnya Lidya ketika mendengar berita breaking news tersebut. Kurang lebih beritanya seperti ini.

Saat ini sedang terjadi kehebohan di museum, pasalnya bendera negara kita yakni Sang Saka Merah Putih telah hilang dicuri, polisi smeentara melarang media untuk meliput. Empat penjaga bendera tersebut telah dibunuh menggunakan gas beracun. Sampai sekarang polisi hanya mengandalkan rekaman cctv yang berada di museum tersebut.

“Wah, Sin inisih nggak bisa dibiarin. Bendera asli kita hilang dicuri, cepet lo kasih tau Della sama Sisil sana!” Kata Lidya.

            Sinka pun angsung berlari kebawah dan langsung menghampiri Della dan Sisil untuk memberitahu hal tersebut. Tak lama kemudian Della, Sisil dan Sinka kembali keatas.

“Lid beneran emang itu berita?” Tanya Della panik.

“Ini tuh lo liat aja semua tv nyiarin berita ini.” Jawab Lidya yang sambil menggonta-ganti channel tv.

“Wah iya, nih bener ini di website juga udah mulai bermunculan berita-beritanya.” Kata Sisil sambil membrowsing soal berita tersebut.

“Kita harus bantu cari, biar gimanapun itu bendera negara kita.” Kata Sinka.

“Tapi gimana, Sin? Muka yang nyuri aja belum diketahui kita gak bisa nemuin mereka gitu aja.” Jawab Della.

“Gini-gini tadi gue liat di breaking news katanya polisi ngandelin cctv museum untuk nyari tahu siapa dalang ini semua dan juga pasti masih ada beberapa sidik jari di TKP. Kita bisa gunain semua itu buat ngedetect si dalangnya ini.” Jawab Sinka.

“Nah bener, dengan kemampuan kita dibidang SI pasti kita bisa kok nemuin mereka.” Jawab Lidya.

“Tapikan iya kalau si pencurinya nggak memakai sarung tangan, kalau memakai? Gimana kita bisa dapetin sidik jarinya?” Tanya Sisil.

“Ya memang, makanya kita gunain rekaman cctv itu dulu baru deh nanti masalah sidik jari belakangan.” Jawab Sinka.

“Oke sekarang juga kita harus langsung gerak, kita nggak punya banyak waktu. Waktu kita kurang dari 3 hari buat ngembaliin Sang Saka Merah Putih yang asli ke museum.” Kata Lidya.

            Lidya, Della, Sisil, dan Sinka pun langsung bergegas menuju pusat mabes polri untuk meminta rekaman cctv tersebut. Namun ternyata itu tidak semudah yang mereka kira. Para polisi tidak memperbolehkan sembarangan orang masuk kedalam gedung polri.

“Pak ini penting pak kita harus liat rekaman cctv itu.” Kata Della membujuk.

“Tidak bisa! Kalian ini masih anak-anak, ini urusan negara dan kami bertanggung jawab atas semua ini!” Kata bapak polisi yang menjaga didepan gedung mabes.

“Pak! Kita juga warga Indonesia! Kita berhak tau masalah ini, pak! Kita berhak bertanggung jawab dalam masalah ini, pak!” Kata Lidya kesal.

“Udah-udah gue punya ide buat kita biar bisa ngeliat rekaman cctv itu.” Kata Sisil berbisik kepada Lidya.

            Akhirnya mereka berempat pun kembali kerumah Della untuk berunding masalah rekaman cctv itu.

“Gimana, Sil?” Tanya Lidya sesampainya dirumah Della.

“Gini, sekarang juga kita buka website mabes, kita bobol isi dari web nya terus kita cari rekaman cctv itu. Gue yakin mabes pasti bikin copy-annya di komputer mereka. Dengan kita ngebobol web nya kita juga bakal bisa nyari rekaman itu.” Jelas Sisil.

“Ide bagus.” Kata Lidya yang langsung menyalakan komputer.

            Mereka berempat pun bekerja sama, Sinka dengan pencariannya, Della dengan website nya, Sisil dengan password mabesnya, dan Lidya mengurus codinganya. Tak butuh waktu lama dengan waktu 60 menit mereka berempat sudah menemukan rekaman cctv itu.

“Gotcha! Dapet guys!” Kata Lidya.

“Bagus, sekarang copy ke pc gue abis itu kita perhatiin bareng-bareng.” Kata Della.

            Direkaman tersebut terlihat awalnya ada 6 security yang menjaga ketat bendera tersebut, lalu kemudian 2 security pergi entah kemana. Dan selang 15 menit kemudian tiba-tiba ada sebuah tabung yang berbentuk seperti granat flashbang terlempar ketengah-tengah security tersebut. Saat empat security tersebut menghampiri tabung itu, keluarlah gas yang membuat empat security itu terbunuh ditempat. Setelah itu muncul lah 5 orang berpakaian hitam mencoba memcahkan kaca yang berisi bendera itu. Saat mereka menyadari adanya cctv salah seorang penjahat mencoba menghalangi pandangan cctv dengan menyemprotnya dengan pilox.

            Mereka berempat pun segera menyimpulkan setelah melihat rekaman tersebut.

“Dari rekaman yang gue lihat gue ngesimpulin kalau laser pengamannya udah dirusak duluan.” Kata Lidya.

“Dan kita juga nggak tau gimana nasib dua security yang ngilang diawal tadi.” Kata Della.

“Dan lihat di tabung yang keluar asap itu ada logo, kayak logo peace ya.” Kata Sisil.

“Tunggu tunggu. Tadi Della bilang kita nggak tau gimana nasib dua security yang ngilang. Tapi kemarin cuman ditemuin empat mayat security dan pasti kalau dua security itu balik lagi dia bakal jadi saksi dong? Tapi kemarin gue lihat di breaking news nggak ada saksi sama sekali di museum itu...” Jelas Sinka.

“Jadi maksud lo kita curigain dua security yang hilang tadi?” Tanya Della.

“Yup kita patut curiga sama keduanya, mereka hilang tanpa jejak dan setelah kejadian itu mereka pun entah kemana. Terus Sisil bilang tadi di tabung ada logo peace. Itu bukannya logo hacker asal Mongolia ya?” Kata Sinka.

“Hah? Masa, sih Sin?” Tanya Lidya penasaran.

“Nih tuhkan! Mereka tuh pernah kerjasama sama kita waktu ngebobol website di China, nama mereka itu restinpeacE.” Kata Sinka sambil menunjukkan profil dan logo mereka.

“Wah iya bener nggak beres, nih. Kita selidikin aja coba kita hubungin mereka.” Kata Lidya.

            Mereka berempat pun langsung menghubungi pihak hacker tersebut dan menanyakan perihal masalah ini.

            Ternyata sewaktu Lidya menghubungi dan mencoba mengklarifikasi perihal masalah bendera ini, pihak restinpeacE ini sama sekali tidak tahu-menahu mengenai masalah ini dan justru mereka juga tidak tahu bahwa logonya disalah gunakan.

“Guys, mereka nggak tahu soal masalah ini dan mereka sendiri nggak mau ngelepas tali persaudaraan kita sesama hacker, dan parahnya lagi mereka nggak tahu logo mereka itu disalah gunakan.” Jelas Lidya.

“Wah nahluh ada lagi, nih nambah masalah. Terus gimana, Lid?” Tanya Sisil.

“Tadi si red ranger (pemimpin restinpeacE) bilang kalau dia bakal usut dan bantu kita nemuin siapa yang nyuri bendera kita plus nyalah gunain logo mereka.” Kata Lidya.

“Jadi sekarang kita kerja sama lagi sama mereka?” Tanya Della.

“Iyaaa kurang lebih kayak gitu.” Jawab Lidya.

“Yaudah nggak apa-apa malah justru bagus dong kalau kita ada pasukan tambahan. Gue rasa, sih ini masih kerjaan hacker tapi sayang hacker amatir sampai-sampai mereka nyalah gunain logo hacker lain.” Kata Sinka.

“Oke sekarang kita pinggirin dulu masalah ini, sekarang kita beralih sedikit ke masalah soal dua security yang menghiang tadi.” Kata Lidya.

“Coba, deh Lid putar ulang lagi.” Kata Sisil.

“Pause!” Kata Della.

“Yes! We got the face! Kita bisa nyelidikin dan cari tau profil dari dua security ini. Sin lakuin tugas lo!” Siap, Lid.

            Lidya pun mengirim screenshoot gambar wajah kedua security yang menghilang tersebut ke e-mail Sinka, dan Sinka langsung menjalankan spesialisnya ia mencari profil security tersebut dari website kota Jakarta. Tak butuh waktu lama Sinka pun langsung mendapatkan profil keduanya.

“Lid, Del, Sil sini! Gue dapet!” Kata Sinka.

“Good job, Pnda!” Kata Della.

“Oke sekarang kita udah ngantongin dua profil security ini, yang sekarang kita harus lakuin nyamar dan daetng kerumahnya.” Kata Lidya.

            Keesokan harinya Della dan Sisil menyamar menjadi seorang agen MLM dan berpura-pura untuk mengajak dua security tersebut untuk gabung ke group MLM-nya.

            Setelah mereka berdua berpura-pura menyamar dan meletakan alat penyadap di telepon rumah kedua security tersebut mereka langsung melancarkan aksinya mendengar percakapan masing-masing security itu di telepon.

“Bagus, kerja bagus. Sekarang gue sama Sinka bakal dengerin apa yang masing-masing mereka bicarakan di telepon.” Kata Lidya.

            Setelah Lidya dan Sinka menunggu selama 4 jam akhirnya salah satu security tersebut menelpon salah satu rekannya, dan kurang lebih percakapannya seperti ini.

S1: security
R: rekannya

S1: “Gimana? Aman?”
R: “Aman. Berapa lo minta tebusan?”
S1: “Gua sih minta 1M.”
R: “Terus? Setuju dia?”
S1: “Setuju, lah aset negara hahaha.”
R: “Bagus-bagus. Kapan dia mau ngasih?”
S1: “Yang pasti sebelum hari H. Yaa mungkin besok.”
R: “Kalau sampai gagal gimana?”
S1: “Tenang gua udah ancem bakal bakar nih bendera kalau dia nggak mau nebus hahaha.”
R: “Oke good, kabari gua lagi nanti.”
Dan setelah itu telpon ditutup.

“Bajingan!” Kata Lidya.

“Lid, kenapa?” Tanya Della.

“Nggak salah lagi emang mereka pencurinya. Lo tau gak? Dia mau jual tuh bendera! Dia bilang tebusan-tebusan gitu, entah sama siapa mungkin sama presiden.” Kata Lidya.

“Sin, gimana?” Tanya Della.

“Nggak tau daritadi nggak mau connect. Coba minta bantuan restinpeacE buat yang satu ini, nanti gue kirim codingannya dari copy-an Lidya.” Kata Sinka.

            Akhirnya mereka meminta bantuan dari restinpeacE untuk menyadap telpon security yang satunya. Dan berhasil, pihak restinpeacE berhasil membobol telpon rumah dari security kedua. Dan setelah 15 menit pihak restinpeacE memberikan copy-an percakapan security kedua di telepon.

S2: Security kedua
R: Rekannya

R: “Tadi gua udah nelpon temen lo, dan katanya barang aman. Bener?”
S2: “Santai aja lo nggak usah ngeraguin kita. Kita ini udah bekerja selama bertahun-tahun jadi nggak akan kerja kita meleset.”
R: “Gua harap, sih begitu. Ingat jangan sampai gagal.”
Dan kemudian mati.

“Hah? Segini doang?” Kata Sinka.

“Gue tau, jadi si rekannya ini cuman mau mastiin aja bendera itu aman atau nggak di security yang tadi. Dan menurut penangkapan gue mereka ini orang lama. Hmm siapa ya hacker lama yang belum pernah ketagkep?” Kata Sisil.

“Satu lagi, Sil. Menurut gue si security yang pertama inilah dalangnya. Soalnya di security yang kedua ini dia kayak seolah-olah anak buah si security pertama. Iya nggak, Lid, Sin?” Kata Della.

“Nah gue setuju sama Della. Gue juga berfikiran kayak gitu. Dan perihal hacker lama yang kena kasus kayaknya nggak ada, deh.” Jawab Lidya.

“Menurut gue gini, mereka ini bukan hacker. Mereka cuman sekomplotan pencuri kelas kakap yang beraksi mengatas namakan hacker. Coba deh bentar gue searching pencuri mana yang masih buron dan yang terbanyak kasusnya.” Kata Sinka.

            Sinka pun mencarinya diseluruh website di dunia. Dan hasilnya ia menemukannya hanya di Indonesia saja plus hanya di daerah Jakarta Pusat saja.

“Guys dapet! Nih, mereka pure prang Indonesia. Ada 8 orang dan yang 3 udah terbunuh waktu pengejaran di daerah Jawa Tengah. Dan sisa 5 dan mereka semua buron. Polisi belum berhasil nemuin profil dari masing-masing tersangka. Dan gue yakin dua diantaranya ya security ini.” Jelas Sinka.

“Bagus, Sin. Tapi gue masih bingung apa tujuan orang Indonesia sendiri mencuri bendera kebanggaan negara kita sendiri.” Kata Lidya.

            Sementara itu di kantor kepolisian salah seorang ahli IT mendetect bahwa ada penyusup masuk didalam sistem koputer mereka dan ternyata itu adalah sistem dari Sinka.
“Lapor, pak. Saya telah menemukan bahwa komputer kepolisian telah dibobol oleh seorang hacker bernama Pnda, dan saya telah mengetahui dimana lokasi dan juga profil orang aslinya.” Kata seorang ahli IT yang bekerja di kantor polisi.

“Apa?! Kurang ajar! Semua bersiap untuk penyergapan!” Kata Komandan.

            Saat Sinka, Della, Lidya, dan Sisil sedang menyelidiki kedua security itu tiba-tiba alarm sistem Sinka berbunyi, pertanda bahwa sistem Sinka sudah diketahui oleh orang lain.

“Anjrit! Gawat! Sistem gue udah diketahui sama pihak kepolisian!” Kata Sinka panik ketika melihat Sistemnya.

“Ah elo gimana, sih Sin lupa lagi kan lo mindahin sistem yang udah selesai!” Kata Lidya.

            Saat mereka ingin kabur dibawah sudah terdengar keributan, yakni polisi sudah datang untuk menyergap mereka berempat.

“Yaampun pak ada apa ini?” Tanya Ibunda Della.

“Ibu jangan mengganggu dulu, ya kami sedang melakukan penangkapan atas seorang yang bernama Sinka.” Kata polisi tersebut.

“Sin, Del, Lid lo semua lari, biar gue yang nyaar jadi Sinka. Dan kalian bertiga harus nyelesaiin kasus ini.” Kata Sisil.

            Lidya, Sinka, dan Della pun langsung melompat keluar jendela dan pergi menjauh dari TKP. Dan pada akhirnya Sisil ditangkap pihak kepolisian plus laptopnya pun juga ditahan sebagai barang bukti.

“Kita harus cepat-cepat nyelesaiin masalah ini sebelum Sisil ditahan.” Kata Lidya.

            Mereka pun pergi kerumah yang kosong untuk memecahkan masalah ini.

“Oke kita nggak ada waktu, siapin semua kita akan siaran langsung diseluruh tv Indonesia buat ngebongkar siapa dalangnya sebelum Sisil ditahan.” Kata Lidya.

Sementara itu Sisil di interogasi di kepolisian.

“Pak, sebentar lagi bapak akan berterimakasih kepada saya dan teman-teman saya.” Kata Sisil.

“Buat apa kami berterimakasih kepada penyusup seperti kamu!” Kata seorang polisi.

“Kami sudah mengetahui siapa dalang dari kasus semua ini.” Kata Sisil dengan tenang.

“Tunggu dulu, tadi kamu bilang teman-teman kamu? Jadi pelakunya lebih dari kamu saja? Cepat beritahu kami perihal teman-teman kamu!” Kata polisi tersebut.

“Sebentar lagi juga bapak dan semua polisi, bahkan seluruh rakyat Indonesia akan tahu.” Kata Sisil.

            Tiba-tiba seluruh tv di Indonesia berubah menjadi buram, tak tak lama kemudian muncullah gambar Della dan Sinka di televisi, Sinka dengan topeng hewan panda, dan Della dengan make up ala Harley Quinn nya.

Halo, mungkin kalian tidak pernah menyangka siapa kami ini, kami adalah Pnda dan Adell. Kalian sedang diresahkan dengan hilangnya Sang Saka Merah Putih bukan? Bendera kebanggaan negara kita. Dan sekarang kita akan memberitahu siapa dalang sibalik semua ini.”

Lidya pun mengganti tayangannya dengan rekaman percakapan dialog security pertama dengan rekannya, lalu dilanjut dengan rekaman percakapan security kedua dengan rekannya. Lalu setelah rekaman percakapan itu diputar, Lidya mengganti lagi dengan rekaman Sinka dan Della.

Bagaimana? Apa kalian tahu suara siapa itu? Suara itu adalah suara kedua orang ini.....”

            Lidya langsung mengganti lagi dengan foto kedua security tersebut plus dengan biodata lengkapnya. Sementara itu Sisil pun terlihat tersenyum bangga terhadap teman-temannya.

“Bagaimana, pak? Saya tidak bersalah, kan?” Kata Sisil sambil tersenyum.

“Bagaimana bisa? Semua! Bersiap untuk penangkapan!” Kata komandan yang langsung bergerak ke TKP.

            Tak butuh waktu lama, polisi berhasil menangkap kedua tersangka dan merebut kembali Sang Saka Merah Putih dari kedua tersangka tersebut.

“Kami dari pihak kepolisian emnita maaf yang sebesar-besarnya, karena sudah menuduh kalian yang tidak-tidak.” Kata komandan kepada Della, Lidya, dan Sinka yang sore itu menjemput Sisil di polsek.

“Nggak apa-apa, pak kan yang penting benderanya sudah aman dan sekarang Indonesia sudah tenang.” Jawab Lidya.

“Ya walaupun belum semua tersangka tertangkap yang penting bendera sudah aman, dan kami dari pihak kepolisian akan sesegera mungkin menangkap ketiga tersangka lainnya. Dan juga kami sangat amat berterimakasih kepada kalian berempat yang sudah membantu kami.” Kata Komandan tersebut.

“Iya pak sama-sama kami juga kan sebagai rakyat Indonesia nggak bisa diam saja kalau terjadi apa-apa sama negara kita, jangankan negara sama benderanya kenapa-kenapa saja kita nggak rela pak hehe.” Kata Sinka.

“Yasudah, sekarang saya serahkan ke kalian Sang Saka Merah Putih untuk diberikan ke museum lagi.” Kata Komandan sambil memberi bendera tersebut.

“Eh nggak usah pak, kita disini cuman niat bantu aja. Dan kita juga nggak mau wajah kita kesebar di publik. Kita kan hacker pak hehe.” Jawab Lidya.

“Oh yasudah saya akan menjaga rahasia siapa kalian. Baik kalau begitu saya akan menyerahkan bendera ini ke mueum lagi. Sekali lagi terimakasih atas kerjasamanya.”

“Iya pak sama-sama.” Jawab mereka berempat dengan serentak.

            Keesokan harinya. Tepat pada tanggal 17 Agustus 2015 mereka berempat mengikuti upacara bendera di kampusnya.

“Huh seneng ya semuanya udah beres. Dan Indonesia kembali berkibar lagi.” Kata Della.

“Good job guys, gue nggak nyangka kalau kita bisa sehebat ini ya. Ini baru team work hahaha.” Kata Lidya.

“Tapi yang paling berjasa dan hampir ketangkep ya Sinka, jadi kita harus terimakasih banyak sama dia cieee.” Ledek Sisil.

“Ih apaan sih Sisil, kan yang rela ngaku-ngaku jadi Sinka kan lo dan yang ketangkep juga lo, jadi yang berjasa ya Sisil dong hahaha.” Jawab Sinka.

“Hush udah, kita semua berjasa kok. Jasa kita nggak perlu diketahui siapapun yang penting kita udah ngelakuin hal penting buat negeri ini, negeri Indonesia tercinta.” Kata Lidya.

“Anjay Lidya jiwa pemudinya ningkat, nih hahaha.” Ledek Della.

            Mereka pun mengepalkan tangan, dan menyatukannya. Mereka merayakan kemenangannya dengan menyelamatkan negeri ini plus mengikuti upacara bendera. Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-70! Jayalah terus negeri ku tercinta!

MERDEKA!!!
TAMAT

Created By: @Kentun666 (Fitriyanto)
17 Agustus 2015

0 komentar:

Posting Komentar