The Ring

“Gimana tugas lo hari ini?” Tanya Naomi.

“Yah kayak biasa, deh kak sibuk bener. Banyak kasus yang masih numpuk. Lo sendiri gimana, kak?” Jawab dan tanya kembali Sinka sambil merebahkan tubuhnya dikasur.

“Lumayan, sih hari ini komanadan ngasih keringanan jadi beberapa kasus gue dioper ke team sebelah.” Jawab Naomi.

“Wah jangan-jangan kasus elo lagi yang gue tanganin.” Kata Sinka.

“Yaa gue mah mana tau, gue kan tinggal enaknya aja haha udah sana tidur besok lo ada kasus yang sama kayak gue kan?” Tanya Naomi.

“Huh. Iya, nih soal cincin. Gue, sih rada nggak percaya mitos apalagi mitos soal cincin nggak jelas ini.” Kata Sinka.

“Yaah yaudahlah terima aja, gue juga nggak percaya hal-hal kayak gini kali. Udah yuk istirahat biar besok fresh.” Kata Naomi sambil mematikan lampu kamar.

            Sinka Juliani dan Shinta Naomi. Kakak beradik yang bekerja menjadi detective handal di salah satu markas besar kepolisian Indonesia. Mereka berdua ini memang dikenal sangat handal dalam memecahkan beberapa kasus yang lumayan rumit yang bahkan polisi pun tidak dapat memecahkannya. Walaupun mereka perempuan dan masih terbilang sangat muda, yang dimana Sinka baru berumur 19 tahun dan Naomi masih berusia 20 tahun. Namun keahlian mereka dalam memecahkan kasus-kasus sangatlah luar biasa.

            Cerita ini dimulai saat mereka berdua diberikan kasus yang dimana menyangkut sejarah mitologi dari China, yakni sebuah cincin yang bisa membangkitkan orang meninggal dan juga mampu membuat orang mati seketika.

“Pagi komandan!” Kata Sinka dan Naomi ketika pagi itu berhadapan dengan komandan.

“Pagi. Jadi kalian sudah tau apa kasus kalian, kan?” Kata komandan.

“Siap sudah!” Kata mereka bersamaan.

“Cincin ini milik negara China, jadi kita harus merebut kembali cincin ini dan menyerahkannya kepada kedutaan besar China. Legenda cincin ini kurang lebih seperti ini, dalam satu abad akan ada satu anak kecil yang ditakdirkan untuk memegang cincin ini, dan sekarang sudah diketahui siapa anak kecil yang memegang cincin tersebut. Nah, masalahnya anak tersebut sedang diincar mafia dari Australia, dan kelihatannya mafia-mafia tersebut akan mengambil cincin itu. Walaupun dibilang tidak masuk akal namun mereka percaya bahwa cincin itu bisa membangkitkan orang meninggal dan juga membunuh orang dengan seketika. Jadi tugas kalian merebut anak itu sekaligus merebut cincin tersebut kembali. Kalian mengerti?!” Jelas komandan.

“Siap mengerti!” Jawab mereka serentak.

“Bagus. Sekarang saya tidak ingin mengecewakan kedubes China, jadi kalian jangan sampai gagal dalam kasus ini. Sekarang cepat laksanakan!” Kata komandan.

“Siap laksanakan!” Jawab mereka berdua sambil berjaan keluar.

“Asli ya gue masih bingung kenapa ada aja kasus kayak gini, biasanya kasus pembunuhan kek, perampokan, penculikan, atau terroris gitu.” Kata Sinka.

“Yee elo gerutu mulu udah jalanin aja dah, kalau nanti kita berhasil kan juga enak dapet pujian plus bonus dari komandan hahaha.” Jawab Naomi.

“Oke sekarang kita kemana?” Tanya Sinka.

“Nih foto anak yang kita harus jaga.” Kata Naomi sambil menunjukkan foto anak tersebut.

“Terus alamatnya?” Tanya Sinka.

            Naomi tanpa menjawab langsung membalik fotonya, ternyata dibalik foto itu terdapat alamat dimana ia bisa menemukan anak tersebut. Tanpa mengulur waktu Sinka dan Naomi pun langsung menuju alamat tersebut.

            Sesampainya di alamat tersebut betapa terkejutnya mereka, rumah itu sudah dikepung oleh beberapa mafia dari Australia.

“Sssst kita disini aja, kayaknya kita telat nih, kak.” Kata Sinka sambil berhenti dan mengendap-endap lewat semak-semak.

“Wah iya sial kita telat.” Kata Naomi.

“Eh kak lihat deh, itu anaknya kan?” Tanya Sinka.

“Wah iya bener, sama nih sama fotonya. Wah gawat kita harus gimana, nih Sin?” Kata Naomi sambil mencocokan dengan foto yang ia pegang.

“Tenang kak, kita catet plat nomor mobilnya nanti kita coba minta tolong orang dimabes buat nyari dimana alamat tuh plat nomor.” Kata Sinka.

“Wah boleh tuh, buru catet kek atau foto gitu.” Kata Naomi.

            Sinka pun langsung mencatat 3 plat nomor mobil tersebut, dan ia berhasil memfoto salah satu anggota mafia tersebut. Mereka pun bergegas kembali ke markas untuk menyelidiki plat nomor tersebut.

“Mba tolong cariin plat ini dong, masing-masing ya.” Kata Sinka.

“Oh oke siap, Sin. Nanganin kasus apa, nih sekarang?” Kata salah satu anggota polwan dikantor.

“Ini mba soal cincin yang dari mitologi China itu lho, sebenarnya agak absurd sih kasusnya.” Jawab Naomi.

“Iya juga ya, saya juga bingung tuh aneh-aneh aja ada kasus kayak gitu.” Jawab polwan tersebut.

“Kak, lo mau minum nggak? Sembari nunggu kelar nyari plat nomor gue mau beli minum, nih.” Kata Sinka.

“Boleh-boleh nitip ya.” Jawab Naomi.

            Sinka pun langsung mencegat taksi didepan kantor mabes, karena jarak supermarket yang lumayan jauh dari markas besar jadi ia harus naik taksi. Namun saat ia memberhentikan taksi ada seseorang yang turun dari taksi tersebut.

“Lah itu kan?” Kata Sinka sambil terheran-heran dan mengecek foto salah satu anggota mafia yang tadi ia foto.

“Hey! Kamu!” Teriak Sinka pada orang tersebut, namun saat diteriaki orang tersebut langsung lari dan Sinka pun mengejarnya.

“Hey berhenti!” Kata Sinka yang terus mengejarnya, dan akhirnya sampailah di sebuah gang buntu saat orang tersebut mencoba memanjat dinding kaki orang tersebut ditarik oleh Sinka yang otomatis masuk kedalam tong sampah, dan Sinka menutup tong sampah tersebut.

“Dimana anak itu!” Tanya Sinka sambil menggebuk tong sampah tersebut. Namun orang tersebut malah berbicara bahasa Australi.

“Ah sial gue lupa dia orang Australi. Where is the childern?!” Lanjut Sinka.

“I never tell you!” Jawab orang itu.

“Kampret dia bisa bahasa Inggris. What kind of music you like? Jazz? Or Rock?” Kata Sinka sambil lanjut menggebuk tong tersebut semakin keras.

“Aaaahhhh oke oke I tell you oke. But let me go first.” Kata orang tersebut mengajak bernegosiasi.

“Oh oke if you choose Rock. Aaaaaaaaa” Kata Sinka sambil kembali menggebuk tong tersebut yang hampir penyok seluruh bagiannya.

“Okeeee!!! The childern in a container, on Tanjung Perak. He’s sending to the Australia. Now please let me go!” Kata orang tersebut yang akhirnya menyerah.

“Ohh oke thankyou.” Kata Sinka langsung meninggalkan orang tersebut tanpa membebaskannya terlebih dahulu.

            Sesampainya di kantor Sinka langsung memberitahu kakaknya, Naomi kdimana keberadaan anak tersebut.

“Kak!!! Huh... Huhh...” Kata Sinka dengan terengah-engah.

“Lah lo kenape? Terus minumnya mana?” Tanya Naomi.

“Ah gak penting minum, anak itu disekap disebuah container di pelabuhan Tanjung Perak. Dia mau dikirim ke Australi, tadi gue ketemu salah satu anggota mafia dan berhasil bikin dia ngasih tau dimana anak itu.” Kata Sinka.

“Hah? Yaudah ayo buru kesana.” Kata Naomi.

            Mereka berdua pun langsung bergegas menuju pelabuhan Tanjung Perak mengendarai mobil kantor. Sesampainya disana mereka berpencar untuk mencari anak tersebut.

“Sin lo ke Utara gue ke Selatan ya. Kita pake walkie talkie buat koneksi. Oke?” Kata Naomi.

“Siap.” Jawab Sinka.

Sinka menuju ke Selatan, beruntungnya ia. Baru beberapa meter berjalan ia bertemu beberapa anggota mafia sedang membawa anak tersebut. Entah mau dibawa kemana.

“Excuse me.” Kata salah satu anggota mafia tersebut yang jalannya dihalangi oleh Sinka.

            Sinka hanya diam dan terus menghalangi jalan anggota tersebut.

“Excuse me, maam!” Kata anggota mafia tersebut.

“Sorry, you under arrested.” Kata Sinka sambil menunjukkan kartu identitas detective nya.

            Para anggota geng tersebut yang ada sekitar 4 orang langsung menyerang Sinka, namun dengan sigapnya Sinka langsung melawan keempat anggota mafia tersebut dengan kemampuan bela diri yang ia tekuni sejak kecil. Saat Sinka sedang melawan keempat anggota mafia tersebut, anak itu langsung lari dan dikejar oleh dua anggota mafia. Setelah Sinka menyelesaikan pertarungannya dengan dua anggota mafia, ia langsung mengejar kedua anggota mafia yang tadi mengejar anak tersebut.

            Sinka pun kehilangan jejak anak tersebut namun ia sampai disebuah container, tiba-tiba terdengar suara tembakan. 4 anggota mafia lainnya sedang berusaha menembaki Sinka, akhirnya Sinka pun terpaksa bersembunyi didalam container tersebut. Dua anggota mafia yang tadi langsung mengunci Sinka dari luar.

            Saat Sinka terperangkap tiba-tiba ada sebuah lampu yang menyala, sewaktu ia melihat ternyata anak kecil tersebut yang menyalakan lightstick potek.

“Hah ternyata kamu, syukurlah kalau kamu selamat.” Kata Sinka.
“Sebentar aku akan mencoba menghubungi kakak-ku.” Lanjut Sinka.

Kak... Test kak...” Kata Sinka lewat walkie talkie.

“Hah, iya kenapa, Sin?” Jawab Naomi.

Gue kejebak nih disebuah container, gue lagi sama anak tersebut nih.” Kata Sinka.

“Kontainer kayak gimana? Warna apa?” Tanya Naomi.

Nggak.... T.... *sreeeekkkkk*” Belum selesai Sinka berbicara tiba-tiba sinyal walkie talkie nya menghilang, namun Sinka tak kehabisan akal. Ia menendang-nendang dinding container tersebut.

            Naomi pun mendengar suara itu, ia mengikuti suara tersebut. Dan akhirnya ketemulah container yang didalamnya ada Sinka dan anak tersebut.

“Sin! Ini elo?” Teriak Naomi dari luar container.                                                     

“Iya, kak gue didalem.” Jawab Sinka.

“Oke tenang gue berusaha buka kuncinya.” Kata Naomi.

            Ternyata container tersebut terkunci dengan menggunakan gembok, Naomi mulai panik karena adik dan juga anak tersebut berada didalam container itu.

“Sin, gimana nih kekun.... Aaaaaaaa....” Naomi pun terhempas, karena container tersebut didorong oleh craine yang dikendalikan oleh salah satu anggota mafia tersebut, container yang berisi Sinka, anak tersebut, dan beberapa lampu potek pun tercebur ke laut.

            Beruntung Naomi berhasil diselamatkan oleh anggota polisi yang datang tepat waktu, namun container tersebut semakin lama semakin tenggelam.

“Tenang kita tidak akan apa-apa, jangan panik.” Kata Sinka.

“Aku tidak panik.” Jawab anak tersebut.

“Dasar anak-anak.” Gerutu Sinka.

            Air pun sudah mulai naik, sudah setinggi pinggang. Sinka pun melihat sekotak igloo yang terbuat dari karet. Ia berinisiatif menyelamatkan anak tersebut dengan memasukkan anak tersebut ke dalam igloo karet itu. Sinka meniup igloo tersebut sampai besar dan menyuruh anak tersebut untuk masuk, anak itu memberikan satu cincin yang berasal dari mitologi China kepada Sinka untuk mengunci igloo tersebut.

            Air laut pun sekarang sudah menenggelamkan seluruh bagian container. Sinka semakin lemah karena kehabisan udara. Dan akhirnya ia meninggal.

“Cepat selamatkan detective Sinka, cepat pakai alat apa saja yang ada di pelabuhan!” Kata komandan.

            Naomi hanya bisa terdiam melihat adiknya tenggelam dilaut lepas. Sementara itu seluruh anggota mafia lari berpencar untuk menghindari polisi. Setelah beberapa jam berusaha akhirnya berhasil menarik container tersebut menggunakan craine dan langsung menyelamatkan Sinka dan anak tersebut.

            Begitu melihat Sinka, Naomi pun menangis sedih kehilangan adik tersayangnya. Jenazah Sinka pun dibawa ke kamar mayat untuk diperiksa lebih lanjut, apakah meninggal murni kehabisan oksigen atau sebelumnya terkena luka tembak.

“Detective Naomi, sebaiknya kita kembali ke kantor.” Kata komandan.

“Saya akan tetap disini menemani jasad adik saya, nanti saya akan menyusul. Mohon mengerti perasaan saya.” Kata Naomi.

            Akhirnya komandan dan beberapa anggota polisi meninggalkan kamar mayat. Saat Naomi ingin pergi dan mengucapkan kata-kata terakhir, tiba-tiba...

“Sin, kamu adik dan partner terbaik untuk-ku. Semoga ditempatkan di sisi Allah SWT. Ini sangat sulit bagiku.” Kata Naomi.

“Iya ini sangat sulit.” Tiba-tiba ada suara seseorang disamping Naomi.

“Iya me..... Waaaaaaaaaaaaaa.... Kamu si... Si.... Siapa?!” Kata Naomi.

“Lho? Aneh deh lo, ini gue Sinka kali.” Ternyata itu adalah Sinka.

“Lah terus ini mayat siapa?!” Kata Naomi yang merasa panik, sedih, senang bercampur aduk.

“Wa?! Serem bener. Ini siapa? Sinka yang ini.” Kata Sinka sambil menunjuk diri sendiri.

“Ini pasti halusinasi, iya ini pasti halusinasi.” Kata Naomi sambil mengucek-ngucek matanya.

“Nggak, bukan ini bukan halusinasi.” Kata Sinka sambil menyubit pipi Naomi.

“Hah? Asli gue nggak bisa ngomong apa-apa.” Kata Naomi.

“Kak, lo nyimpen cincin nggak?” Tanya Sinka.

“Iya ini, tadinya ada di tangan lo, lo ngegenggam cincin ini pas lo ditemuin meninggal di container.” Kata Naomi.

            Sinka pun menggenggam cincin tersebut, tiba-tiba cincin itu bercahaya dan tiba-tiba jasad Sinka hilang seperti debu yang ditiup angin.

“Kak, lo liat gak tadi?” Kata Sinka.

“Iya liat, wah bener berarti ini cincin bisa kayak gitu.” Kata Naomi.

“Anak itu, dimana anak itu?” Tanya Sinka.

“Aman, kok. Dia ada dirumah sakit lagi dirawat karena shock.” Kata Naomi.

            Mereka berdua pun langsung menuju kamar anak tersebut dan membicarakan soal cincin itu.

“Hey boy, terimakasih ya.” Kata Sinka.

“Itu bukan apa-apa, kakak pantas mendapatkannya.” Jawab anak tersebut.

“Namamu siapa?” Tanya Naomi.

“Panggil saja aku Ali.” Kata dia.

“Maaf, dokter ingin memeriksanya.” Kata suster yang datang.

            Saat suster itu membawa anak tersebut Sinka memperhatikan sepatunya.

“Kak, susternya.” Kata Sinka.

“Iya, ya cantik. Kakak ingin jadi suster tadinya.” Kata Naomi.

“Boot-nya kak.” Kata Sinka.

“Ohh iya mahal itu kemarin kakak....” Belum selesai Naomi berbicara Sinka sudah memotong pembicarannya.

“Ih bukan! Mana ada suster make sepatu boot.” Kata Sinka.

“Wah iya! Kejar.” Kata Naomi.

“Kak, kita mencar gue urus susternya, elo urus Ali. Sus, tunggu hey berhenti!” Kata Sinka, Naomi pun langsung berlari melewati plafon rumah sakit.

            Tiba-tiba suster tersebut berbalik badan dan langsung menembakkan beberapa peluru yang mengenai tubuh Sinka. Naomi yang mendengar suara tembakan pun langsung kaget melihat Sinka tertembak dan tersungkur di lantai.

“Kak cepat bawa Ali!” Kata Sinka yang masih tersungkur.

            Naomi pun langsung merebut Ali dan membawanya lari menuju beberapa anggota polisi yang sudah menunggu dibawah, sementara itu suster yang merupakan anggota mafia itu berhasil melarikan diri.

            Setelah Naomi membawa Ali kepada anggota polisi ia kembali menemui adiknya yang tadi tertembak. Saat ia kembali adiknya sudah tidak ada ditempat.

“Kak. Ssssttt sini.” Kata Sinka yang berada disebuah ruangan gudang.

“Lah lo tadi bukannya ketembak?” Tanya Naomi terheran-heran.

“Nah itu dia yang mau gue omongin, semenjak gue megang salah satu cincin ini gue kayak nggak bisa mati. Pukul gue.” Kata Sinka.

“Ah gila lo, nggak ah masa adik sendiri gue pukul.” Kata Naomi.

“Lo perlu bukti nggak? Pukul buru nih.” Kata Sinka sambil memberikan sebuah sapu.

“Oke deh gue pukul.” Kata Naomi sambil memukul nya dengan pelan.

“Apaan mukul kayak gini, pukulan ratu Ellizabeth aja lebih keras dari pukulan lo.” Ledek Sinka.

“Eh si kamret lo ya.” Kata Naomi sambil reflek memukul Sinka dengan keras.

“Awwww aduuuuuh.” Kata Sinka.

“Eeehh maaf-maaf, sakit Sin?” Tanya Naomi.

“Sakit, sih iya tapi lo liat kan gue nggak kenapa-napa? Sekarang tembak gue.” Kata Sinka.

“Hah? Nggak deh makasih nggak bakalan gue nembak lo.” Kata Naomi.

“Nih liat.” Kata Sinka sambil menusukkan pisau ke perutnya dan dicabut lagi.
“Lihat, kan? Ini sakit tapi tak ada darah tak ada bekas. Hanya ada cahaya dan tiba-tiba luka nya menutup sendiri.” Kata Sinka.

“Oke sekarang gue percaya kekuatan cincin ini, yaudah sekarang kita kebawah. Si Ali udah gue serahin sama anggota dibawah jadi kita kesana aja deh yuk, masalah lo ntar gue yang jelasin.” Kata Naomi.

            Sesampainya mereka dibawah ternyata seluruh anggota kepolisian sudah dihabisi dan para anggota mafia sudah mengambil Ali kembali dan meninggalkan surat terimakasih karena sudah memberikan Ali kepada mafia tersebut.

“Ah sial! Kita terlambat.” Kata Naomi.

“Kak, gue tahu dimana lokasi mereka menyembunyikan Ali. Dan tenang aja mereka tak akan bisa hidup abadi. Jika mereka ingin hidup abadi mereka membutuhkan kedua cincin tersebut sedangkan salah satu cincinnya ada di gue.” Kata Sinka.

“Lo tau darimana persembunyian mereka? Terus lo tau darimana soal cincin itu?” Tanya Naomi.

“Waktu gue kejebak di container, anak itu ngasih gue pandangan masa depan. Tepatnya sampai si Ali balik lagi, dan dia ngasih tau gimana cara kerja cincin itu. Cincin itu ternyata juga bisa ngebunuh seseorang dengan seketika.” Jelas Sinka.

“Tunggu-tunggu, si Ali balik lagi? Balik kemana? Maksudnya?” Tanya Naomi.

“Ah kelamaan, udah ayo ikut gue.” Kata Sinka.

            Mereka berdua pun langsung menaiki pesawat kepolisian untuk menuju ke suatu pulau. Beruntungnya para mafia tersebut bertempat tinggal sementara di pulau di Indonesia tepatnya di pulau Komodo.

“Kita sampai.” Kata Sinka.

“Pulau Komodo? Hmm jadi disini mereka bersembunyi. Oke kita langsung masuk ke gedung itu.” Kata Naomi.

            Sesampainya didalam gedung kumuh tersebut mereka berdua langsung berpencar untuk mencari dimana anak itu disembunyikan.

“Kak lo ke Barat, gue ke Timur.” Kata Sinka.

“Oke, hati-hati, Sin.” Kata Naomi.

            Selang beberapa lama, akhirnya Naomi lah yang menemukan Ali. Ali dijaga oleh beberapa bodyguard terpaksa Naomi harus melawan beberapa anak buah tersebut.

“Oke. It’s just begin.” Kata Naomi yang langsung menghajar beberapa bodyguard tersebut.

            Sementara itu Sinka bertemu wanita yang menyamar menjadi suster saat berada di rumah sakit waktu itu.

“Looking for something, sweety?” Kata wanita tersebut.

            Sontak Sinka pun langsung melawannya tanpa basa-basi. Sempat beberapa kali terkena pukulan, namun Sinka berhasil mengalahkannya dengan menjatuhkannya ke lantai bawah, dan akhirnya wanita itu terbunuh.

            Naomi pun juga telah menyelesaikan menghajar seluruh bodyguard yang menjaga Ali, selesai mengalahkan beberapa bodyguard rencananya Naomi ingin membawa lari Ali dari penyekapannya. Namun saat ingin dibawa lari, Naomi dicegah oleh bos mafia tersebut yang dimana bosnya adalah orang Indonesia sendiri.

“Where are u going, pretty?” Kata bos mafia itu sambil menarik rambut Naomi.

“What the hell is this?! Let me go!” Kata Naomi.

“Ingin aku lepaskan? Oke baiklah aku lepaskan.” Kata bos mafia tersebut.

“Hah?! Orang Indonesia?” Kata Naomi.

            Bos mafia tersebut mendorong Naomi jatuh ke lantai 2. Saat Naomi berteriak saat terjatuh Sinka pun mendengar dan langsung menghampiri Naomi, namun sayang sudah terlambat. Sesampainya Sinka di lokasi, Naomi sudah tersungkur jatuh ditanah.

“Kak Naomi.” Kata Sinka meratapi kakaknya yang meninggal terjatuh dari lantai 4.

“Sayang untuk apa memperdulikan jiwa satu orang seperti itu? Kita bisa mengambil alih dunia. Kita bisa hidup abadi. Kau punya cincin yang satunya kan?” Kata bos mafia itu terhadap Sinka.

“Apa-apaan ini? Kau orang Indonesia?! Kenapa kau mengkhianati negeri sendiri?! Dasar bajingan!” Jawab Sinka.

“Hahaha sudahlah jangan perdulikan satu nyawa yang tak berguna itu. Kita bisa menguasai dunia ini, kita bisa hidup abadi! Apa pentingnya satu nyawa bodoh itu?!” Kata bos mafia itu.

“Biar kutunjukkan apa arti satu nyawa yang kau hilangkan itu.” Kata Sinka langsung menyerang bos mafia tersebut.

            Ia bertarung habis-habisan sempat beberapa kali Sinka berhasil membunuh bos mafia tersebut, namun karena bos mafia itu memegang salah satu cincin itu jadi ia tetap hidup. Sampai akhirnya Sinka terjatuh dan kakinya tertancap di bebatuan.

            Sinka berusaha mencabut kakinya yang tertancap itu, beruntungnya ia masih memegang cincin tersebut jadi lukanya langsung sembuh.

“Kak Sinka bunuh dia dengan cincin itu, tancapkan sesuatu di cincin itu lalu tusuk jantungnya!” Kata Ali.

            Sinka pun mengambil sebuah batu tajam yang tadi menusuk kakinya, lalu ia melemparkan batu itu tepat di jantung bos mafia tersebut. Bos mafia tersebut tepat terkena di jantungnya. Seketika tubuh bos mafia tersebut langsung mengilang seperti debu yang tertiup angin.

“Akhirnya, aku berhasil.” Kata Sinka.

            Cincin itu pun akhirnya berhasil direbut kembali oleh Sinka. Sinka pun langsung meminta tolong Ali untuk menghidupkan Naomi.

“Ali, bisakah kamu?” Kata Sinka.

            Ali pun menggeleng, lalu ia berkata.

“Ini waktunya untukmu, kak Sinka.” Kata Ali.

            Sinka pun menggenggam kedua cincin tersebut diantara tangannya dan tangan Naomi. Cincin itu mengeluarkan cahaya lalu tiba-tiba ada sesosok perempuan keluar dari sebuah black hole, dan ternyata itu Naomi.

“Kak Naomi...” Kata Sinka sambil menghampiri Naomi untuk memeluknya.

“*tuk* Ini untuk tidak menangkapku.” Kata Naomi sambil menjitak kepala Sinka.

“Ah kakak rese lo.” Kata Sinka sambil cemberut memegangi kepalanya yang dijitak oleh Naomi.

“Dan ini untuk tidak menangkapku juga.” Kata Naomi sambil memeluk adik tersayangnya.

“Kita berhasil dan cincin ini akan kita bawa ke kedubes China.” Kata Sinka.

“Dan ini saatnya aku harus kembali.” Kata Ali sambil berjalan ke arah black hole atau lubang hitam dan tiba-tiba menghilang.

“Yap, aku sudah mulai takut karena ada sesosok anak kecil yang masuk ke black hole lalu menghilang begitu saja.” Kata Sinka.

            Akhirnya mereka berdua pun menyelesaikan misi yang termasuk aneh ini, dan berhasil mengembalikan cincin tersebut ke kedubes China, dan kedubes China memasukkan cincin tersebut ke musemu di China.

            Dan kedua kakak beradik ini akan terus menjadi detective terhebat di Indonesia, atau bahkan di Dunia(?)

TAMAT
Created By: @Kentun666 (Fitriyanto)

1 September 2015

Nb: Inspired by film "The Medallion"

0 komentar:

Posting Komentar