“Tolong!!! Tolong!!!” Terdengar
suara teriakan minta tolong dari seorang anak kecil perempuan yang kira-kira
berusia 6 tahun, ia sedang terapung-apung ditengah lautan.
“Paman!! Tolong ada yang ingin
tenggelam!” Kata seorang anak lelaki yang berumur sekitar 6 tahun di sebuah
kapal.
“Bertahan nak!!!” Kata paman
tersebut sambil menceburkan diri ke laut untuk menolong anak tersebut.
“Cepat naik! Bimo berikan dia
sebuah handuk untuk menghangatkan tubuhnya!” Kata paman tersebut sambil menaiki
anak perempuan tersebut ke atas kapalnya.
“Iya paman!!” Jawab Bimo sambil
mengambil handuk dan langsung menghandukinya.
“Nama kamu siapa nak?” Tanya
paman.
“N-nama ku Amanda Dwi Arista
paman, biasa dipanggil Manda.” Jawab anak perempuan tersebut.
“Bagaimana bisa kamu hampir
tenggelam di tengah lautan seperti ini? Dan kemana orang tua mu?” Tanya paman
itu.
“Kedua orang tua ku telah mati
tenggelam di lautan, mereka berusaha menyari batang kayu untuk menyelamatkanku
tapi nyawa mereka sendiri tidak selamat karena ombak yang cukup besar.” Kata
Manda sambil menangis dipelukan paman tersebut.
-----
14 Tahun Kemudian -----
Pagi
itu pagi yang sangat cerah di kota Bandung, Jawa Barat. Disana hiduplah seorang
wanita yatim piatu bernama Amanda Dwi Arista. Ia bekerja di sebuah perusahaan
semacam pengacara, ia terkenal di kantornya sebagai salah satu karyawan yang
memiliki prestasi kerja yang sangat bagus terbukti sudah beberapa kasus yang ia
selesaikan. Suatu hari ia diminta oleh bos nya untuk melayani sahabatnya yang
mempunyai masalah dalam persaingannya.
“Manda, saya ada client untuk
kamu lagi. Dia ini sahabat saya jadi usahakan kamu mengeluarkan kinerja terbaik
kamu ya.” Kata bos Agung.
“Baik siap bos, kalau boleh tau
apa client nya sudah datang?” Jawab Manda.
“Hmmm sekitar 5 menit lagi
mungkin dia akan sampai, kamu tunggu saja di lobby. Saya sudah memberitahu dia
agar segera bertemu denganmu.”
“Baik pak.”
Manda
menunggu di lobby kantornya, tak sampai 5 menit seorang menggunakan setelan jas
yang sangat rapih berjalan menghampiri Manda yang sedang duduk di lobby.
“Kamu Manda ya?” Kata orang
tersebut.
“Iya pak, bapak client saya?
Sahabat dari bos saya?” Tanya Manda.
“Iya benar sekali, mari kita
bicarakan masalah ini di luar. Disini terlalu banyak orang-orang.” Kata orang
itu.
“Baik pak mari.”
“Panggil saja saya bapak Fuji.”
Kata Fuji.
Sampai
lah mereka berdua di sebuah restoran yang terletak tak jauh dari kantor Manda.
“Baik pak Fuji apa masalah yang
ingin saya selesaikan ya kalau boleh tahu?” Tanya Manda.
“Begini, saya ini sedang bersaing
dengan seorang pemilik restoran yang berada di pulau Bali. Saya menduga dia ini
memiliki kecurangan dalam usahanya. Lebih tepatnya kami ini sedang berkompetisi
untuk mendapatkan predikat hotel terbaik di pulau Bali, dan kompetisi tersebut
memiliki beberapa aturan yang harus di patuhi oleh pesertanya. Dan saya menduga
kalau saingan saya ini melanggar salah satu aturannya. Bisa kamu membantu
saya?” Jelas Fuji.
“Jelas pak, sepertinya ini akan
mudah saya selesaikan hehe.” Jawab Manda.
“Baiklah kalau begitu kamu besok
sudah bisa terbang ke pulau Bali, masalah biaya semua saya yang tanggung ya.”
“Baik pak baik terimakasih banyak
pak Fuji.”
Keesokan
harinya Manda pagi-pagi sekali sudah harus berangkat ke bandara untuk terbang
ke Bali. 6 jam sudah Manda berada di pesawat dalam perjalanannya ke Bali,
akhirnya sampailah ia di bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Huah sampainyaaaa, perjalanan
yang sangat panjang ternyata.” Kata Manda. Tiba-tiba Manda mendapat pesan
singkat dari bosnya.
“Manda, bagaimana? Apa kamu sudah
sampai?”
“Sudah pak, ini baru saja
sampai.”
“Bagus sekarang kamu bergegas ke
pelabuhan terdekat dan langsung menuju ke pulau yang bernama Love Island. Lalu
kalau kamu sudah sampai sana kamu langsung menuju hotel Sotta, dan langsung
temui pemiliknya yang bernama Bimo.”
“Hah?! Masih harus naik kapal
lagi? Yaampun ternyata masih panjang perjalananku.” Kata Manda menggerutu.
Manda
pun bergegas menuju ke pelabuhan terdekat dan langsung menuju ke Love Island
dan langsung bertemu dengan pemiliknya.
“Permisi apakah ini hotel Sotta?”
Tanya Manda pada seorang pemuda tampan.
“Yap, benar. Kamu pegawai baru di
sini ya?” Tanya pemuda itu.
“Iya pak benar saya pegawai baru
di sini.”
“Hmm yasudah kamu masuk kedalam
dan kamu bisa langsung bekerja. Oh iya satu lagi, apakah aku terlihat seperti
bapak-bapak? Panggil aku dengan nama saja, namaku Bimo Wicaksono biasa
dipanggil Bimo.”
“Baik pak eh Bimo. Saya Amanda
Dwi Arista biasa di panggil Manda.”
Manda
langsung bergegas masuk dan berpura-pura menjadi pegawai baru di hotel tersebut
dengan maksud lain ingin menyelidiki hotel Sotta yang kabarnya melakukan
kecurangan dalam berkompetisi.
Keesokan
harinya hotel Sotta mendapat pelanggan baru dan pelanggan tersebut ingin melakukan
pernikahan di hotel tersebut.
“Nah lihat itu, itu adalah
pelanggan pertamamu. Cepat layani mereka dengan baik.” Kata Bimo sambil
berbisik ke Manda.
“Siap beres.”
“Selamat pagi selamat datang di
hotel Sotta anda ingin pesan kamar?” Sambut Manda dengan ramah.
“Iya mba kami ingin pesan 1 kamar
selama seminggu penuh, dan kami ingin mengadakan pernikahan di hotel ini.
Apakah bisa?” Tanya wanita tersebut.
“Sebentar ya saya tanyakan ke bos
saya dulu.” Kata Manda.
Manda
langsung menghampiri Bimo dan bertanya masalah pelanggan yang ingin mengadakan
pernikahan di hotel Sotta.
“Bim, disana ada pelanggan merak
berpasangan dan ingin mengadakan acara pernikahan di hotel ini, boleh tidak?”
Tanya Manda.
Bimo
hanya diam dan langsung menghampiri pelanggan yang berpasangan itu.
“Dasar cowo aneh.” Gerutu Manda.
“Selamat datang di hotel Sotta
ada yang bisa saya bantu?” Kata Bimo menyambut mereka.
“Anda managernya ya? Begini saya
dan pasangan saya ini ingin mengadakan acara pernikahan di hotel ini, apakah
boleh?”
“Bimo?” Kata salah satu pasangan
tersebut yang kaget melihat Bimo.
“Adit?”
“Yaampun Bimo apa kabar? Ini
hotel lu?” Tanya Adit.
“Iya Dit alhamdulillah gua punya
bisnis hotel kecil-kecilan lah di pulau ini hehe apa kabar lu? Yaampun duduk
dulu duduk dulu.” Jawab Bimo, ternyata Adit adalah teman lama Bimo semenjak
Bimo pindah ke Bali.
“Bim, aku mengurus pelanggan yang
lain dulu ya?” Kata Manda.
“Yasudah sana.”
“Ini lho Bimo ini teman
seperjuanganku waktu aku susah dulu Sof.” Jelas Adit kepada pasangannya.
“Halo, Bimo.”
“Iya, Sofia.”
“Ini calon lu Dit? Yaampun cantik
ya.” Kata Bimo.
“Ah bisa aja Bim hehe iya ini
calon gua. Gimana nih boleh nggak kita ngadain acara pernikahan di hotel lu
ini?” Tanya Adit.
“Oh ya jelas boleh dong kan lu
yang bantuin gua buat nyari dana dan akhirnya bisa gua bisa mendirikan hotel
sendiri hehe.” Jelas Bimo.
“Aduh terimakasih banyak nih Bim.
Rencananya kita mau ambil penginapan selama 2 minggu, acara pernikahannya sih
seminggu lagi semua udah siap tinggal nyari tempat eh dapet di tempat sahabat
rupanya hahaha.”
“Wah kebetulan banget ya hahaha
tapi kenapa cuman 2 minggu Dit? Sebulan aja sekalian hehe.” Kata Bimo.
“Aduh kita masih mau
keliling-keliling Bali Bim soalnya makanya nggak bisa lama-lama hehe.” Jelas
Adit.
“Hmm yaudah-yaudah nggak apa-apa
nanti gua bantu acara pernikahan lu deh, eh minum dulu dong minum dulu.” Kata
Bimo.
Hari
sudah menjelang malam. Malam itu rencananya Bimo ingin memeriksa data-data yang
sangat rahasia dari perusahaan hotel nya tersebut. Malam itu sudah menunjukan
pukul 23.30 tapi Bimo masih menyelesaikan dokumen di laptopnya, saat ia sedang
mengerjakan dokumen ia melihat Manda berjalan keluar dari kamarnya namun
matanya masih tertutup.
“Lho itu kan Manda, kok dia jalan sambil tidur ya? Ah biarkan lah
lagipula nanti juga dia kembali ke kamarnya lagi.” Kata Bimo dalam hati.
Bimo
pun tidak menghiraukan kelakuan pegawai barunya, ia terus sibuk mengerjakan
data di laptopnya sampai akhirnya terdengar sebuah teriakan dari kamar Adit dan
Sofia.
“Aaaaaaa!!!!!!!!” Sofia berteriak
kencang melihat di temoat tidurnya sudah ada Manda yang sedang tertidur pulas.
“Ada apa Sof ada apa?” Kata Adit
yang sembari keluar dari kamar mandi.
“Ini siapa Dit ini siapa?!!!! Eh
ini bukannya pegawai di hotel ini ya yang menyapaku tadi pagi? Ohh jadi seperti
ini kelakuanmu, selingkuh saat aku sedang keluar ya Dit?!” Kata Sofia sambil
emosi.
“Tidak tidak Sof kamu salah
paham! Aku sendiri tidak tahu kenapa dia tiba-tiba ada di kamarku!” Jelas Adit.
“Halah bohong! Semua laki-laki
sama saja!”
Ketika
Sofia dan Adit sedang bertengkar hebat, Bimo datang tadinya untuk menenangkan
mereka. Namun ia melihat Manda yang tertidur di kasur mereka dan Bimo langsung
tahu pusat masalahnya. Bimo diam-diam mengangkat Manda dan membawanya kembali
ke kamarnya.
Keesokan
harinya Bimo mencoba menjelaskan apa yang terjadi semalam kepada Manda.
“Heh kamu tahu apa yang semalam
kamu lakukan?” Tanya Bimo.
“Yang aku lakukan? Perasaan aku
tertidur dikamar dan nggak melakukan apapun.” Jawab Manda.
“Perasaanmu saja kan? Nih lihat
CCTV ini, kamu tertidur sambil berjalan dan kamu masuk ke kamar Adit dan Sofia
pelanggan yang meminta acara pernikahan disini.” Jelas Bimo sambil menunjukan
rekaman CCTV semalam.
“Hah? Yang benar?” Kata Manda.
“Apa bukti rekaman CCTV ini tidak
cukup?”
“Hmm baik-baik aku minta maaf,
lalu bagaimana sekarang?” Tanya Manda.
“Hmmm begini saja, kamu bantu aku
untuk membujuk mereka supaya tidak bertengkar lagi. Aku membujuk Adit dan kamu
membujuk Sofia, bagaimana?” Kata Bimo.
“Baik aku setuju.”
Mereka
berdua pun menemui Adit dan Sofia yang sedang menyendiri di masing-masing
tempat, Adit menyendiri di pinggir pantai dan Sofia menyendiri di restoran di
hotel tersebut.
“Gimana Dit seger ya angin malam
di pinggir pantai.” Kata Bimo sambil menghampiri Adit.
“Menurut gua nggak seger Bim.”
Kata Adit sambil cemberut.
“Ayolah kejadian semalam itu
cuman salah paham, maafkan pegawai baru gua ya. Dia itu memang perempuan yang
aneh dia suka tidur sambil berjalan jadi maklumi saja.” Jelas Bimo.
“Gua sih memaklumi ya Bim tapi si
Sofia itu loh dia itu nggak percaya orangnya.” Kata Adit.
Di
waktu yang sama Manda mencoba memberitahu kesalah pahaman Sofia terhadap Adit.
“Mba Sof, masih kesal dengan
kejadian semalam?” Tanya Manda.
“Menurutmu?” Jawab Sofia dengan
nada jutek.
“Hmm begini lho Mba Sof, itu
semua kesalah pahaman. Semua itu salahku, aku memang punya kebiasaan tidur
sambil berjalan dan itu semua di luar alam sadar ku jadi aku tidak tahu pergi
kemana saat aku tertidur sambil berjalan, jadi mohon maafkan aku ya.” Jelas
Manda.
“Benarkah itu?”
“Benar Mba benar.”
“Yasudah-yasudah aku maafkan
kamu.”
“Tapi maafkan Mas Adit juga ya,
dia sangat mencintai mu lho tadi dia curhat sama Bimo tentang perasaannya
padamu Mba Sof.” Jelas Manda.
“Baiklah aku akan maafkan dia.”
Semenjak
saat itulah Adit dan Sofia kembali berbaikan lagi. Keesokan harinya hotel
sedang penuh banyak sekali pelanggan yang berdatangan, sementara Manda sedang
mengurus pelanggan yang berada di restorannya dan Bimo hanya melayaninya
sendiri saja.
“Manda tolong bantu aku! Aku
sangat kerepotan!!” Kata Bimo. Manda tidak menengok ataupun menjawab panggilan
Bimo yang sedang butuh bantuan.
“Manda!!! Hey kamu dengar nggak
sih?! Aku sedang butuh bantuan!!!!” Kata Bimo sambil berteriak, namun Manda
tetap saja tidak menengok sekalipun. Akhirnya Bimo menyerah dan meminta tolong
pada Ricko asisten kepercayaannya untuk membantunya.
Sore
itu pelanggan sudah mulai kembali ke kamarnya masing-masing, Bimo dan pegawai
lainnya bisa beristirahat sebentar, saat itu Manda sedang bengong memandangi
lautan di pinggir pantai tiba-tiba Bimo menghampirinya dengan mengunyah permen
karet seolah-olah Bimo mengajak Manda berbicara, anehnya Manda menjawab Bimo
yang padahal Bimo hanya sedang mengunyah permen karet.
Malamnya
ia mengajak Manda untuk menyaksikan “Ritual Jiwa” di seberang pulau.
“Manda, aku ingin mengajakmu
untuk menyaksikan Ritual Jiwa di pulau seberang, apa kamu mau?” Ajak Bimo.
“Ritual Jiwa? Itu apa?” Tanya
Manda.
“Intinya mau atau tidak? Kalau
kamu menolak kamu akan menyesal lho.”
“Baiklah aku ikut.”
Akhirnya
Bimo, Manda, dan Ricko menuju ke pulau seberang. Tak sampai 1 jam mereka sudah
sampai di pualu tersebut. Pulaunya memang indah namun pulau itu sama sekali
tidak berpenghuni.
“Yap kita sampai.” Kata Bimo.
“Waah indah ya pulaunya, jadi apa
yang akan kamu lakukan disini Bim?” Tanya Manda.
Namun
Bimo tidak menjawab, Bimo langsung naik kekapal dan bergegas pergi meninggalkan
Manda sendirian di pulau tersebut.
“Hey!!! Mau kemana kamu?! Cepat
kembali!! Tunggu aku!!!!” Teriak Manda.
“Besok pagi akan ku jemput kamu
disini, selamat tinggal!!!!” Kata Bimo yang berteriak.
Hari
sudah mulai gelap, Manda tetap sendirian dan mulai merasa kedinginan. Untungnya
ia membawa sebuah jaket dan syal jadi ia merasa lebih baik. Ia pun juga mulai
membuat api unggun dan beberapa obor dari kayu yang ada di pulau tersebut.
Saat
ia sedang mengahangatkan diri tiba-tiba ia teringat masa lalunya yang sangat
buruk, ia mengingat saat mantan pacarnya mengakhiri hubungannya secara tidak
terhormat, ia juga teringat akan tante nya yang sangat kejam saat mengurus dia,
dan ia pun teringat saat kedua orang tua nya meninggal dunia tenggelam di
tengah lautan. Ia memanggil-manggil ibu dan ayahnya di dinginnya malam.
“Ibu... Ayah... Aku rindu pada
kalian... Ibu... Ayah...” Kata Manda sambil menangis. Ia pun meluapkan emosinya
sambil berteriak sangat kencang. Dan tak berapa lama kemudian ia tertidur
berselimutkan jaket dan dihangatkan oleh api unggun.
Keesokan
harinya saat ia terbangun ia melihat Bimo sudah ada didepan matanya.
“Buka jaketmu.” Kata Bimo.
“Mau apa kamu?! Jangan
macam-macam ya dengan ku!!” Jawab Manda yang takut akan di apa-apakan oleh
Bimo.
“Sudah ayo buka saja.” Kata Bimo
sambil membuka paksa jaketnya. Manda hanya diam, ia melihat Bimo meletakkan
jaketnya di sebuah ranting kayu.
“Hmm ah topi dan syalmu juga
lepaskan.” Kata Bimo, lagi-lagi ia meletakkan topi dan syal milik Manda di
ranting tersebut.
“Apa yang kamu lakukan?” Tanya
Manda.
“Inilah Ritual Jiwa itu. Jaket,
topi, dan syal mu itu di tinggal di pulau ini, itu menandakan dirimu yang dulu
kamu tinggalkan disini dan mulai lah dengan dirimu yang baru. Saat aku merasa
terpukul aku selalu datang ke pulau ini dan melepas semua masa lalu ku disini
dan memulai masa depan ku yang baru.” Jelas Bimo.
“Jadi sekarang kita kemana?”
Tanya Manda.
“Kembali bekerja laah ayo cepat
Ricko kita kembali.” Kata Bimo.
“Baik bos.” Jawab Ricko.
Di
tengah-tengah perjalanan speed boat yang dinaiki Ricko, Bimo, dan Manda
tiba-tiba kehabisan bahan bakar.
“Bos sepertinya bensinnya habis.”
Kata Ricko.
“Ah yang benar saja, memangnya
kamu tadi nggak memeriksa sebelum berangkat?” Kata Bimo.
“Maaf bos.”
“Yasudah cari pulau terdekat kita
beli bensin di sana.” Kata Bimo.
Akhirnya
mereka bertiga turun di salah satu pulau milik kakak sepupu Bimo yang tak lain
adalah saingannya sendiri dalam kompetisi tersebut. Saat mereka ingin membeli
bensin tiba-tiba kakak sepupu Bimo mendatangi mereka bertiga.
“Wah wah wah apa yang kau lakukan
di pulauku?” Kata Fuji, begitulah panggilan kakak sepupu Bimo.
“Aku hanya ingin membeli bensin
saja, kapalku kehabisan bensin.” Jelas Bimo.
“Eh sepertinya aku mengenal
wanita ini, iyakan nona Manda? Kurasa kamu tidak melupakan bisnismu denganku ya
nona, bolehkan ku undang kamu untuk ke kantorku sekarang sambil membicarakan
bisnis itu?” Kata Fuji.
“Kamu mengenalnya?” Tanya Bimo
kepada Manda.
Manda
hanya diam dan ia langsung ikut dengan Fuji menuju ke kantornya. Sesampainya di
sana Manda membantah untuk membantunya lagi.
“Cukup pak saya sudah selesai
dengan bapak dan saya tidak mau membantu bapak lagi.” Kata Manda.
“Tenang dulu tenang duduklah
disini dulu, saya akan ambilkan minum.” Kata Fuji.
Saat
Fuji sedang mengambilkan minum Manda melihat berkas-berkas Fuji yang tergeletak
di meja, dan tiba-tiba ada telepon dari asistennya memberitahu kalau ada
pelanggan yang berani membayar mahal untuk berbisnis di hotelnya.
“Permisi pak Fuji, ada pelanggan yang berani membayar sebesar 60 juta
rupiah kalau bapak ingin bekerja sama dengan menanam investasi di hotel ini,
kalau bapak berminat bisa langsung mengubunginya di nomor telepon 0821xxxxxxxx
terimakasih pak.”
Setelah
beberapa lama Bimo menunggu Manda untuk keluar dari kantor kakak sepupunya,
akhirnya ia keluar juga. Bimo agak sedikit kesal karena Manda tidak bercerita
apa-apa kalau sebenarnya ia mengenal kakak sepupunya. Malam itu saat mereka
sampai di hotel Sotta mereka langsung melayani pelanggan di restorannya.
“Selamat malam mas mau pesan
apa?” Tanya Manda pada Adit.
“Aku pesan banana split 2 ya.”
Kata Adit.
“Baik sebentar ya.”
“Banana split 2.” Kata Manda
kepada Bimo.
“Aku ingin menanyakan sesuatu
padamu, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu mengenal saudaraku?” Tanya Bimo
dengan nada sinis.
“Mana ku tahu kalau dia itu
sudaramu?” Jawab Manda yang langsung mengantarkan pesanannya.
Keesokan
harinya adalah hari pernikahan Adit dan Sofia, segala sesuatunya sudah di
persiapkan oleh Bimo dan para pegawainya termasuk Manda. Dari mulai dekorasi,
makanan dan lain-lain. Namun ada satu hal yang janggal, penghulu nya sudah
ditunggu selama hampir 1 jam belum datang juga. Akhirnya Bimo memutuskan untuk
menjadi penghulunya.
“Bimo? Apa yang lu lakuin? Lu
bisa jadi penghulu?” Tanya Adit yang berbisik pada Bimo.
“Udah tenang aja, yang penting lu
berdua nikah dan sah.” Kata Bimo.
Akhirnya
Bimo memutuskan untuk menikahi Adit dan Sofia, dan ternyata tidak buruk semua
berjalan dengan lancar. Setelah selesai acara ijab qobul tiba-tiba Ricko datang
dan berbisik pada Bimo.
“Bos kita mengalami masalah di
dapur, apa kau bisa membantunya?” Kata Ricko.
“Baik aku akan segera kesana.”
Kata Bimo kepada Ricko.
“Emm kalian nikmati dulu ya
acaranya aku permisi sebentar.” Kata Bimo kepada semua tamu dan para pengantin.
Manda
mengikuti Bimo yang sedang terburu-buru berjalan ke dapur, Manda mengintip dari
celah jendela dapur ternyata Bimo pandai memasak dan bau masakannya sangat
harum sekali.
Acara
pun di lanjutkan setelah makan malam, Adit memberikan kejutan kepad Sofia
dengan menyanyikan sebuah lagu indah diiringi dengan permainan piano.
“Aku ingin memberikan kejutan
kepada Sofia, aku akan menyanyikan sebuah lagu yang akan kita kenang
selamanya.” Kata Adit yang sudah berdiri di atas panggung.
Tanpa
berlama-lama Adit langsung menyanyikan lagu dari salah satu band Indonesia
yakni Nidji dengan lagu yang berjudul Rahasia Hati. Semua penonton
menikmatinya, namun Bimo melihat ada yang aneh pada Manda. Seolah ia tak
mengerti dengan lagunya, Manda langsung bergegas keluar dan disusul oleh Bimo.
“Man!! Manda!! Kenapa kamu
keluar?” Tanya Bimo.
“Ohh nggak lagu didalam terlalu
sendu aku jadi sedih mendengarnya.” Kata Manda.
“Hoo sendu, hmm bagaimana kalau
aku buatkan minuman untukmu? Kamu mau?” Kata Bimo.
“Boleh.”
“Baik kamu tunggu disini sebentar
saja ya.” Kata Bimo.
Manda
menunggu di sebuah meja yang terletak dipinggir pantai, tak berapa lama
kemudian Bimo muncul membawakan segelas minuman yang sangat cantik.
“Nah ini dia, silahkan dinikmati.”
Kata Bimo.
“Wah cantik sekali warnanya, apa
namanya?” Tanya Manda.
“Nama?” Kata Bimo bingung.
“Iya nama, untuk minuman secantik
ini harus ada namanya dong.” Kata Manda.
“Ayolah itukan hanya minuman saja
kenapa harus di beri nama?”
“Yasudah aku saja yang memberi
nama, hmmm minuman ini seperti samudra. Bagaimana kalau namanya ‘Cinta Dasar
Samudera’? Bagus tidak?” Kata Manda.
“Bagus bagus, sudah sekarang
rasakan dulu.” Kata Bimo.
Manda
mencicipinya dengan sedotan yang ada diatasnya, dan reaksinya...
“Whoaaaaa enak sekaliiiiiii aku
sukaaaaaaaa.” Kata Manda sambil tersenyum bahagia.
“Baguslah kalau kamu suka, aku
jadi senang hehehe.” Kata Bimo.
“Oh iya itu tulisan tattoo di
lengan mu apa?” Tanya Manda.
“Oh ini tulisannya Katherine.”
“Katherine? Itu siapa?” Tanya
Manda.
“Hmm wanita yang paling
kusayangi.” Kata Bimo.
“Oh iya kamu ini pandai memasak
ya? Kenapa tidak jadi koki saja?”
“Ah nggak ah ada beberapa alasan
mengapa aku tidak ingin menjadi koki hehe.” Kata Bimo sambil tersenyum.
Bimo
terlihat tersenyum senang juga melihat Manda bisa senyum seperti itu, ia merasa
puas.
Malam
nya Bimo dan Manda tidur di tenda mereka masing-masing yang terletak dipinggir
pantai. Bimo meletakkan tali dan surat didepan tenda Manda. Ia menulis.
“Ikatlah tali ini di tanganmu agar aku bisa menjagamu supaya tidak tidur
berjalan lagi. Dari Bimo.”
Manda
tersenyum dan mengikat tali itu di lengannya, lalu ia menarik talinya sambil
mengucapkan selamat malam kepada Bimo.
Keesokan
harinya saat Manda terbangun dia kaget karena tiba-tiba ia sudah berada di luar
tenda dan berada dipinggir pantai.
“Dasar laki-laki katanya ingin
menjagaku huh.” Manda menggerutu.
Manda melihat
jejak kaki yang mengarah ke tendanya dan ia segera mengikutinya. Saat ia buka
tenda itu ternyata didalam ada Bimo sedang memegang berkas dokumen pengintaian
Manda atas hotel Sotta.
Disitu Bimo
mulai kecewa, begitu teganya kah dia menyelidikinya.
“Jadi kamu tidak percaya
denganku” Kata Bimo dengan wajah seriusnya.
“Baik aku minta maaf dan aku akan
pergi.” Kata Manda.
Bimo
yang sudah kesal membiarkan Manda untuk kembali ke Bandung. Hari itu juga
bertepatan pengumuman kompetisi hotel terbaik di Bali. Manda menyempatkan diri
untuk melihat hasilnya.
“Baik data yang diperoleh Tuan
Fuji mendapat keuntungan sebesar 195 juta dalam 3 bulan, sedangkan Tuan Bimo
mendapat keuntungan sebesar 205 juta dalam 3 bulan. Jadi bisa dipastikan
pemenangnya adalah Tuan Bimo.” Kata Juri.
“Tunggu dulu.” Kata Fuji.
“Ada apa Tuan Fuji?” Tanya Juri.
“Begini, ini sebuah kompetisi
kan? Dan sebuah kompetisi itu ada aturannya bukan? Nah salah satu aturan
kompetisi ini adalah di larang mendatangi pulau lawan. Tapi aku mempunyai bukti
rekaman CCTV kalau Bimo datang ke pulau ku dengan beralasan ia kehabisan bahan
bakar, bukan hanya itu saat aku mengajak teman wanitanya ke kantor ku teman
wanitanya itu tidak sengaja mendengar telepon dari asistenku yang memberitahu
kalau ada investor besar yang berani menanam saham di hotelku. Tapi dengan
wanita itu mencuri infonya, Bimo mengambil pelangganku. Dan aku juga mempunyai
bukti tambahan. Yakni Ricko.” Jelas Fuji.
“Iya benar, bos Bimo berpura-pura
kehabisan bahan bakar dan menyuruh teman wanitanya untuk memata-matai kantor
dari bapak Fuji.” Kata Ricko.
“Ricko? Bajingan sekali kau.”
Kata Bimo kesal.
“Baik dengan begitu tuan Bimo di
diskualifikasi dan pemenangnya adalah tuan Fuji.” Kata Juri.
“Ya memang berandalan seperti dia
tidak pantas memenangkan kompetisi ini, sama seperti ibunya berandalan!” Kata
Fuji.
“Kurang ajar kau!! Hina aku kalau
berani!!! Sekali lagi kau hina ibuku akan ku bunuh kau!!!” Kata Bimo yang sudah
kesal dan ingin menghajar Fuji.
“Lihat kan bagaimana kelakuan
berandalan! Sekali berandalan tetap saja berandalan!” Kata Fuji.
“Tunggu!!!” Teriak Manda.
“Semua yang dikatakan Fuji
berbohong, ini buktinya.” Kata Manda yang sambil memberikan surat kesehatan THT
nya dari dokter.
Di
surat itu tertulis bahwa ”Amanda Dwi
Arista memiliki gangguan pendengaran sebanyak 70%”
“Jadi nona Manda....” Kata Juri.
“Ya pendengaranku saat ini hanya
30% itu juga kalau aku menggunakan alat bantu pendengaran, kalau aku tidak
memakainya aku hanya bisa mendengar 20% saja.” Jelas Manda.
“Hah!! KAU PIKIR KAMI AKAN
PERCAYA DENGAN SEMUA KEBOHONGANMU?! TIDAK AKAN!!!!" Kata Fuji sambil
berteriak keras di telinga Manda.
Fuji
mencoba mengadakan test di telinga Manda menggunakan senapan angin yang di
tembakkan didekat telinga Manda. Beberapa kali senapan itu di tembakkan dan
ternyata memang benar, Manda sama sekali tidak bisa mendengar.
“Kalau begitu tuan Fuji di
diskualifikasi dan pemenangnya adalah tuan Bimo.” Kata Juri.
Ibu
dan adik Bimo ikut bangga yang bersama-sama menyaksikan langsung. Bimo melihat
Manda ingin pergi menuju pelabuhan, ia mencoba mencegahnya.
“Manda!!!! Amanda!!!!” Teriak
Bimo.
“Kenapa kamu meneriaki ku?
Padahal kamu sudah tahu jelas kalau aku tidak bisa mendengar.” Kata Manda
sambil menitihkan air mata.
“Aku sudah tahu Man, aku tahu
itu.” Kata Bimo sambil memegang pundak Manda.
“Tahu apa? Tidak semua hal kamu
tahu!”
“Man bisakah kamu jangan pergi?
Tolong Man tolong.” Kata Bimo memohon.
“Tugas ku sudah selesai disini.
Aku harus kembali.”
“Manda tolong beranikanlah
dirimu, sekali saja kamu berani untuk aku.” Kata Bimo.
“Berani? Berani katamu? Kamu
menyuruhku untuk berani tapi lihat dirimu! Kamu mempunyai bakat memasak dan
kamu pernah bilang kalau kamu takut untuk menjadi koki kan?!” Kata Manda sambil
menangis.
“Alasan ku menolak menjadi koki
karena bisnis hotelku ini, aku tidak bisa meninggalkannya. Kalau aku
meninggalkan hotel ini akan ada masalah besar dalam keluargaku.” Jelas Bimo.
Manda
hanya diam dan langsung berlari menuju pelabuhan untuk kembali ke bandara I
Gusti Ngurah Rai dan kembali ke Bandung. Saat Manda ingin naik kapal menuju ke
kota Bali tiba-tiba Ricko datang.
“Amanda!!!! Man!!! Amanda!!!!!”
“Ini Man, saat aku mengcopy data
dari laptop Bimo aku tidak sengaja mencopy buku diary nya juga. Hanya ini yang
bisa kulakukan untuk menebus dosaku pada bos Bimo, dan kuharap saat kau
membacanya kau akan kembali.” Jelas Ricko.
Manda
langsung mengambil flashdisk itu dan langsung naik kekapal. Sesampainya di
dermaga ia beristirahat sambil membuka laptopnya untuk melihat apa isi dari
diary Bimo. Beginilah isinya.
23
Juli 2014
Ricko
selalu saja mengirimkan masalah untukku, kali ini dia mengirimkan pegawai baru
untuk hotelku...
24
Juli 2014
...Orang
datang cinta itu datang secara tiba-tiba. Dan sepertinya aku merasakannya saat
itu juga...
26
Juli 2014
...Aku
merasa aneh dengan wanita ini, beberapa kali aku berteriak memanggilnya kenapa
dia tidak menengok? Apakah dia... Malamnya aku mengajaknya untuk menjalankan
Ritual Jiwa. Aku berbohong padanya, sebenarnya aku tidak meninggalkannya.
Selama malam itu au tetap berada di pulau itu menyaksikannya menangis,
menyaksikannya bersedih. Melihatmu menangis seperti itu, aku juga ikut
menangis...
27
Juli 2014
Hari
ini aku mencoba membuktikannya, aku berpura-pura bicara padanya padahal aku
hanya sedang mengunyah permen karet, dan benar saja dia menjawabnya. Jadi dia
tuli. Pada saat itu aku ingin memeluknya dan bertanya ‘Bagaimana kamu melewati
ini semua?’ dia sungguh wanita yang tegar.
28
Juli 2014
...Malam
itu malam yang cukup melelahkan, selesai sudah acara pernikahan sahabatku Adit
dan Sofia. Aku merasa ada yang aneh pada Manda saat Adit memainkan sebuah lagu
dengan pianonya. Manda tiba-tiba pergi keluar dan aku mengerti apa yang ia
rasakan. Aku mencoba membuatnya bahagia pada malam itu, aku membuatkannya
minuman special, yang ia beri nama ‘Cinta Dasar Samudera’ nama yang indah...
29
Juli 2014
...Aku
tidak ingin membiarkannya berjalan sambil tertidur lagi jadi ku ikatkan tali
pada lenganku dan lengannya. Dan ternyata... Wanita aneh tertidur sambil
berjalan. Dia terhenti di pinggir pantai, akupun itu tertidur dengannya di
pinggir pantai...
30
Juli 2014
Pagi
ini aku senang, bisa menemaninya sepanjang malam. Menemani tidur anehnya
hehe... Tapi matahari sudah mulai terik, akan ku ambilkan sebuah payung. Oh iya
serta handuk juga untuk mengeringkan rambutnya yang terkena deburan ombak
kecil. Tapi saat aku melihat kedalam tenda nya... Huh. Sebenarnya aku tidak
kesal sama sekali, aku tahu dia wanita yang baik namun ia cepat sekali
memutuskan untuk pergi dari sini... Aku punya rahasia, andai saja aku sempat
mengatakan rahasia itu padanya...
Manda
menangis membaca itu semua, ia langsung kembali menuju ke Love Island tepatnya
kembali ke hotel Sotta. Saat sesampainya di Love Island, ia berteriak memanggil
nama Bimo sambil berlari menuju hotel Sotta. Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu
bertanya pada Manda.
“Kamu yang namanya manda ya?”
Kata ibu-ibu tersebut.
“Iya bu benar, ada apa ya? Dan
ibu siapa?” Tanya Manda.
“Ini tadi Bimo menitipkan surat
ini untuk wanita yang bernama Manda kalau dia kembali lagi kesini. Saya ibunda Bimo,
nama saya Katherine.” Jelas ibunda Bimo.
“Katherine? Jadi yang ia tulis di tangannya itu nama ibundanya?”
Kata Manda dalam hati.
“Baik bu terimakasih suratnya.”
Manda
membaca isi suratnya, dan isinya adalah.
“Man, kalau kamu sudah membaca surat ini berarti aku sudah tidak berada
di pulau ini lagi. Aku memutuskan untuk memberanikan diri menjadi koki. Kamu
sudah membuatku semangat untuk menggapai apa yang aku cita-citakan. Sekali lagi
terimakasih banyak Amanda.”
Manda
pun menangis karena ia menyesal, dan ia tidak bisa bertemu dengan Bimo lagi.
-----1 Tahun Kemudian-----
Amanda
sudah kembali berada di Bandung, dan ia memutuskan untuk resign dari kantor
lamanya semenjak 1 tahun yang lalu. Dan sekarang dia bekerja di perusahaan
ternama di Bandung. Seperti biasa kinerja Manda sangatlah bagus, banyak
perkembangan positif yang didapatnya contohnya sekarang ia tidak malu lagi
memakai alat bantu pendengaran.
“Mandaaa!!!” Panggil
teman-temannya dikantor.
“Haaaiiii”
“Man ini ada client susah banget,
lo aja ya ayang ngurus?” Kata teman 1 kantornya.
“Hmm iya-iya gampang deh bisa
diatur.” Kata Manda.
“Asiiiik makasih banyak lho Man,
oh iya sekali-sekali gue traktir dong makan gitu di resto gimana? Buat ucapan
terimakasih gitu.” Ajak salah satu rekan kerjanya.
“Hmm nggak tau deh soalnya lagi
banyak kerjaan.” Kata Manda.
“Yaah padahal ada 1 resto yang
punya makanan penutup namanya keren banget lho, kalau nggak salah nama desert
nya itu hmmm Cinta Dasar Samudera.”
“Hah?! Yaudah ayo kapan kesana?!”
Kata Manda bersemangat.
“Aduh jadi semangat gini ada apa
nih?”
“Ceritanya panjang deh pokoknya,
ayo kapan kesana?”
“Hmmm nanti malam gimana?”
“Jadi!!!!!”
Malam
itu juga Manda dan temannya menuju ke restoran yang terletak dibilangan mall
daerah Bandung kota tersebut, Manda langsung ingin memesan desert nya.
“Mas saya mau desert yang ini
satu dong.” Kata Manda kepada waiters resto tersebut.
“Wah maaf mba disini kalau mau
pesan yang ini harus 1 paket.”
“Hmmm apa desert nya minuman
dengan warna yang cerah?” Tanya Manda.
“Aduh maaf juga mba kita nggak
bisa ngasih tahu akhirnya.”
“Yasudah saya pesan paket yang
ini satu ya.” Kata Manda.
“Lo laper apa gimana Man?” Tanya
temannya.
“Duh pokoknya panjang deh
ceritanya.”
Hidangan
yang pertama pun datang, dengan secepat kilat Manda langsung menghabiskan
hidangan pertama, hidangan kedua datang, ketiga, dan Manda pun terus
menghabiskannya dengan cepat karena sudah tidak sabar dengan desert nya.
Sementara itu di dapur Bimo beserta para koki nya sedang berpamitan karena Bimo
ingin melanjutkan studi nya di Perancis.
“Bos sebenarnya kami ingin sekali
bekerja denganmu.” Kata salah satu koki disana.
“Yaa mau bagaimana lagi aku harus
melanjutkan studiku hehe sudah bekerja sana, aku mau berangkat sekarang.” Kata
Bimo.
Akhirnya
hidangan terakhir pun datang Cinta Dasar Samudera, saat Manda melihat desert
itu ia langsung berlari ke arah dapur untuk bertemu dengan Bimo.
“Mba maaf pelanggan dilarang
memasuki dapur.” Kata seorang koki.
“Tidak aku hanya ingin tahu apakah
bos kalian bernama Bimo Wicaksono?” Tanya Manda.
“Iya benar, baru saja ia pergi
keluar.”
Manda
langsung mengejarnya keluar restoran ia mengelilingin hampir seluruh mall untuk
bertemu dengan Bimo. Ia mencari-cari memanggil-manggil nama Bimo sampai akhirnya
ia mencoba mencari di parkiran mobil sambil berteriak memanggil nama Bimo
berulang kali. Sementara itu Bimo yang juga berada di parkiran mendengar suara
panggilan namanya, tapi saat ia ingin menghampiri suara itu ia di telepon oleh
supirnya.
“Pak permisi mobil anda sudah siap.”
“Baik saya segera kesana.” Kata
Bimo.
Gagal
sudah harapan Manda untuk bertemu dengan Bimo.
2
Bulan kemudian, saat itu Manda sedang berbelanja di salah satu toko minyak
wangi. Tanpa sengaja ia melihat wanita yang tak asing, wanita itu adalah Sofia.
Wanita yang dulu menginap di hotel Sotta.
“Sofia?”
“Manda? Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”
Teriak Sofia senang.
“Ssssst hahaha bagaimana kabarmu
mba Sof?” Tanya Manda.
“Baik-baik, kamu sendiri
bagaimana?” Tanya balik Sofia.
“Baik juga mba hehehe.”
“Ohiya bulan depan aku mau
melangsungkan ulang tahun pernikahanku di hotel Sotta Love Island lho, kamu
datang ya?” Kata Sofia.
“Aduh mba nggak tahu nih soalnya
jadwalku padat banget.” Kata Manda.
“Aaaaaahhhh pokoknya harus
datang! Ingat itu ya!!”
“Hmm iya-iya insyaallah deh mba
hehehe.”
1
bulan kemudian, ternyata Amanda benar-benar tidak bisa datang ke acara ulang
tahun pernikahan Sofia-Adit yang pertama, ia ditugaskan untuk dinas ke luar
kota yakni dinas di Jakarta.
Sementara
itu di hotel Sotta saat Sofia dan Adit melaksanakan ulang tahun pernikahan yang
pertamanya tiba-tiba.
“Sepertinya seru sekali ya.”
Terdengar ada lelaki yang bicara di belakang Sofia.
“Aaaaaaaaaaaaa Bimooooo!!!!!”
Teriak Sofia senang melihat Bimo hadir di acara ulang tahun pernikahannya.
“Hahaha aku mendapat kabar kalau
di hotel Sotta ingin diadakan acara ulang tahun pernikahan maka dari itu aku
bergegas menuju kesini.” Kata Bimo.
“Aduh sahabat guaaa sinilah minum
dulu makan dulu lah.” Kata Adit.
“Aduh maaf banget nih Dit gua
nggak bisa lama-lama disini soalnya gua ada urusan di Jakarta dan abis itu
langsung balik lagi ke Perancis.” Kata Bimo menyesal.
“Yaampun tadinya ada seorang
wanita yang bisa nahan lu disini Bim, cuman sayangnya wanita itu nggak bisa
datang juga.” Kata Adit.
“Yasudah gua pamit dulu ya
bersenang-senang yaa kalian.”
Bimo
pun langsung bergegas menuju ke Jakarta menggunakan pesawat. Setelah 6 jam
perjalanan menggunakan pesawat akhirnya ia tiba juga di Jakarta. Ia sempat
mampir ke Monas untuk berjalan-jalan saja karena kebetulan hari itu hari Minggu
jadi Monas lumayan ramai.
Sementara
itu Manda juga baru sampai di Jakarta dan kebetulan ia juga mampir ke Monas,
namun saat di Monat ia sempat di godai oleh preman-preman kampungan.
“Hai cewek cakep-cakep jalan
sendirian aja, mau abang temenin hehehe.”
Manda
tidak menghiraukan preman-preman itu, namun lama kelamaan preman itu semakin
menjadi-jadi. Mereka mulai mencolek-colek Manda, Manda pun kesal dan
memberanikan diri untuk melawan dan akhirnya preman tersebut kabur, namun saat
preman tersebut kabur ia sempat mengejek Manda dari kejauhan dan membuat Manda
makin kesal. Akhirnya Manda memutuskan untuk melepas sepatunya dan melemparnya,
namun apa yang terjadi sepatu itu malah salah mengenai seorang lelaki. Manda
ketakutan akhirnya ia mencoba kabur, lelaki itu mencoba mencari siapa yang
melemparnya dengan sepatu ia melihat kebawah dan menemukan ada satu kaki yang
sepatunya hanya sebelah. Akhirnya lelaki itu mengikuti wanita itu pergi.
“Ini sepatumu bukan?” Kata lelaki
itu.
“I-iya maaf maaf.” Kata Manda
sambil menunduk karena malu.
Manda
mencoba mengambil sepatunya dari tangan lelaki itu namun lelaki itu menahan
sepatunya sampai akhirnya Manda melihat
wajahnya, yang ternyata itu adalah Bimo. Manda bengong, ia tidak percaya bisa
bertemu dengan Bimo disini.
“Apa kabar?” Tanya Bimo sambil
tersenyum.
Manda
tersenyum malu, ia masih gugup karena bertemu Bimo. Akhirnya mereka berdua
jalan bersama dan mulai membuka obrolan-obrolan.
“Jadi sesungguhnya kamu menyukai
aku kan?” Tanya Manda.
“Tahu darimana kamu? Geer haha.”
Kata Bimo.
“Halah sudah nggak usah bohong,
memangnya ada rahasia apa yang kamu ingin beritahu?” Kata Manda sambil meledek.
“Hah? Kamu membaca diary ku ya?”
Tanya Bimo sedikit kaget.
“Hahahaha.” Manda hanya tertawa.
“Dasar kamu ini melihat-lihat
privasi orang saja.” Kata Bimo sambil cemberut.
“Ayolah katakan saja apa rahasia
itu.” Kata Manda penasaran sambil mengajak Bimo duduk diteras Monas.
“Hmm kamu kan sudah tahu.”
“Hah? Memangnya apa?”
“Yang kamu tanyakan di awal pembicaraan
tadi.” Kata Bimo.
“Hmmmm aku juga menyukaimu.” Kata
Manda sambil tersenyum.
TAMAT
Created by: @Kentun666
(Fitriyanto)
23 Juli 2014
0 komentar:
Posting Komentar