R.I.P Humanity

Selamat malam, pagi, siang, sore sob. It’s been a long day~ Halah malah jadi nyanyi. Udah lama banget gue nggak ngisi blog. Ya mungkin buat kalian yang bias abaca blog gue yang berisi cerpen atau fanfict kali ini gue lagi pengen banget nulis sebuah artikel. Mungkin beberapa dari kalian nanya “Judulnya kok horror banget ya? Serem banget sih.” (lebay). Yap tapi emang yang gue rasain sekarang ya itu. Humanity atau rasa kemanusiaan itu udah nggak ada. Ada tapi beberapa? Nope. Fix habis alias ludes alias entek aliasn tewas. Why? Oke let’s get started.

17 September 2016
          Ini adalah bencana terbesar yang menimpa salah satu fauna kesayangan Nabi Muhammad SAW. Yap, kucing. Pada tanggal 17 September 2016 gue dapet kabar dari group KPKJ (Komunitas Pecinta Kucing Jakarta) kalau di Semarang, Jawa Tengah itu ada kejadian yang bisa dibilang kiamat kecil untuk kucing. Kronologis singkatnya waktu itu (entah sore, malam, pagi, atau siang) ada seekor kucing yang mungkin dia kelaparan. Si kucing ini masuk lah ke halaman rumah di kawasan Semarang. Kebetulan di halaman rumah tersebut si pemilik rumah sedang menjemur burung peliharaannya. Ya seperti yang gue bilang di atas, mungkin si kucing sudah sangat kelaparan dimakannya lah burung tersebut. Si pemilik yang memergoki kucing tersebut sedang mengunyah burung peliharaannya langsung tanpa piker panjang menangkap kucing tersebut lalu memotong
kedua kaki belakangnya HIDUP-HIDUP. Manusia? Yakin? Gue rasa dia iblis lho. Nggak ada manusia sekejam itu. Singkat cerita setelah kaki belakang kucing ini dipotong hidup-hidup lalu si kucing dimasukkan ke kantung kresek lalu di buang di dekat tempat sampah. Beruntunglah ada seorang CL (Cat Lovers) yang sedang leat dan dia mendengar suara kucing tersebut. Jelas ia sangat kaget, marah, sedih ketika mendapati keadaan kucing tersebut. Beruntung dia langsung cepat tanggap dan langsung membawanya ke drh. Alhamdulillah sekarang kucing tersebut sudah aman, sudah sehat, sudah dibuatkan alat untuk berjalan, dan sudah diadopsi. “Kok nggak diusut kasusnya?” Dari info yang saya dapat CL Semarang lebih memilih tidak memperpanjang masalahnya Karena tersangka adalah tetangganya sendiri.


20 Januari 2017
          Siang itu gue sedang enak-enaknya tidur pulas, tiba saatnya adzan Ashar dan sayapun terbangun. Dan sontak ayah saya bilang “Di depan ada kucing habis kelindes motor tuh, kasihan banget udah sekarat kayaknya bapak kasih makan sama minum nggak mau.” Langsung lah gue loncat dari tempat tidur dan ngecek ke depan rumah. Dan ternyata itu benar. Kondisi si kucing memang nggak ada pendarahan, tapi dari yang gue lihat tulang pinggul dan kaki belakangnya patah, Karena pas gue angkat kayak kesakitan. Ada salah satu anak kecil yang ngeliat kejadian tersebut dan langsung bilang ke gue “Yang ngelindes cewe mas, pake mio merah.” Dendam? Pasti. Sampai sekarang pun kalau ada cewe pakai mio merah parkir di daerah rumah gue pasti gue introgasi. Dan gue tau itu pasti bukan orang daerah rumah gue, karena di rumah  gue emang nggak ada yang punya motor mio merah. Singkat cerita saya minta bantuan dari teman-teman KPKJ untuk pertolongan pertama. Mulai dari diselimuti, dispet susu beruang, sampai dispet kuning telur. Gue tunggu beberapa jam tapi ini kucing nggak kunjung sehat. Akhirnya ini kucing gue bawa ke vet terdekat. Tapi hasilnya nihil, kucing tersebut mati pas sampai vet. Inalillahi. Tetep gue cari sampai sekarang kok tersangkanya, sambil ngandelin anak-anak kecil deket rumah. Karena gue tau, anak kecil nggak akan bohong.


13 Februari 2017
          Baru banget? Yap. Baru banget malam mini, dan karena post inilah gue nulis ini artikel. Lagi enak-enak buka Instagram, ketawa-ketawa baca post lucu, meme lucu, begitu ngescroll kebawah ada @gardasatwaindonesia ngepost video. Di video itu ada 2 kucing, pertama kucing tersebut kaki belakangnya ditemukan sudah remuk, busuk, dan berbau. Yang membuat saya curiga remuknya itu. Nggak akan mungkin kalau kucing nggak diapa-apain kakinya bisa remuk sendiri, tapi ya sudahlah tetap berfikir positif aja. Sayangnya kucing tersebut menyerah di jalan. Kucing tersebut meninggal. Yang kedua @gardasatwaindonesia menemukan kucing yang biasa mereka beri makan di pasar, saat ditemukan kondisi sudah sangat mengenaskan, kaki kanan belakangnya bekas ditebas oleh benda tajam (lagi-lagi kasus memotong hidup-hidup terjadi) dan lehernya bekas diikat dengan karet sampai bulunya rontok. Info terakhir yang saya dapat kucing yang kedua ini sudah dibawa ke vet dan mendapat pertolongan pertama.

          Beberapa kasus di atas kasus yang kebetulan gue temuin aja, belum lagi beberapa kasus yang dishare oleh para member group Peduli Kucing Jalanan dan Terlantar yang sering sekali merescue kucing yang terkena tabrak lari. Dan mungkin masih banyak kasus kucing tabrak lari di luar sana yang gue nggak tahu, dan mungkin masih banyak juga animal abuse di luar sana yang gue nggak tahu. Ah iya baru keingetan juga beberapa waktu lalu juga ada kok yang ngepost video kucing di lempar ke dalam kolam buaya, dan hasilnya kucing tersebut mati sia-sia. Dan kerennya lagi orang di sekitar malah menikmati kejadian tersebut, berteriak girang seolah yang mereka lempar itu ayam. Eits tapi kejadian tersebut bukan terjadi di Indonesia ya melainkan di negara lain (saya tidak tahu tepatnya di mana).

          Inti dari cerita, pengalaman, kasus di atas ya memang rasa kemanusiaan itu sudah nggak ada. Sekarang gue tanya salah itu kucing memangnya apa? Ya kucing memang punya otak dan bisa berfikir, tapi insting mereka dengan insting manusia memangnya sama? Manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna, makhluk yang memiliki akal dan pikiran. Kalau sudah berbuat keji seperti kasus-kasus di atas apa masih layak manusia disebut sebagai makhluk yang punya akal dan pikiran? I don’t think so. Beberapa pelaku kasus di atas paling kalau ditanya jawabannya “Cuman iseng aja kok.” Apa isengnya mereka itu nggak ada yang bisa lebih masuk akal lagi? Itu bukan iseng, itu kriminal.

          Cara mencegah supaya nggak ada kasus-kasus di atas lagi, cobalah untuk para manusia yang memang “katanya” memiliki akal dan pikiran itu coba dipikir lagi perbuatan yang mau anda lakukan. Dan untuk para animal defenders gue sih cuman bisa berharap biar bisa lebih tegas lagi buat ngehakimin para tersangka animal abuse entah itu diberi denda (pembiayaan sampai sembuh), ditelanjangi plus diarak keliling kampong, apapun lah asal bikin mereka jera. Kalau cuman “Nggak usah lah, nggak enak.” Kalau ngandelin ‘nggak enak’ ya pasti nggak enakan terus dan para tersangka merasa “Ah gue ngelakuin hal itu juga nggak ada yang marah kok.” Iya gue ngerti pasti mereka dibalas di akhirat, tapi seenggaknya bikin mereka jera dulu di dunia, akhirat itu urusan Tuhan. Dan para CL juga tolong, jangan buang kucing atau anjing atau apapun di pasar (Karena area pasar yang sering ditemui adanya animal abuse).

Kalau memang cuman mau melihara satu kucing/anjing ya silahkan hewan peliharaannya disteril supaya nggak beranak pinak dan ujung-ujungnya dibuang, hasilnya? Animal abuse. Balik lagi ke awal kan? “Ah steril mahal, bisa 3jt-an” Yakin? Itu berarti kamu kudet. Sekarang sudah banyak kok dokter hewan yang mengadakan steril murah bahkan gratis. Yap GRATIS. Tinggal seberapa aktifnya kamu aja cari-cari info di daerah kotamu. “Yah murahnya situ kan nggak murah buat kita.” Subsidi steril 150ribuan nggak bisa? HP-mu harganya berapa mas/mba saya tanya? Apa susahnya menyisihkan uang sedikit demi sedikit buat steril hewan peliharaanmu. Mencegah animal abuse mulailah dari sendiri, hanya dengan 150ribuan kamu bisa mencegah adanya overpopulasi, mencegah animal abuse, mencegah banyaknya kucing/anjing yang dibuang dan kehujanan di luar sana, mencegah banyaknya kucing/anjing yang tewas terlindas kendaraan. “Menyalahi kodrat tau, kan dia juga mau punya anak. Kasihan.” Kamu lebih kasihan hewan peliharaanmu disteril atau lebih kasihan lihat hewan peliharaanmu nggeletak di tengah jalan berlumuran darah? Fungsi steril itu banyak lho, mau tahu? Cek ke website ini http://anjingkita.com/artikel/20517/mengapa-hewan-peliharaan-perlu-disteril (tidak saya jabarkan di sini, Karena saya tidak memiliki izin untuk copast). Jadi masih mau melihat animal abuse yang lain atau kalian mau menyudahinya? Semua dimulai dari diri sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar